Wisata NTT
Wisata NTT, Desa Koja Doi di NTT yang Unik , Tak Ada Kendaraan Bermotor Hingga Jembatan Batu
Kabupaten Sikka yang memiliki beberapa pulau ternyata menyimpan keindahan dan keunikan tersendiri
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
“Salah satu dampak dari gempa dan tsunami tahun 1992 itu yang terparah di pulau ini, Pulau Kenari, Pulau Koja Doi,” kata Kepala Desa Koja Doi bernama Hanawi dalam acara tur virtual tersebut.
Ia melanjutkan, situs ini menjadi salah satu pengingat bagi generasi selanjutnya tentang dahsyatnya bencana tersebut. Baca juga: Rayakan Momen 17 Agustus dengan Wisata Virtual ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi
3. Punya kesenian
Tari Balumpa Tari Balumpa merupakan tari tradisional Desa Koja Doi yang digunakan untuk menyambut tamu atau wisatawan.
Tarian ini menyuguhkan perpaduan budaya Maluku dan Buton. Lihat Foto Ilustrasi tari Balumpa Sulawesi Tenggara(pinterest.com/tomiaoceandive) Wisatawan juga bisa belajar menari di sanggar budaya Desa Koja Doi.
Sanggar tersebut dikelola masyarakat setempat yang selalu siap sedia kapan pun wisatawan datang.
4. Punya kain tenun khas Koja Doi
Salah satu kerajinan khas Koja Doi adalah kain tenun. Kerajinan ini dibuat masyarakat setempat dengan alat yang masih tradisional.

Proses pembuatan kain tenun ini bisa memakan waktu sekitar empat hari sampai satu minggu. Harga dari kain tenun khas Koja Doi sekitar Rp 400.000 per lembarnya.
“Ciri kain tenunnya itu coraknya berasal dari daerah Buton. Itu warnanya terang semua,” ujar Chelsea. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa mendesain sendiri corak dan warna dari kain tenun tersebut.
Penrajin di Desa Koja Doi, dapat membuatkan kain tenun sesuai dengan selera dan pesanan dari pembeli.
5. Punya jembatan batu sepanjang 680 meter

Desa Koja Doi terkenal memiliki jembatan batu yang menghubungkan desa tersebut dengan Pulau Koja Besar. Jembatan batu ini merupakan satu-satunya akses darat menuju ke Desa Koja Besar.
Jembatan batu yang dibuat secara gotong royong tersebut, memiliki Panjang hingga 680 meter. Jembatan unik ini dibangun masyarakat pada tahun 1987.
“(Di jembatan batu) bisa mancing, bisa juga foto-foto, duduk santai. Tergantung situasi dan kondisi. Bisa menikmati matahari terbit, bisa menikmati matahari terbenam," tutur Chelsea.
Atourin mengadakan rangkaian tur virtual pada 14 dan 15 Agustus 2021. Dalam acara tersebut, peserta dapat berkunjung secara virtual ke Desa Huta Tinggi yang ada di Pulau Samosir, Sumatera Utara dan Desa Koja Doi di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.