Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 24 Januari 2024, Perumpamaan Tentang Penabur
Kebaikan yang ada dalam diri perlu disuburkan dengan pratek berbuat baik dan berdoa agar ia hidup dan terus bermekar berarti bagi sesama.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 24 Januari 2024d engan judul perumpamaan tentang penabur.
Renungan Harian Katolik Rabu 24 Januari 2024dengan judul perumpamaan tentang penabur ditulis oleh Pater Chris Surinono, O.C.D dan mengacu dalam Bacaan Injil: Markus: 4: 1-20
Kita semua pasti mengenal perumpamaan tentang penabur dalam perikop injil Markus ini. Bukan hanya karena kesederhaannya, tapi juga karena Yesus sendiri menjelaskan artinya.
Perumpamaan ini berhubungan dengan dunia pertanian. Dipastikan bahwa latar belakang para pendengarnya pada saat itu kebanyakan adalah petani yang datang dari berbagai kota, meski peristiwa itu terjadi di tepi danau Galilea.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 23 Januari 2024, Dalam Yesus Kita Bersaudara
Yesus sendiri menjelaskan arti perumpamaan ini, sehingga memang tidak sulit untuk memahami apa yang Yesus maksudkan dengan penabur, benih dan berbagai kondisi tanah.
Penabur adalah Allah. Benih adalah Allah sendiri yang datang menjumpai manusia dalam diri Yesus Kristus dengan seluruh kerahiman-Nya. Tanah adalah berbagai reaksi dan kesiapan hati dalam menerima Yesus dan segala berkat-Nya.
Menarik untuk kita dalami disini, bahwa Allah menaburkan rahmat tanpa meminta persyaratan apa pun kepada manusia. Ia menabur saja. Rahmat itu dicurahkan Allah dalam kondisi baik atau tidak baik; entah tanahnya subur atau berbatu. Kondisi dan kesediaan tanah tidak menjadi pertimbangan Allah.
Hanya satu yang Allah tahu dan kerjakan yakni memberi dan memberi, tanpa paksaaan untuk harus diterima atau harapan untuk dibalas. Itulah kerahiman Allah yang berlimpah tanpa batas dan tanpa syarat.
Ketika datang, Yesus tahu bahwa Ia masuk kedalam seluruh dinamika dunia. Ia tahu bahwa Ia akan menjumpai hati yang keras seperti batu, kasar penuh duri, dan juga ada yang lembut subur.
Namun kondisi itu tidak menjadi pertimbangan Allah untuk mewujudkan rencana keselamatan yang Ia kerjakan bagi manusia. Ia tidak menanti agar semua hati menjadi baik dan subur dulu, dan sudah untuk siap menyambut kedatangan-Nya.
Sebaliknya, Ia tetap memberi diri-Nya meski diabaikan, ditolak, dan bahkan dibunuh. Karena yang ada dalam hati-Nya hanya satu, yakni cinta yang bernyala-nyala bagi manusia. Ia rindu agar setiap pribadi selamat dan menerima Allah sebagai sumber segala dan satu-satunya.
Tidak hanya sampai disitu, Allah mengutus Roh Kudus untuk membantu mencerahakan hati manusia agar bisa menjadi tanah yang subur, mampu menghasilkan banyak buah, dan buah itu berlimpah bagi diri dan menjadi berkat bagi sesama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 22 Januari 2024, Daud Diurapi Tuhan Menjadi Raja Israel
Allah tidak hanya menciptakan manusia, lalu dibiarkan begitu saja. Tapi, perlahan dan berbagai cara berusaha untuk mendidik dan mendampingi manusia lewat Gereja dan Sakramen-Sakramen agar hidupnya terus bertumbuh dalam relasi yang baik dengan dirinya sendiri, sesama dan dengan Allah.
Artinya, setiap pribadi diberi potensi dan kekuatan dalam diri untuk menjadi baikdan semakin baik setiap hari. Setiap orang memiliki kesempatan dan kemampuan itu. Tidak ada orang jahat yang diciptakan Tuhan.
Dan tentu tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin dan bercita-cita menjadi orang jahat. Karena dalam dirinya hanya ada potensi dan kemampuan untuk menjadi baik dan untuk mekar mewangi bagi sesama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.