Pilpres 2024

Di Tengah Sorotan Soal Makan Siang Gratis, Gibran Angkat Bicara: Belum Dilantik Kok Pada Ribut

Gibran Rakabuming Raka angkat bicara di tengah tajamnya sorotan publik tentang rencana makan siang dan susu gratis yang dikampanyelam selama ini.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
KOK PADA RIBUT – Gibran Rakabuming Raka heran atas sikap publik saat ini. Pasalnya sejumlah pihak ramai menyoroti program makan siang dan susu gratis. “Belum dilantik kok pada ribut? Tenang saja,” kata Giran. 

POS-KUPANG.COM  - Gibran Rakabuming Raka tetiba angkat bicara di tengah tajamnya sorotan publik tentang rencana makan siang dan susu gratis yang dikampanyekan pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju selama masa kampanye Pilpres pada Pemilu 2024 ini.

Dalam pernyataannya, Gibran yang juga Putra Sulung Presiden Jokowi itu menyatakan rasa herannya atas sikap publik khususnya sejumlah pihak yang benar-benar menguliti program makan siang dan susu gratis yang telah dikampanyekan selama ini.

“Saya belum dilantik aja udah pada rebut. Tenang saja,” ungkap Gibran ketika ditemui di Taman Balekambang, Solo, baru-baru ini.

Gibran yang juga Wali Kota Solo ini mengaku bahwa saat ini pihaknya masih fokus pada perhitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang masih berjalan.

Sejauh ini perhitungan resmi belum keluar.

“Pokoknya fokusnya perhitungan real count,” tuturnya.

Mengenai program yang akan dijalankan setelah terpilih, pihaknya berjanji tetap melalui kajian agar bermanfaat bagi masyarakat.

“Untuk yang seperti itu program pasti dijalankan, dikaji dengan baik dan bisa bermanfaat dengan masyarakat luas,” jelasnya.

Salah satu faktor penentu Paslon 02 Prabowo Gibran yakni silent majority.

Ia pun mengucapkan terimakasih kepada mereka yang telah menyalurkan hak suaranya.

“Ya itu biar para pengamat yang statement. Yang jelas kami senang sekali partisipasi pemilih pemula dan silent majority,” ungkapnya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto berencana memangkas subsidi BBM untuk program unggulan seperti makan siang gratis dinilai dapat mendongkrak angka inflasi RI.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti memprediksi kalau pemangkasan subsidi BBM dilakukan, itu akan berpotensi memunculkan inflasi yang tidak terkendali.

Berkurangnya subsidi BBM berarti harga BBM akan naik.

Akibat naiknya harga BBM, harga bahan pokok juga bisa ikut terkerek naik.

Ia mengatakan, sekarang ini saja sudah ada bahan pokok yang memiliki harga tinggi. Penyebabnya karena stok yang kosong di pasar retail.

"Nah beras aja sekarang sudah dibatesin. Orang mau beli dibatesin. Nah, gula sebagian di pasar retail sudah tidak ada. Kalau ada, harganya tinggi. Minyak goreng juga seperti itu nanti," kata Esther kepada Tribunnews, Jumat (16/2/2024).

"Terus apalagi nih BBM akan dicabut subsidinya atau dikurangi subsidinya karena fiscal space-nya itu kecil gitu kan (akibat) banyak proyek mercusuar," lanjutnya.

Esther mengatakan, berhubung barang-barang kebutuhan pokok itu tergolong dalam administered price, jadi jika mengalami kenaikan harga, pasti akan mendongkrak inflasi.

Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, mengungkapkan saat diwawancarai Bloomberg Television pada Kamis 15 Februari 2024, jika Prabowo dan wakilnya, Gibran Rakabuming Raka benar-benar menjadi presiden dan wakil presiden, maka bakal memangkas anggaran subsidi BBM demi merealisasikan program unggulan seperti makan siang gratis.

"Kami juga akan menemukannya (biaya program Prabowo) dengan mengurangi subsidi, subsidi yang tidak perlu," ujarnya dalam wawancara tersebut.

Sosok yang juga Wakil Ketua Umum PAN itu mengatakan bahwa upaya semacam itu bukan tanpa alasan lantaran 80 persen dari dana subsidi yang menembus Rp 350 triliun dinilai tidak tepat sasaran.

"Saat ini kita sedang melihat subsidi energi sebesar Rp 350 triliun di mana 80 persen ditargetkan utnuk mereka yang tidak memenuhi syarat untuk menerima subsidi."

"Sehingga, kami bakal menyesuaikan jumlah subsidi dari subsidi yang sebenarnya," tuturnya.

Pada wawancara tersebut, Eddy juga mengatakan bahwa Prabowo bakal meningkatkan rasio pajak demi membiayai sejumlah program.

Dia mencatat bahwa penerimaan pajak Indonesia hanya setara dengan 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurutnya, nominal ini terlalu kecil dibanding negara tetangga yang mempunyai rasio sebesar 14 persen.

Klarifikasi Eddy

Eddy kemudian mengklarifikasi terkait Prabowo Subianto bakal melakukan pemangkasan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) jika menjadi Presiden.

Dikutip dari Reuters, Eddy mengatakan Prabowo belum mengambil keputusan terkait pemangkasan subsidi BBM tersebut.

Baca juga: Kabar Terbaru, Prabowo-Gibran Bakal Bentuk Kementerian Baru Fokus Urus Makan Siang Gratis

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul Tiga Kali Lipat dari Ganjar-Mahfud, Total Suara Tembus 65,04 Juta

Dia mengungkapkan pihaknya baru menyarankan kepada Prabowo untuk melakukan peninjauan saja.

Hal ini dilakukan demi memastikan agar subsidi BBM yang disebut menembus Rp 500 triliun itu benar-benar tepat sasaran yaitu diterima oleh masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan.

"Saya tidak bisa mengatakan (Prabowo) sudah setuju, tapi saran dari tim ahli agar beliau membuat anggaran negara lebih efisien," ujarnya kepada Reuters, Jumat 16 Februari 2024. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved