Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 22 Desember 2023, Jiwaku Memuliakan Tuhan

Pada hari ini, tanggal 22 Desember kita peringati Mother’s Day, Hari Ibu yang dirayakan di negeri kita tercinta, Indonesia.

Editor: Edi Hayong
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul : Jiwaku Memuliakan Tuhan. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul : Jiwaku Memuliakan Tuhan.

Tahun B/II: Hari Biasa Pekan Khusus Adven RP. John Lewar SVD menulis renungannya merujuk pada bacaan : 1 Samuel 1; 24-28, Mazmur dari Yesaya 49: 14-50:1
Lukas 1: 46 - 56

Berikut ini renungan lengkap yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD

Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Pada hari ini, tanggal 22 Desember kita peringati Mother’s Day, Hari Ibu yang dirayakan di negeri kita tercinta, Indonesia.

Peringatan Hari Ibu di Indonesia didasarkan pada peristiwa histroris, yakni penyelenggaraan Kongres Perempuan I pada 22-25 Desember 1928; kurang dari sebulan setelah Kongres Pemuda II, yang menghasilkan Sumpah Pemuda.

Maka, tanggal pertama dari Kongres Perempuan I tersebut dipilih sebagai peringatan Hari Ibu. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu tersebut diresmikan oleh Presiden Sukarno melalui Dekrit Presiden RI No. 316 Tahun 1953.

Maka, kepada para ibu saya mengucapkan: Selamat Merayakan Hari Ibu. Jadilah seorang ibu yang beribadah, gembira dan bahagia. Jadilah seorang ibu yang beribadah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 22 Desember 2023, Kidung Maria

Seorang ibu yang beribadah adalah seorang yang mampu mengungkapkan dan merayakan imannya dalam hidup keseharian. Iman yang dirayakan tersebut tidak harus dilakukan di gereja saat menghadiri Misa Kudus tetapi juga bisa dilakukan di rumah dan di mana saja.

Maria adalah contohnya. Seperti dikatakan dalam Injil hari ini, ketika Maria berada di rumah Elisabet, sanaknya, setelah Elisabet menyatakan bahwa Maria adalah seorang yang berbahagia karena percaya kepada Allah dan sabda-Nya yang akan terlaksana (Luk 1:45), Maria segera berdoa Magnificat. Kata Maria, Jiwaku memuliakan Tuhan (ay. 46).

Perhatikan awal Kidung Pujian Maria ini. Ia berkata jujur. Ia memuliakan Tuhan dengan jiwanya, bukan dengan bibirnya (saja), seperti yang Tuhan kecam atas sikap orang-orang Israel.

Firman Tuhan, Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku (Yes 29:13 Kita perlu belajar memuliakan Tuhan seperti Ibu kita, Maria, yakni dengan segenap jiwa, bukan hanya dengan bibir saja.

Dalam Magnificat itu, Maria melanjutkan, “dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya” (ay. 47). Hati Maria diliputi kegembiraan karena dia mengakui Allah sebagai Juruselamatnya; dia mengakui Allah sebagai yang menyelamatkan.

Alasan lain, karena Allah telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Maria sadar bahwa di hadapan Allah, ia tidak lebih dari seorang hamba; ia adalah suatu ciptaan yang tak berarti, seperti banyak ciptaan lain.

Di dalam dunia, ia adalah seorang gadis muda yang tak berarti, berasal dari kampung kurang terkenal, Nazaret. Ia tidak punya kedudukan penting dan tidak ada orang yang memperhatikannya; ia tidak menjadi pusat perhatian banyak orang. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 22 Desember 2023, Selalu Tahu Bersyukur 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved