Pilpres 2024

Dosen NTU Ungkap Impian Anies Baswedan: Kalau Jadi Presiden Bakal Urus Indonesia Seperti Singapura

Dosen Nanyang Technological University atau NTU Singapura, Sulfikar Amir mengungkapkan impian Anies Baswedan jika terpilih menjadi Presiden ke-8 RI.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
IMPIAN – Sulfikar Amir ungkap impian Anies Baswedan jikalau terpilih menjadi presiden menggantikan Jokowi. Hal yang akan dilakukan adalah membangun Indonesia seperti Singapura. 

POS-KUPANG.COM – Dosen NTU Singapura, ( Nanyang Technological University ), Sulfikar Amir mengungkapkan impian Anies Baswedan, yang saat ini menjadi calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan untuk Pilpres 2024 mendatang.

Impian Anies Baswedan adalah jikalau terpilih menjadi Presiden ke-8 RI menggantikan Presiden Jokowi, maka ia akan membangun, mengurus dan mengelola Indonesia seperti Singapura.

Hal ini bakal dilakukan pasangan Anies BaswedanMuhaimin Iskandar untuk membawa Indonesia menjadi negara maju dengan rakyatnya yang makmur lagi pula sejahtera.

Hal ini disampaikan Sulfikar Amir ketika menjadi pembicara dalam Diskusi Deklarasi Amin Muda Jawa Tengah, yang berlangsung di Kota Semarang pada Senin 4 Desember 2023 malam.

Sulfikar Amir yang juga Juru Bicara TimNas Amin (Anies-Muhaimin) mengatakan bahwa calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu memang sangat terinspirasi dengan Singapura.

Oleh karena itu, katanya, jikalau nantinya Anies-Muhaimin terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, maka hal yang nantinya akan dilakukan, adalah membangun Indonesia seperti Singapura.

"Capres Anies memang sangat terinsipirasi dengan Singapura, Makanya kalau bakal terpilih, Anies-Muhaimin akan Kelola Indonesia seperti Singapura," kata Sulfikar Amir yang adalah dosen pada NTU Singapura tersebut.

Ia pun memberi contoh, ketika Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dalam masa jabatannya tersebut, Anies mengelola ruang publik dan sistem trasportasi publik di DKI Jakarta seperti Singapura.

Dikatakannya, ada logika melingkar dalam mengelola negara. Bahwa jikalau kesejahteraan masyarakat baik, maka akan berdampak pada produktivitas dan itu akan mendongkrak ekonomi.

Dia pun mencontohkan, bahwa di Singapura, negara menjamin kesejahteraan masyarakat melalui subsidi. "Logika melingkarnya adalah negara mengintervensi hal itu dengan memberi subsidi," tuturnya.

Menurut dia, salah satu sektor yang harus disubsidi oleh pemerintah, adalah pendidikan. Makanya dalam visi misi Anies-Muhaimin, memberikan subsidi untuk biaya pendidikan tinggi adalah salah satunya. "Pendidikan merupakan salah satu kunci kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Amin Muda Jawa Tengah

Untuk diketahui, pada Senin 4 Desember 2023 malam, Kelompok Relawan Anies-Muhaimin atau Amin Muda Jawa Tengah, dideklarasikan di Kota Semarang.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Amin Muda Jawa Tengah, Naufal Ramadhan mengungkapkan bahwa kelompok itu beranggotakan pemuda yang peduli perubahan.

"Bagi kami, anak muda bukan hanya gimik. Anak muda bukan hanya objek, tapi anak muda itu subjek," ujarnya kepada awak media disela-sela acara tersebut.

Oleh karena itu, katanya, Amin Muda Jawa Tengah akan menjaring aspirasi anak muda. Hal itu akan dilakukan karena pasangan Anies-Muhaimin akan membawa perubahan yang pro anak muda.

"Amin Muda ini juga bukan hanya menjadi juru bicara tapi juga juru dengar. Makanya, kami juga akan mendengarkan aspirasi, aspirari dari kalangan anak muda," ujarnya.

Aspirasi itu, lanjut dia, tentunya untuk sebuah perubahan sebagaimana yang diharapkan bersama.  "Jadi, harapannya akan ada masukan untuk perubahan ke depan," ujarnya.

Kelompok Relawan Amin Muda sejatinya telah dideklarasikan di beberapa daerah, di antaranya ada di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. "Ya, kita harapkan ada di seluruh Indonesia," ujarnya.

Juru Bicara Timnas Amin Muda, Grady Nagara, menyebutkan bahwa salah satu perubahan yang akan dibawa oleh pasangan Anies-Muhaimin, adalah perubahan atas ketimpangan yang ada di Tanah Air.

Saat ini, misalnya, konglomerat yang ada di Indonesia, jumlahnya tak sampai 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Tapi kelompok inilah yang  menguasai ekonomi di negara ini.

Baca juga: Anies Baswedan Pastikan Tak akan Lanjutkan Pembangunan IKN: Sesungguhnya Rakyat Belum Butuh

Baca juga: Anies Baswedan Diunggulkan Lembaga Survei Internasional, Hanya Beda Tipis dengan Prabowo-Gibran

Dampaknya adalah kemampuan masyarakat mengakses Pendidikan relatif terbatas. Pasalnya, biaya pendidikan sangat mahal. “Pendidikan tinggi semakin mahal, sehingga banyak mahasiswa baru terpaksa mengundurkan diri karena mahalnya biaya,” ujarnya.

Fakta ini, lanjut dia, merupakan ketimpangan klasik yang telah diwariskan turun temurun. Anak muda yang berasal dari keluarga ekonomi lemah, tidak akan mampu mengakses kemakmuran. Jadi harus berjuang. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved