Breaking News

Pemilu 2024

Golkar Buka Pintu untuk Jokowi Gabung, PDIP Sebut untuk Langgengkan Kekuasaan

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng mempersilakan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) untuk bergabung dengan partainya.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/IDRIS
Anggota DPR asal NTT, Melchias Marcus Mekeng alias Melky Mekeng saat menerima Pos Kupang Award 2023 di Hotel Aston Kupang, Senin (11/12/2023) malam. 

Di sisi lain, Jokowi telah melakukan pertemuan dengan ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran, termasuk Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Pernah juga dalam satu momen kunjungan kerja ke luar negeri, Jokowi mengenakan dasi kuning yang merupakan warna khas Golkar.

Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira mengatakan, dirinya tidak terkejut mendengar kabar Jokowi akan bergabung dengan Partai Golkar.

Andreas mengaku sudah membaca bagaimana perilaku Jokowi sebagai individu dan kekuasaan melalui beberapa rangkaian peristiwa selama ini.

Menurutnya, hal tersebut setidaknya terlihat sebelum Pemilu 2024 ketika Jokowi melakukan cawe-cawe.

"Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, upaya untuk menambah masa jabatan 3 periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," kata Andreas.

Baca juga: Tepis Rapat Tertutup Bahas Munas, Airlangga Sebut Hubungan Jokowi dan Golkar Begitu Erat

Andreas menuturkan, cawe-cawe Jokowi berlanjut ketika meloloskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah aturan.

"Drama seri cawe-cawenya kemudian beralih dengan "melabrak" UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman (Anwar Usman) di MK dan menjadikan putra Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto," ujarnya.

Selain itu, kata dia, cawe-cawe Jokowi berlanjut, yakni memenangkan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka dengan menggunakan semua instrumen kekuasaannya.

"Seri lanjutannya, yang kita perhatikan saat ini, meskipun putaran Pileg/Pilpres ini belum selesai, Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan seri cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen politik (baca: parpol) mana yang bisa ditunggangi untuk tetap berkuasa," ujar Andreas.

Andreas menjelaskan, hal itu setidaknya untuk mempengaruhi kekuasaan setelah Pemilu 2024 dan masa transisi kekuasaan ke depan.

"Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa seri cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung," imbuhnya.

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, sulit jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) maju menjadi kandidat Ketua Umum Partai Golkar. Sebab, Ujang menjelaskan ada syarat yang tak bisa dipenuhi Jokowi jika ingin maju dalam perebutan posisi Golkar 1.

Syarat itu yakni menjadu anggota Partai Golkar sekurang-kurangnya lima tahun dan tidak pernah menjadi anggota partai politik lain. Hal itu berdasarkan Pasal 18 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar.

"Karena kalau menjadi ketua umum Golkar itu syaratnya harus jadi pengurus minimal lima tahun, dalam aturan AD/ART seperti itu," kata Ujang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved