Pilpres 2024
Profil Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan yang Bakal Menjadi Presiden RI Penerus Joko Widodo
Prabowo Subianto bakal didampingi Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, yang saat ini menjabat Wali Kota Solo, Provinsi Jateng.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dipastikan akan menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029, menggantikan Joko Widodo yang akan mengakhiri masa jabatan periode keduanya pada Oktober 2024.
Prabowo Subianto bakal didampingi Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, yang saat ini menjabat Wali Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah.
Hal itu diketahui dari hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei, termasuk Litbang Kompas, terhadap hasil Pemilihan Presiden (Pilpres), Rabu 14 Februari 2024.
Hingga Kamis 15 Februari 2024, hitung cepat Litbang Kompas menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran menempati posisi teratas di antara tiga pasangan capres-cawapres.
Dari 95,60 persen sampel yang sudah masuk pada Kamis 15 Februari 2024 pukul 17.001 WIB, Prabowo-Gibran meraih 58,51 persen, diikuti pasangan Anies-Muhaimin 25.22 persen, dan pasangan Ganjar-Mahfud 16,27 persen.
Meskipun hitung cepat Litbang Kompas bukan hasil resmi KPU, pilpres 2024 diperkirakan tidak berlanjut ke putaran kedua, melainkan hanya satu putaran.
Baca juga: Hasil Pilpres 2024: Capres 2 Unggul, Pendukung Padati Kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara
Adapun ketentuan mengenai Pilpres satu putaran tercantum dalam dua aturan yaitu dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Berikut ini merupakan syarat-syarat kemenangan satu putaran.
UUD 1945 Pasal 6A Ayat (3)
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
UU Pemilu Pasal 416 UU No. 7 2017
(1) Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50 persen (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20 persen (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari (setengah) jumlah provinsi di Indonesia.
(2) Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
(3) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 2 (dua) Pasangan Calon, kedua Pasangan Calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu
Siapa Prabowo Subianto
Tanda-tanda kemenangan pasangan Prabowo-Gibran sudah terlihat sejak Rabu (14/2/2024) sore. Para pendukung Prabowo Gibran berdatangan ke rumah Prabowo di Jakarta untuk menyampaikan proficiat dan mengekspresikan kemenangan dengan menyanyikan yel-yel dan lagu-lagu kemenangan.
Pada malam harinya Prabowo-Gibran menyampaikan pidato kemenangan di Istora Senayan Jakarta yang dihadiri pada pendukungnya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menampilkan dirinya sebagai pewaris Presiden Joko Widodo yang sangat populer, dan bersumpah untuk melanjutkan agenda modernisasi yang telah membawa pertumbuhan pesat dan menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran negara berpendapatan menengah.
“Kita tidak boleh sombong. Kita tidak boleh berbangga,” kata Subianto dalam pidato yang disiarkan televisi nasional dari stadion olahraga pada malam pemilu. “Kemenangan ini harus menjadi kemenangan seluruh rakyat Indonesia.”
Namun Subianto akan mulai menjabat dengan pertanyaan yang belum terselesaikan mengenai dampak pertumbuhan pesat terhadap lingkungan dan komunitas tradisional, serta kaitannya dengan penyiksaan, penghilangan orang, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya pada tahun-tahun terakhir kediktatoran brutal Suharto, di mana ia menjabat letnan jenderal.
Selain menjanjikan kesinambungan, Subianto hanya menyusun sedikit rencana konkret, sehingga membuat para pengamat tidak yakin mengenai dampak pemilihannya terhadap pertumbuhan negara dan demokrasi yang masih matang.
Mantan saingan Widodo yang kalah dalam dua pemilihan presiden darinya, Subianto menerima pemimpin populer tersebut untuk mencalonkan diri sebagai ahli warisnya, bahkan memilih putra Widodo sebagai pasangannya, sebuah pilihan yang bertentangan dengan batas usia konstitusional dan membuat para aktivis khawatir akan munculnya politik dinasti dalam demokrasi berusia 25 tahun.
