Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 30 Desember 2023, Penuh Hikmat
Maka sebenarnya hikmat itu sebuah kualitas yang menunjukkan satu kemampuan menjadi lebih bijaksana dan hidup baik dan benar
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Penuh Hikmat.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Sabtu dalam Oktaf Natal merujuk pada Bacaan I: 1 Yoh. 2: 12-17, Injil : Luk. 2: 36-40
Berikut ini teks lengkap renungan Bruder Pio Hayon SVD
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejathera untuk kita semua. Orang yang menjadi hikmat artinya orang tersebut semakin bijaksana dalam tutur kata dan tingkah lakunya yang menunjukkan satu kualitas hidup yang baik dan benar di hadapan Allah dan sesama.
Maka sebenarnya hikmat itu sebuah kualitas yang menunjukkan satu kemampuan menjadi lebih bijaksana dan hidup baik dan benar. Kualitas inilah yang membuat kita layak di segani oleh orang lain.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita memasuki hari ke enam sesudah Natal atau masa oktaf natal. Kita kembali disuguhkan dengan kisah orang-orang yang menunjukkan pola hidup yang berkualitas.
Injil Lukas hari ini sebagai lanjutan kisah sebelumnya tentan Kidung Simeon saat Yesus dipersembahkan pada bait suci, dilanjutkan dengan seorang nabi perempuan, namanya Hana.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 29 Desember 2023, Dinamika Hidup
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 29 Desember 2023, Tanda Kita Mengenal Allah dan Mengasihi-Nya
Diceritakan dalam kitab suci, beliau adalah seorang lanjut usia dan janda. Dia tak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Nabi Hana yang seorang janda itu memilih untuk hidup suci dengan selalu berdoa dan berpuasa siang dan malam.
Dia tidak tercemar oleh hiruk pikuk dunia setelah kematian suaminya dan membuatnya menjadi seorang janda. Dia tetap menjalani hidupnya dengan suci dan takut akan Allah.
Dan ketika Hana dan Simeon datang ke Bait Allah mereka bertemu dengan kanak-kanak Yesus yang dipersempahkan ke Bait Allah seturut tradisi Yahudi sebagai anak sulung laki-laki.
Antara Hana dan Simeon, keduanya melakukan hal yang sama dengan mengucap syukur kepada Tuhan karena diperkenankan dapat melihat Sang Mesias, Emanuel itu dalam diri kanak-kanak Yesus.
Nabi Hana dalam hal ini tidak terlihat seperti Simeon yang mengidungkan pujian kepada Allah yang disebut sebagai Kidung Simeon itu tetapi sebenarnya ucapan syukur dari Nabi Hana, juga memiliki status yang sama dengan Simeon hanya tidak dianggap sebagai sebuah kidung saja.
Inti dari kidung itu sebenarnya adalah ucapan syukur dan pujian itu sendiri. Yang perlu diperhatikan di sini adalah baik Hana dan Simeon yang telah lanjut usianya, mereka tetap saja setia berada di dalam Bait Allah untuk berdoa dan berpuasa di hari-hari tua mereka.
Mereka sama sekali tidak terjebak dalam hirup pikuk dunia yang membuat mereka terpisah dari kesetiaan mereka kepada Allah. Kualitas semacam inilah yang menjadi kualitas hidup orang-orang yang benar-benar menunjukkan pola hidup yang baik dan benar.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 29 Desember 2023, Sebab Mataku Telah Melihat Keselamatan
Dalam bacaan pertama, Yohanes menjelaskan kepada kita mulai dari orangtua, anak muda dan anak-anak: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup bukanlah berasal dari Bapa melainkan dari dunia.” Yohanes secara tegas menasihati kita untuk tidak mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya yakni keinginan daging dan mata yang merusakan diri manusia itu dan membuat dia menjadi sombong dan terpisah dengan kasih Allah.
Dan contoh yang terbaik dalam permenungan kita hari ini adalah Nabi Hana dan kemarin Simeon yang selalu setia kepada Allah sampai pada hari-hari tua mereka di usia yang sudah sangat senja. Mereka adalah contoh orang-orang yang selalu mengikuti kehendak Allah dalam hidup mereka.
Dan tentunya sumber utama kita adalah Yesus yang setelah dipersembahkan di Bait Allah menurut hukum tradisi Yahudi, Yesus bersama kedua orangtuanya kembali ke Nazaret: “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya.”
Yesus menjadi figur yang menjadi penuh hikmat dan kasih karunia Allah selalu ada padaNya. Kebanyakan dari kita masih terlalu sibuk dengan hal-hal duniawi atau yang sesuai dengan keinginan duniawi belaka dan lupa akan Allah yang telah memberi kita banyak hal dalam hidup.
Kita tetap terlibat dalam dunia tetapi tidak mengasihi dunia atau keinginan daging kita semata yang pada akhirnya membuat kita jauh terpisah dari Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 28 Desember 2023, Tiga Cara Beraktivitas Walau Belum Jelas Masa Depan
Maka marilah kita belajar dari Yesus dan Nabi Hana yang selalu tumbuh dan hidup dalam kasih Allah dengan doa dan puasa untuk tidak tergoda dengan hirup pikuk dunia.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: Semua kita dipilih Allah menjadi saksiNya atas cara yang luar biasa sesuai dengan konteks kita masing-masing.
Kedua, kita manusia lebih cenderung mengikuti keinginan daging (dunia) dari pada kasih Allah. Ketiga, hanya orang yang setia kepada Allahlah yang akan mampu mendapat kasih karunia dan hikmat dari Allah.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.