Liga 2
Pegadaian Liga 2 2023/2024 : Pengalaman Pahit Tragedi Kanjuruhan Terulang di Gresik
Pada Kerusuhan ini tercatat sebanyak 28 orang terluka termasuk aparat keamanan pun terkena dampak.
POS-KUPANG.COM- Pengalaman pahit Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu kembali terulang di Jawa Timur pada kompetisi Liga 2 2023/2024.
Laga antara Gresik United Vs Deltras FC di Stadion Gelora Joko Samudra Gresik, Minggu (19/11/2023) lalu makan korban.
Pada Kerusuhan ini tercatat sebanyak 28 orang terluka termasuk aparat keamanan pun terkena dampak.
Seperti dilansir di laman resmi PSSI bahwa semangat sportifitas suporter Jawa Timur kembali diuji.
Itu setelah terjadi insiden pelemparan batu oleh oknum suporter kepada polisi dan dibalas dengan penembakan gas air mata ke arah suporter setelah pertandingan antara Gresik United dan Deltras Sidoarjo.
Insiden yang mengakibatkan korban berjatuhan di kedua bela pihak itu langsung menjadi tranding topic insan sepakbola Tanah Air.
Baca juga: Pegadaian Liga 2 2023/2024 : Laga Gresik United Vs Deltras Rusuh 28 Orang Terluka
Baca juga: Kompetisi Liga 2 2023/2024 Digelar Kembali Setelah 10 Bulan Dihentikan Pasca Tragedi Kanjuruhan
Apalagi dampaknya terus meluas, bahkan wacana saling menyalahkan dan menghakimi mendominasi ruang komentar di media sosial.
Khususnya publik sepak bola Jawa timur dituding seperti tidak belajar dari pengalaman pahit Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 .
Di tengah kontroversi itu, suporter yang tergabung dalam Presdium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PN-SSI) Jawa Timur mengambil langkah cepat.
Mereka melakukan penggalangan dana bagi korban dalam bentuk donasi terbuka yang dalam waktu semalam berhasil terkumpul Rp73 Juta.
Dana itu akan disalurkan kepada korban, baik dari pihak suporter maupun teman-teman kepolisian yang menjadi korban.
PN-SSI Jawa Timur kemudian mengajak Ultras Gresik untuk bersilaturahmi dengan Kapolres Gresik Adhitya Panji Anom.
Baca juga: Presiden Jokowi Perintahkan Erick Thohir Segera Selesaikan kasus Tragedi Kanjuruhan
Silaturahmi itu untuk membahas langkah-langkah strategis setelah insiden sekaligus menegaskan bahwa suporter sepakbola bukan musuhnya polisi, begitu juga sebaliknya.
“Kami juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak kepolisian atas insiden yang sebenarnya di luar kendali kami. Karena selama ini, yang kami tahu, kultur sepakbola Gresik tidak seperti itu (merusak dan menyerang polisi),” kata Ketua PN SSI Jawa Timur, Mimit Tirmidzi.
Mimit juga berharap, teman teman suporter sepakbola Jawa Timur harus bisa menahan diri agar tidak mudah disusupi pihak ketiga. Karena dampak dari kerusuhan suporter bisa berakibat fatal bagi sepakbola Tanah Air.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.