Kemenangan Prabowo belum resmi. Kedua rivalnya belum kebobolan dan hasil resminya bisa memakan waktu hingga satu bulan untuk ditabulasikan, namun penghitungan tidak resmi menunjukkan dia meraih lebih dari 55 persen suara dalam pemilihan tiga arah.
Penghitungan tersebut, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemungutan suara dan berdasarkan jutaan sampel surat suara dari seluruh negeri, telah terbukti akurat pada pemilu-pemilu sebelumnya.
Subianto lahir pada tahun 1951 dari salah satu keluarga paling berkuasa di Indonesia, anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, adalah seorang politikus dan ekonom berpengaruh, dan seorang menteri di bawah Presiden Sukarno dan Suharto.
Ayah Subianto pertama kali bekerja untuk Sukarno, pemimpin perjuangan kemerdekaan Indonesia dari Belanda, sekaligus presiden pertama.
Namun Djojohadikusumo kemudian berbalik melawan pemimpinnya dan terpaksa diasingkan. Subianto menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di luar negeri dan berbicara bahasa Prancis, Jerman, Inggris, dan Belanda.
Keluarga tersebut kembali ke Indonesia setelah Jenderal Suharto berkuasa pada tahun 1967 setelah kudeta sayap kiri yang gagal.
Soeharto secara brutal menindak para pembangkang dan dituduh mencuri miliaran dolar dana negara untuk dirinya sendiri, keluarga, dan orang-orang terdekatnya.
Suharto menepis tuduhan tersebut bahkan setelah ia meninggalkan jabatannya pada tahun 1998.
Subianto mendaftar di Akademi Militer Indonesia pada tahun 1970, lulus pada tahun 1974 dan bertugas di militer selama hampir tiga dekade.
Pada tahun 1976, Subianto bergabung dengan Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia, yang disebut Kopassus, dan menjadi komandan kelompok yang beroperasi di wilayah yang sekarang disebut Timor Leste.
Kelompok hak asasi manusia mengklaim bahwa Subianto terlibat dalam serangkaian pelanggaran hak asasi manusia di Timor Leste pada tahun 1980-an dan 90-an, ketika Indonesia menduduki negara yang kini merdeka. Subianto membantah tuduhan tersebut.
Subianto dan anggota Kopassus lainnya dilarang bepergian ke AS selama bertahun-tahun karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan terhadap rakyat Timor Leste. Larangan ini berlaku hingga tahun 2020, ketika larangan tersebut secara efektif dicabut sehingga ia dapat mengunjungi AS sebagai Menteri Pertahanan Indonesia.
Pada tahun 1983, ia menikah dengan putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi.
Tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang semakin banyak menyebabkan Subianto dipaksa keluar dari militer. Ia diberhentikan dengan tidak hormat pada tahun 1998, setelah tentara Kopassus menculik dan menyiksa lawan politik Suharto, yang saat itu adalah ayah mertuanya.
Dari 22 aktivis yang diculik pada tahun itu, 13 orang masih hilang. Beberapa anak buahnya diadili dan dihukum, namun Subianto tidak pernah diadili.
Dia tidak pernah mengomentari tuduhan ini, tetapi dia mengasingkan diri di Yordania pada tahun 1998.
Sejumlah mantan aktivis demokrasi telah bergabung dalam kampanyenya. Budiman Sudjatmiko, politikus yang pernah menjadi aktivis demokrasi pada tahun 1998, mengatakan rekonsiliasi diperlukan untuk maju.
Sudjatmiko meninggalkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berkuasa untuk bergabung dengan tim kampanye Subianto.
Sudjatmiko mengatakan bahwa fokus internasional terhadap catatan hak asasi manusia Subianto terlalu berlebihan. “Negara maju tidak menyukai pemimpin negara berkembang yang berani, tegas, dan strategis,” ujarnya.
Subianto kembali dari Yordania pada November 2001, dan membantu mendirikan Partai Gerindra. Dia sempat mencalonkan sebagai wapres mendamping Capres Megawati Soekarnoputri pada tahun 2004, tetapi gagal.
Pada tahun 2014 dan 2019 Prabowo maju sebagai capres, namun dalam dua pilpres tersebut dia kalah dari saingannya Joko Widodo.
