Kabar Artis

Wisata NTT , Mengujungu Desa Mbengan di Manggarai Timur NTT, Punya Budaya dan Alam Menakjubkan

Banyak desa di Nusa Tenggara Timur hidup dalam tradisi budaya turun temurun yang terjaga Keasilan dan keunikan budaya yang eksotik itu menjadi daya

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
(KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)
Sanggar Seni Budaya Uma Lodok SMAN 2 Kota Komba di Desa Mbengan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT mementaskan tarian Kelong dan Wai Doka (Enggrang) saat penutupan Turnamen Bhayangkara Cup 1 Waelengga, Minggu, (24/7/2022). 

Jadi Tarian Keda Rawa adalah tarian khas bernuansa mistis yang dilaksanakan oleh tua-tua adat laki-laki. Tarian ini dilaksanakan tengah malam sekitar pukul 00.00 Wita dan pada pagi hari sebelum matahari terbit.

Adapun Ghan Woja, ghan artinya makan dalam bahasa etnis Kolor dan woja artinya bulir padi panjang. Jadi, ritual Ghan Woja adalah makan padi baru untuk menandakan berakhirnya tahun lama dan memasuki tahun tanam baru dalam kalender pertanian masyarakat.

"Ritual ini juga sebagai ungkapan rasa syukur bahwa tahun lama sudah lewat dan memasuki tahun baru masa tanam dalam kalender pertanian orang kampung Bungan," kata Ramang. Biasanya, lanjut Ramang, ritual ghan woja dilaksanakan Juli-September tiap tahunnya. Namun, pada 2022 agak terlambat karena anomali cuaca.

tarian Riik Kozu  di Kota Komba , Manggarai Timur
Sanggar Uma Lodok dari SMAN 2 Kota Komba dari Kampung Mok, Desa Mbengan memeriahkan HUT ke-71 RI dengan mementaskan tarian Riik Kozu (injak padi) di Lapangan Waelengga, ibu kota Kecamatan Kota Komba, Kelurahan Watunggene, Manggarai Timur, Flores, NTT, Selasa (16/8/2016) malam.

Baca juga: Wisata NTT , Puncak Wolobobo Bajawa Flores yang Mempesona, Sensasi Berada di Atas Awan

Jalannya ritual Ghan Woja

Sebelum dilaksanakan ritual Ghan Woja di rumah, masyarakat Kampung Bungan dilarang membuka kebun baru.

Ini aturan lisan yang secara turun temurun ditaati masyarakat setempat. "Ada masyarakat yang coba melanggar aturan adat ini. Buktinya tidak ada hasil jagung, padi di kebunnnya.

Selain itu jagung, padi tidak berbuah dan diganggu binatang-binatang," ujar Ramang.

Ia melanjutkan, orang yang menanam pertama di ladang adat yang berada disekitar mbaru mere (rumah adat) yakni Suku Nanga.

Jikalau tua adat Suku Nanga belum menanam pagi, jagung di kebun, warga lain dilarang menanam duluan. "Ini aturan adat yang ditaati oleh warga kampung bungan. Dan masih ada banyak ritual adat lainnya di Perkampungan Bungan," jelasnya. *

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved