Arti Kata
Apa Itu Leptospirosis? Gejala, Dampak, dan Pencegahan: Waspada Saat Musim Hujan
Waspada penyakit Leptospirosis saat musim hujan. Kenali gejala, dampak, dan pencegahan bakteri Leptospirosis.
Penulis: Agustina | Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM - Baru-baru ini muncul kasus orang meninggal dunia akibat terkena penyakit Leptospirosis di Kota Solo.
Apa itu Leptospirosis? Berikut ini adalah penjelasan mengenai Leptospirosis, termasuk gejala, dampak, dan cara pencegahannya.
Melansir dari laman Tribunsolo.com, baru-baru ini seorang warga berinisial SH (60) di Kecamatan Banjarsari, Solo meningal dunia karena terjangkit virus Leptosipirosis.
Sementara itu, mlansir dari Tribunjogja.con, Dinas Kesehatan (dinkes) Kabupaten Sleman mencatat adanya kasus Leptospirosis di Bumi Sembada yang menjangkiti delapan orang dan tiga lainnya suspek hingga pertengahan bulan Maret 2024.
Lantas, apa sebenarnya Leptospirosis?
Apa yang menyebabkan munculnya penyakit tersebut dan bagaimana pencegahannya?
Berikut ini adalah penjelasan mengenai apa itu Leoptospirosis, termasuk gejala, dampak, dan pencegahannya.
Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan menjelaskan, Leptospirosis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.
Seseorang dapat terserang Leptospirosis, jika terkena urin atau darah yang terinfeksi bakteri Leptospira atau kontak dengan air maupun tanah yang terkontaminasi.
Untuk itu masyarakat harus lebih waspada ketika musim penghujan, karena banyak air menggenang di lingkungan yang mampu menjadi sumber penularan.
Beberapa herawan yang dapat menjadi perantara penyebaran Leptospira adalah tikus, anjing, sapi, kuda, dan babi.
Bakteri Leptospira dapat hidup selama beberapa tahun di ginjal hewan tersebut tanpa menimbulkan gejala.
Gejala Leptospirosis
Adapun gejala yang timbul karena bakteri Leptospirosis muncul 2 hari sampai 4 minggu setelah bakteri menginfeksi.
Melansir dari yankes.kemenkes.go.id, gejala Leptospirosis yakni, demam, sakit kepala, mual, muntah, dan tidak nafsu makan, diare, mata merah, nyeri otot, sakit perut, dan muncul bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.