Berita Kota Kupang
Olah Limbah Ternak Babi di Kota Kupang, Ansy Lema Bangun IPAL
Ketua Kelompok Penerima IPAL Daniel Aluman mengapresiasi kerja nyata dan perjuangan Ansy dalam menghadirkan IPAL di Fatukoa, Kota Kupang
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si atau akrab disapa Ansy Lema mengunjungi Instalasi Pengolahan Air dan Limbah (IPAL) Ternak di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Rabu, 22 November 2023.
IPAL Ternak di Fatukoa adalah hasil perjuangan Ansy Lema bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Total pengerjaan IPAL senilai Rp 200 juta.
"Saya datang langsung ke sini untuk meninjau pembangunan IPAL yang merupakan hasil perjuangan saya di Senayan. Pembangunan IPAL di Fatukoa sudah selesai dan langsung beroperasi," ujar Ansy.
Baca juga: Ansy Lema Ingatkan NTT Krisis Air, Dorong Masyarakat Rehabilitasi Lahan Pekarangan
Pengolahan Limbah
Ansy menjelaskan, peningkatan populasi ternak babi berdampak pada melesatnya produksi limbah ternak. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ternak akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah ternak yang dibuang ke sungai mencemari sungai dan rentan menimbulkan penyakit.
"Karena itu, saya mendorong KLHK agar membangun IPAL. Pengolahan limbah ternak bersifat sangat mendesak di wilayah perkotaan supaya lingkungan tidak tercemar limbah ternak dan membuat udara lebih sehat dan bersih karena tidak tercemar bau limbah," lanjutnya.
Ansy menginformasikan kapasitas IPAL ternak yang dibangun di Fatukoa berkapasitas 40 meter kubik dengan jumlah ternak sekitar 150 ekor. IPAL dirancang secara terintegrasi mulai dari konversi limbah menjadi biogas dan pupuk organik.
Baca juga: Ansy Lema Minta Nelayan dan Warga Pesisir Kupang Tetap Jaga Ekosistem Ruang Laut
"Melalui IPAL, kotoran ternak yang diketahui merupakan polutan, kini bisa dimanfaatkan sebagai biogas melalui fermentasi bahan-bahan organik. Energi biogas dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) dan minyak tanah untuk memasak," jelasnya.

Selain Biogas, IPAL Fatukoa menghasilkan pupuk organik cair yang langsung disalurkan ke kebun sayur, tomat dan cabai.
"Jadi pengguna IPAL tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli LPG, minyak tanah, dan pupuk. IPAL tidak hanya berdampak ekologis, tetapi juga ekonomis," jelas Ansy.
*Pilot Project*
Ansy berharap, pembangunan IPAL di Fatukoa dapat menjadi inspirasi dan bisa direplikasi di tempat lain. Tidak hanya mengenai limbah ternak, pengolahan air limbah rumah tangga juga dapat dilakukan melalui partisipasi warga di lokasi pemukiman padat penduduk, dan pada lahan yang sangat terbatas.
Baca juga: Anggota DPR RI Yohanis Fransiskus Lema Tolak Praktik Komersialisasi di Pulau Komodo dan Pulau Padar
"Saya berharap IPAL di Fatukoa ini dapat menjadi pilot project bagi pembangunan-pembangunan IPAL berikutnya. Warga menjadi terinspirasi untuk bisa meniru IPAL. Mengapa? Karena pengolahan limbah adalah salah satu kunci menuju lingkungan yang bersih dan sehat," katanya.
Ketua Kelompok Penerima IPAL Daniel Aluman mengapresiasi kerja nyata dan perjuangan Ansy dalam menghadirkan IPAL di Fatukoa, Kota Kupang.
"Terima kasih kepada Pak Ansy yang telah memperjuangkan IPAL. Jujur, bahwa selama ini kotoran ternak tidak hanya berdampak secara ekologis, tetapi juga berdampak sosial karena baunya. Salut dan apresiasi terhadap Pak Ansy dan KLHK dari kami," tutupnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS