Wisata NTT
Wisata NTT, Menyaksikan Sensasi Meriahnya Lomba Pacuan Kuda Tradisional di Kefamenanu
Dan, perlombaan ini pun biasanya dilaksanakan dua kali setahun di dua tempat berbeda yaitu di Tanjung Bastian , Kecamatan Wini dan di Sasi
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Hampir setiiap tahun , warga Kabupaten Timor Tengah Utara menyaksikan lomba pacuan kuda tradisional di Kabupaten TTU.
Perlombaan ini pun biasanya dilaksanakan dua kali setahun di dua tempat berbeda yaitu di Tanjung Bastian , Kecamatan Wini dan di Sasi , Kota Kefamenanu sebagai ibu Kota Kabupaten TTU.
Lomba paduan kuda yang menjadi agenda tahunan pun menjadi spot baru Wisata NTT.
Diketahui, Kota Kefamenanu yang berbatasan langsung dengan Oekusi, Distrik Ambenu, Timor Leste ini, menawarkan sensasi dan memantapkan Lomba Pacuan Kuda Tradisional Sebagai Destinasi Wisata.
Lomba yang digelar Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara dan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI ini sukses mendatangkan banyak peserta mancanegara, khususnya Timor Leste.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Tawarkan Beasiswa TIAS bagi Dosen dan ASN Timor Leste
Lomba ini biasanya diikuti juga peserta dari Timor Leste. Tercatat, dua distrik di Timor Leste, Distrik Ambeno dan Distrik Cova-Lima, yang mengirimkan lima ekor kuda dan joki terbaiknya.
Selain itu, 113 peserta yang ikut berlomba berasal dari daerah sekitar Kefamenanu seperti Kabupaten Kupang, Malaka, Belu dan Rote Ndao.
Ribuan warga Kefamenanu pun memadati arena pacuan kuda yang lokasinya berada dekat Universitas Negeri Timor (Unimor) Kefamenanu.
Setda TTU, Raymundus Thaal mengatakan, kegiatan pacuan kuda cross border yang merupakan agenda lanjutan dan berkesinambungan dari kegiatan pacuan kuda memperebutkan Piala Bupati TTU.
Baca juga: Timor Leste: Deklarasi Melbourne Tegaskan Kembali Kemitraan ASEAN-Australia untuk Masa Depan
"Event ini mantapkan lomba pacuan kuda sebagai destinasi wisata unggulan di NTT, selain di Kefamenanu, kita juga miliki kegiatan ini bisa menghasilkan multiplier effect, mendorong semakin tumbuhnya ekonomi kreatif di sekitar obyek wisata," ungkapnya.
Selain itu, menurut Raymundus, dengan datangnya banyak wisatawan termasuk para peserta dan penonton akan meningkatkan peredaran uang di wilayah ini.
"Wisman Timor Leste datang mendukung timnya, ini muaranya adalah peningkatan pendapatan perkapita masyarakat," katanya.
Raymundus juga berharap pacuan kuda ini bisa menjadi stimulan bagi masyarakat TTU. "Dulunya kuda dijadikan sebagai alat transportasi, kini sudah jarang terlihat kuda di padang. Event ini menjadi stimulan bagi masyarakat TTU untuk beternak kuda," lanjutnya
Sementara itu, Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi, mengatakan, Kemenpar berkeinginan menjadikan pacuan kuda menjadi sebuah obyek atau pariwisata untuk semua orang bisa menyaksikan.
“Potensi ini ada di TTU, oleh karena itu mari kita terus benahi event ini, termasuk kostum joki. Ke depan kita usahakan supaya event berikutnya kuda standar mulai klas A ke atas itu sudah menggunakan atribut Fordasi yang benar sehingga orang yang menyaksikan juga ada kepuasan”, ujarnya.
Baca juga: Wisata NTT , Nikmati Keindahan di Pantai Pantai Kota Raja, Destinasi Wisata Baru di Ende
Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauzi mengamini pernyataan Hendri Noviardi. Lihat Foto Para peserta lomba pacuan kuda, saat tampil dalam Pacuan Kuda Cross Border Kefamenanu, Timor Tengah Utara (TTU), NTT.
Pacuan kuda digelar 18-21 Oktober 2018.(KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE) "Lomba Pacuan Kuda Cross Border 2018 ini dijadikan agenda tahunan. Kami akan terus dukung penuh.
Festival ini akan jadi agenda tahunan Kementerian Pariwisata, tentunya bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Provinsi NTT dan Dinas Pariwisata Kabupaten TTU. Event ini menjadi nilai plus untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Kefamenanu dan NTT,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan bahwa pihaknya ingin terus menghidupkan cross border atau dekat dengan negara tetangga.
Menpar mengingatkan kepada seluruh stake holder dan pelaku pariwisata di Kefamenanu untuk ikut mempromosikan acara ini dengan cara digital.
"Mainkan di Sosmed dengan membuat hastag, seperti Pacuan Kuda Crossborder Kefamenanu. Kami juga akan promosikan di sosial media. Dengan jejak digital ini, keaslian event lomba pacuan kuda di daerah yang dicanangkan sebagai 'New Tourism Territory' ini akan semakin terekspos," katanya.
Lomba Pacuan Kuda Crossborder di Arena Pacuan Kuda kilometer 9 Kefamenanu ini akan berlangsung selama empat hari.
Di hari pertama dan kedua akan digelar babak penyisihan di masing masing kelas yang dipertandingkan. Ada 2 kategori yang dipertandingkan, kelas nasional dan kelas lokal/sandel.
Kategori kelas nasional mempertandingkan 7 kelas yaitu Kelas A Super (Kuda dengan tinggi diatas 152 cm keatas), Kelas A3 (147,0 - 151,9 cm), Kelas A2 (142,0-149,9 cm) Kelas A (137,0-141,9), Kelas B (132,0-136,9 cm), Kelas C (127,0-131,9 cm) dan Kelas D (122,0-126,9 cm). Sedangkan Kategori Kelas Lokal/sandel mempertandingkan 3 kelas yaitu Kelas Lokal A (119,0-121,9 cm), Kelas Lokal B (117,0-118,9 cm) dan Kelas Lokal C (116,9 cm ke bawah).
Artikel lain terkait Wisata NTT
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.