Berita NTT

Impor Beras Picu Neraca Perdagangan NTT Defisit Awal Tahun

Impor ribuan ton beras ke provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memicu neraca perdagangan mengalami defisit di awal tahun.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
Petugas membongkar beras Bulog impor asal Vietnam beberapa waktu lalu di Pelabuhan Tenau Kupang, NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Impor ribuan ton beras ke provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memicu neraca perdagangan mengalami defisit di awal tahun.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Bali dan Nusa Tenggara (Bali Nusra), Susila Brata melalui Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kupang, Tribuana Watangtera mengatakan, Neraca Perdagangan Januari 2024 defisit USD0,02 juta atau terkontraksi sebesar 101,12 persen YoY.

"Arah neraca perdagangan NTT selama 2024 dipengaruhi oleh importasi bahan pokok dan bahan baku penolong," ungkap Tri, Kamis 29 Februari 2024.

Neraca Perdagangan regional Bali Nusa Tenggara pada Januari 2024 masih mencatatkan surplus USD17,75 Juta atau menurun sebesar 92,95 persen YoY.

"Kondisi ini turun dibanding tahun sebelumnya. Kegiatan ekspor menghasilkan devisa sebesar USD207,73 juta turun sebesar 25,11 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," lanjut Tri.

Meski demikian, Provinsi Bali dan NTT masih mencatat tren positif dangan pertumbuhan ekspor 18,46 persen dan 8,54 persen secara YoY. Sedangkan penurunan terjadi karena ekspor konsentrat tembaga turun 23.121 WMT dibandingkan tahun sebelumnya (YoY).

Dari ketiga kategori barang yaitu barang modal, barang konsumsi dan Bahan Baku & Penolong yang bertumbuh adalah barang konsumsi sebesar 26,38 persen atau tumbuh sebesar USD21,85 juta dari tahun sebelumnya.

Sementara Barang Modal tumbuh sebesar USD259,44 ribu atau 14,77 persen dan Bahan Baku & Penolong tumbuh sebesar USD185,63 juta atau 28,55 persen. Kondisi ini menurun dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Pemkab Belu Salurkan Bantuan Beras Cadangan Pemerintah Buat 1.370 KK di Kelurahan Manumutin

Kinerja impor regional Bali dan Nusa Tenggara pada awal 2024 tercatat sebesar USD189,98 juta atau tumbuh 644,42 persen YoY. Peningkatan terbesar terjadi pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu sebesar 1.048,35 persen dibanding tahun sebelumnya yang masih didominasi oleh importasi keperluan smelter.

Sebaliknya, untuk tiga barang kategori impor Barang Modal sebesar USD1,67 juta atau tumbuh 834,82 persen YoY, Barang Konsumsi sebesar USD3,72 Juta atau menurun sebesar 5,78 persen YoY dan Bahan Baku & Penolong sebesar USD184,52 Juta atau tumbuh 762,34 persen YoY.

"Untuk kategori impor yang mengalami peningkatan adalah barang modal dan bahan baku penolong. Barang konsumsi ini mengalami penurunan dan untuk kategori ekspor dan impor ini sangat meningkat. Sedangkan barang modal dan bahan penolong kategori ekspor mengalami penurunan. Di sisi impor justru terjadi kenaikan, begitu juga sebaliknya untuk barang konsumsi," jelas Tri. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved