Berita NTT
Kesiapan Poltekkes Kemenkes Kupang NTT Cegah Wasting Bersama Unicef
Poltekkes Kemenkes Kupang punya 289 sumberdaya dengan rincian dosen 159 dan pranata laboratorium ada 23 dan tenaga kependidikan ada 107.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Poltekkes Kemenkes Kupang menyampaikan kesiapannya dalam upaya tata laksana dan pencegahan wasting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), bersama Unicef.
Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang, Irfan, SKM.,M.Kes, Selasa 5 Desember 2023 memaparkan sejumlah kesiapan itu dihadapan para pimpinan Unicef Indonesia.
Irfan mengatakan, kolaborasi dengan Unicef itu merupakan sebuah penghargaan. Mengawali pemaparannya, dia mengaku Poltekkes Kemenkes Kupang punya empat lokasi kampus.
Selain di Kupang, satu Program Studi di Kabupaten Ende, Waingapu Sumba Timur, dan Waikabubak Sumba Barat.
Baca juga: Dosen Prodi Farmasi Poltekes Kemenkes Kupang Edukasi Pengembangan Potensi Obat Tradisional di Semau
Irfan menyebut Poltekkes Kemenkes Kupang punya 13 program studi yang terbesar di Kupang dan beberapa tempat lain di NTT.
Poltekkes Kemenkes Kupang berdiri tahun 2001 yang merupakan gabungan dari lima akademik milik Departemen Kesehatan. Akademik Kesehatan Gigi Kupang dan Farmasi marger di tahun 2005. Setahun kemudian, kampus membuka program D3 gizi.
"Mungkin nanti D3 gizi yang akan banyak berperan dalam proses kerja sama yang akan kita laksanakan," katanya.
Ia melanjutkan, tahun 2007 kampus tersebut membuka D4 Prodi keperawatan medikal bedah. Kini dilanjutkan dengan D4 profesi keperawatan dan ners. Kemudian tahun 2009 membuka prodi analis kesehatan atau kini bernama TLM.
Selanjutnya tahun 2010 membuka D4 bidang pendidik. Kesulitan regulasi membuat prodi ini terhenti. Tahun 2022, kampus itu kembali membuka kelas internasional keperawatan. Adanya sejumlah prodi itu tentu akan memperkuat kerja sama yang dilakukan.
Irfan menyampaikan Poltekkes Kemenkes Kupang punya 289 sumberdaya dengan rincian dosen 159 dan pranata laboratorium ada 23 dan tenaga kependidikan ada 107.
Dari jumlah ini, ada 30 asisten ahli, 107 lektor, lektor kepala 17 orang dan 6 orang sedang berproses menjadi lektor kepala. Ia menyebut ada 14 orang doktor, 12 sedang melanjutkan program doktoral, dan magister ada 145 orang.
Baca juga: Prodi Farmasi Poltekes Kemenkes Kupang Punya Desa dan UMKM Binaan
Selain itu, program studi D3 farmasi, D3 TLM, D3 Sanitasi, dan D3 Keperawatan Kupang berpredikat atau akreditasi A/unggul. Sedangkan kesehatan gigi, D3 kebidanan, D3 gizi, D3 Ende, D3 Waikabubak, D3 Waingapu dan Ners akreditasi B.
"Ke depan kami akan terus meningkatkan status akreditasi Poltekkes Kemenkes Kupang terutama di Prodi-prodi nya," tegasnya.
Irfan melaporkan, secara keseluruhan ada 4845 mahasiswa dan lulusan 17. 534 yang sudah bekerja di fasilitas layanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Bahkan hampir 80 lulusan telah bekerja ke luar negeri.
Poltekkes Kemenkes Kupang, kata dia, juga punya kerja sama dengan beberapa lembaga lainnya seperti RSUP dr Ben Mboi Kupang, MoU internasional, kolaborasi riset, maupun serapan lulusan dengan 7 Pemda hingga MoU dengan kampus lainnya.
Irfan menyebut, Poltekkes Kemenkes Kupang juga bekerja sama dengan DP3A NTT untuk melaksanakan kegiatan bagi keluarga yang beresiko stunting bertempat di Desa Raknamo Kabupaten Kupang.
Pihaknya juga ikut dalam program orang tua asuh bagi 78 stunting di Kota Kupang. Dia mengklaim program selama tiga bulan itu terus mengalami perubahan. Irfan mengaku program itu akan ditingkatkan atau tidak hanya pada tiga bulan.
"Hasilnya cukup lumayan bagus. Jadi secara tinggi badan ada signifikan kenaikan, kemudian ada berat badan dan lain-lain selama program tiga bulan," kata dia.
Pada sisi riset atau pengabdian masyarakat, Poltekkes Kemenkes Kupang juga punya 14 desa binaan dan riset dengan fokus pada upaya penanggulangan stunting. Hasil survei, kata dia, satu dari 12 anak mengalami wasting.
"Kita tidak saja belajar, tapi masalah kesehatan, kita juga terlibat untuk memberikan solusi kepada pemerintah," kata dia.
Menurut dia, mahasiswa juga perlu dipersiapkan dalam upaya pencegahan wasting. Dibutuhkan peran semua pihak. Poltekkes Kemenkes Kupang, kata dia, sudah dibentuk tim wasting dengan komposisi 20 orang.
Tim itu akan memulai koordinasi ke para pihak yang terlibat dalam pencegahan wasting. Diharapkan, hasil riset semacam ini bisa menjadi model pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi kesehatan. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Direktur-Poltekkes-Kemenkes-Kupang-Irfan-SKM-MKes-saat-sedang-memaparkan-materi.jpg)