Parodi Situasi
Keluarga Damai Natal
alam Natal 2023 bergema di seantero jagat, termasuk jagat kecil di seputar tempat tinggal kita. Mari berdendang mari menari mari berbahagia.
Oleh Maria Matildis Banda
POS KUPANG- Salam Natal 2023 bergema di seantero jagat, termasuk jagat kecil di seputar tempat tinggal kita. Mari berdendang mari menari mari berbahagia. Ayoh, berbahagia bersama! Bahagia itu mahal harganya. Bahagia itu harus disadari ada bersama keseharian kita.
"Hai Rara! Sibuk sekali kamu bicara soal bahagia natal!" "Wah Jaki!" Rara dan Jaki langsung menempelkan kedua tangan. “Salam Damai Natal," kata Rara. "Gagah perkasa! Mau kemana?"
Baca juga: Parodi Situasi: Preman Kampung dan Jembatan Liliba
"Biasalah napas alias natal paskah," jawab Jaki sambil merapihkan dasinya. "Kamu pasti tahu. Ke Gereja waktu natal dan waktu paskah adalah harus. Alias mengikuti perayaan kebaktian, misa, atau apa pun namanya, setahun dua kali. Pada waktu natal dan pada waktu paskah!"
"Oooh begitu," kata Rara. "Jadi kamu itu ke Gereja napas alias natal dan paskah?" "Sama dengan," jawab Jaki.
"Yang penting tuh masih ingat ke Gereja meskipun dua kali dalam satu tahun. Bagaimana? Kita pesta nanti. Tuak, laru, moke satu kali sapu rata."
"Baju baru, sepatu baru, serba baru. Setahun hanya dua kali. Jadi kita harus benar-benar merayakannya," kata Rara dengan wajah tertekuk. "Kamu sudah beli baju dan sepatu baru? Sudah siap makan minum untuk hari raya?" Rara menarik nafas panjang.
Laki-laki yang satu ini memang sedang tidak baik-baik saja. Ada banyak masalah. Pertama, masalah keuangan yang selalu seret alias maju kena mundur kena alias tidak pernah benar-benar cukup dalam arti sebenarnya.
Bagaimana bisa napas dalam arti yang sebenarnya?
"Kamu pakai baju saya punya dan sepatu saya punya yang masih baru. Kita ke Gereja nanti malam. Bagaimana? Tidak perlu sedih dan mukamu jadi mengkerut tidak karuan.
Bagaimana? Setuju?" tanya Jaki. "Soal makan minum dan pesta? Gampang!" "Gampang bagaimana?" Rara tertunduk lesu.
"Makan minum di rumah tetangga toh," jawab Jaki dengan enteng. "Nanti malam, sepulang Gereja kita ke rumah Nona Mia. Besok pagi bangun tidur sekitar jam makan siang kita ke rumah Benza. Malam kita makan ke rumah tetangga yang sana. Pokoknya mulai hari ini sampai tiga hari ke depan, makan minum gratis! Bagaimana?" tanyanya lagi yang dijawab Rara dengan wajah murung. Wajah Jaki pun ikut murung.
"Murung kenapa Rara Jaki," tanya Nona Mia. "Soal napas alias natal paskah? Soal baju dan sepatu baru? Soal makan minum mulai hari ini sampai tiga hari ke depan?" "Bergembiralah. Berbahagialah," sambunng Benza.
"Keluarga kita besar, sahabat kenalan kita besar. Makan minum pada hari raya itu tradisi yang terjaga secara turun-temurun. Datang saja ke rumah saya, Nona Mia, tetangga di mana saja. Jamin! Kekeluargaan pada hari saya akan kita rasakan langsung karena pada dasarnya kekeluargaan adalah keseharian kita." "Begitu kah?" Jaki dan Rara langsung terpana.
"Akan tetapi yang perlu diperbaiki itu adalah napas," kata Nona Mia.
"Hilangkan tradisi ke Gereja napas alias hanya pada waktu natal dan paskah. Karena natal dan paskah adalah pesta keluarga. Karena keluarga adalah kehidupan kita." "Selamat Natal 2023. Salam Damai." (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.