Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 18 November 2023 : Siang Malam Berseru KepadaNya
Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya berdoa ini dengan menggunakan perumpamaan tentang seorang hakim yang selalu diganggu oleh seorang janda
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Siang Malam Berseru KepadaNya.
Untuk Hari Sabtu Biasa XXXII Bruder Pio Hayon SVD menulis renungannya bertepatan dengan merujuk pada Bacaan I: Keb. 18: 14-16; 19: 6-9 dan Injil : Luk. 18: 1-8
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam hidup harian kita, ketika berseru berarti kita sedang memanggi-manggil dengan suara yang kuat atau keras.
Apalagi itu dilakukan secara terus menerus maka berseru-seru itu berarti sebuah usaha untuk memanggil dengan suara kuat atau keras secara berulang-ulang.
Dalam kitab suci, berseru secara terus menerus atau berulang-ulang berarti juga berdoa dengan tidak putus-putusnya. Saat di mana kita memanggil manggil nama Tuhan dalam doa secara terus menerus tanpa putus-putusnya.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Di akhir pekan ini, kita kembali diajak untuk merenungkan tentang kehidupan doa. Hari ini, Yesus mengajarkan kepada para murid-muridNya untuk selalu berdoa dengan tidak putus-putusnya siang dan malam kepada Allah dan Allah akan mengabulkan semua doa-doa permohonan yang kita panjatkan kepada Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 17 November 2023 : Hiduplah Dalam Keadaan Siap Sedia
Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya berdoa ini dengan menggunakan perumpamaan tentang seorang hakim yang selalu diganggu oleh seorang janda untuk membelanya dalam perkara yang sedang dihadapinya.
Yesus menggambarkan tipe dari seorang hakim itu sebagai seorang tokoh yang sombong yang tak pernah takut akan Allah juga tidak menghormati siapapun. Sikap arogansi yang ditunjukkan oleh Hakim tersebut menunjukkan betapa angkuhnya sang hakim itu.
Di sisi lainnya, Yesus juga menggambarkan seorang janda miskin yang selalu datang kepada hakim itu untuk meminta hakim itu membela perkaranya.
Dari kisah ini terlihat bahwa janda miskin itu datang selalu karena pasti dia ditolak terus menerus oleh si hakim yang sombong dan angkuh itu sehingga hakim yang sombong dan arogan ini pun akhirnya merasa kalah karena terus menerus diganggu oleh janda miskin itu: “Di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata ‘Belalah hakku terhadap lawanku’.
Kesombongan hakim itu dikalahkan oleh seorang janda miskin itu dengan secara terus menerus datang kepadanya untuk meminta bantuan membela perkaranya.
Tindakan janda untuk datang terus menerus kepada hakim itu adalah sebuah tindakan yang “dianggap” oleh sang hakim sebagai sebuah tindakan yang menyusahkan dirinya: “Tetapi ia berkat dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapapun namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku.”
Hakim yang sombong dan arogan ini akhirnya menyerah juga karena selalu merasa diganggu oleh sang janda itu. Itu berarti satu tindakan kecil tetapi juga itu dibuat secara terus menerus akan bisa menjadi satu kekuatan besar untuk menjatuhkan orang atau sekurang-kurangnya mempengaruhi orang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 17 November 2023, Tiga Cara Tetap Fokus Pada Hal Penting dalam Hidup
Tindakan yang dilakukan oleh janda ini adalah yang dimaksudkan oleh Yesus dalam urusan tentang berdoa. Yesus mengambil contoh tentang janda yang selalu mengusik si hakim dengan perkara yang sama dengan memintanya untuk membela perkara si janda pun terkabulkan. Begitu juga dengan prilaku doa kita di hadapan Allah.
Jika hakim yang sombong dan arogant saja bisa terganggu dan mengambulkan permintaan janda itu apalagi Allah yang berbelas kasih itu: “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Bukankah Allah akan membenarkan para pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya.
Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Yesus mengajarkan kepada para muridNya untuk selalu datang kepada Allah yang akan sanggup menolong bukan karena merasa terganggu seperti hakim itu tetapi karena belaskasihanNya yang maha luas kepada semua orang datang kepadaNya.
Yesus menekankan dengan pasti bahwa iman yang besar dalam doa yang dilantukan terus menerus menjadi alat senjata paling ampuh saat berdoa kepada Allah. Kita seringkali jatuh dalam kesombongan diri sendiri.
Kita hanya asal berdoa begitu saja tanpa ada iman yang teguh akan Allah dan terlebih lagi saat berdoa, kita cenderung memaksa Allah bahkan masih bisa “bermain mata” dengan Allah seperti membuat perjanjian dengan Allah kalau doanya terkabulkan.
Allah tak bisa disogok seperti biasanya kita menyogok hakim untuk membenarkan perkara kita. Maka marilah kita datang kepada Allah dengan iman yang benar.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita pasti biasa berdoa, namun tidak berarti kita telah berdoa dengan benar. Kedua, doa yang terus menerus kepada Allah selalu harus dilandasi dengan iman yang benar akan Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 17 November 2023 : Di Mana, Tuhan?
Ketiga, Allah itu hakim yang adil dan bijaksana, maka Dia tak akan pernah menerima sogok dari kita. Allah hanya menuntut iman dan hidup yang benar di hadapanNya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.