Dia menolak untuk mengakui hasil pemilu pada awalnya, namun menerima tawaran Widodo untuk menduduki posisi menteri pertahanan pada tahun 2019, dalam upaya untuk mencapai persatuan.
Pada pemilu terakhir, Subianto menghormati proses demokrasi.
Beliau berjanji untuk melanjutkan rencana pembangunan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, yang memanfaatkan cadangan nikel, batu bara, minyak dan gas yang melimpah di Indonesia dan memimpin negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini melalui pertumbuhan pesat dan modernisasi selama satu dekade yang memperluas jaringan jalan raya dan kereta api di negara ini.
Termasuk proyek senilai 30 miliar dollar untuk membangun ibu kota baru bernama Nusantara. Sebuah laporan dari koalisi LSM menyatakan bahwa keluarga Subianto akan mendapat keuntungan dari proyek Nusantata, berkat kepemilikan tanah dan pertambangan yang dimiliki keluarga tersebut di Kalimantan Timur, lokasi kota baru tersebut.
Seorang anggota keluarga membantah tuduhan laporan tersebut.
Subianto dan keluarganya juga memiliki hubungan bisnis dengan industri minyak sawit, batu bara dan gas, pertambangan, pertanian, dan perikanan di Indonesia.
Subianto sangat marah terhadap kritik internasional mengenai hak asasi manusia dan topik-topik lainnya, namun ia diharapkan tetap mempertahankan pendekatan pragmatis negaranya terhadap politik kekuasaan.
Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah memperkuat hubungan pertahanan dengan Amerika Serikat (AS) dan juga menarik investasi Tiongkok.
“Negara-negara seperti kita, negara sebesar kita, negara sekaya kita, selalu membuat iri negara-negara lain,” kata Subianto saat pidato kemenangannya usai pemilu. “Oleh karena itu, kita harus bersatu. Bersatu dan harmonis.”

Kedua mantan rival ini menjadi sekutu diam-diam: presiden Indonesia biasanya tidak mendukung kandidat, namun Subianto memilih putra Widodo, Walikota Surakarta berusia 36 tahun Gibran Rakabuming Raka, sebagai pasangan wakil presidennya, dan Widodo dengan malu-malu lebih memilih Subianto daripada calon wakil presidennya. mantan partainya sendiri.
Gibran Rakabuming Raka berusia di bawah usia minimum menurut undang-undang yaitu 40 tahun, namun diizinkan untuk mencalonkan diri berdasarkan pengecualian yang dibuat oleh Mahkamah Konstitusi – yang saat itu dipimpin oleh saudara ipar Widodo – yang mengizinkan gubernur dan mantan gubernur daerah untuk mencalonkan diri pada usia 35 tahun.
“Ini pertama kalinya dalam sejarah Indonesia seorang presiden yang menjabat memiliki kerabat yang menang dalam pemilihan presiden,” kata Yoes Kenawas, peneliti di Universitas Katolik Atma Jaya di Jakarta. “Bisa dikatakan dinasti politik Jokowi telah terbentuk di level tertinggi pemerintahan Indonesia.”
Subianto juga memiliki hubungan dekat dengan kelompok Islam garis keras, yang ia gunakan untuk melemahkan lawan-lawannya.
Namun untuk pemilu tahun 2024, Subianto menampilkan citra yang lebih lembut yang disukai oleh generasi muda Indonesia yang besar, termasuk video dirinya menari di atas panggung dan iklan yang menampilkan dirinya sedang bermain sepatu roda di jalan-jalan Jakarta seperti anime digital.
“Kita akan menjadi presiden dan wakil presiden serta pemerintah bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Subianto saat pidato kemenangannya.
“Saya akan memimpin, bersama Gibran (untuk) melindungi dan membela seluruh rakyat Indonesia, apa pun sukunya, apa pun rasnya, agamanya, apa pun latar belakang sosialnya. Ini akan menjadi tanggung jawab kami bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga kepentingan mereka.”
(*/abcnews.go.com/ap)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.