Berita NTT

Bentuk Karakter Mahasiswa, ICW Gandeng LLDIKTI Wilayah XV Gelar Diskusi Publik Anti Korupsi

perguruan tinggi bisa memainkan peran penting dalam pendidikan anti korupsi bagi generasi muda.

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
FOTO BERSAMA - Tim ICW, LLDikti XV NTT dan para narasumber melakukan foto bersama dalam kegiatan diskusi publik tentang pentingnya pendidikan anti korupsi di Aula Universitas Muhammadiyah Kupang, Senin 13 November 2023 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Untuk membentuk karakter mahasiswa, Indonesian Coruption Watch atau ICW menggandeng Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XV NTT untuk menggelar diskusi publik tentang anti korupsi.

Diskusi Publik itu mengusung tema "Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi dalam Membentuk Integritas Perguruan Tinggi" yang berlangsung di Aula Universitad Muhammadyah Kupang, Senin 13 November 2023.

Melalui sambutannya, Kepala Bagian Umum LL DIKTI Wilayah XV Abdurrahman Abdullah mengatakan, pendidikan anti korupsi  perlu diintegrasikan dalam mata kuliah di Perguruan tinggi. Hal itu perlu dilakukan untuk menjadi bekal terkait pendidikan anti korupsi ketika telah menyelesaikan pendidikan dan bergelut di dunia pekerjaan.

"Dengan harapan  ketika mereka jadi pemimpin sudah dapat bekal tentang pendidikan anti korupsi. Kita berharap mahasiswa bisa mencerna nilai-nilai antikorupsi. Sehingga marwah bangsa ini bisa disetarakan dengan bangsa lain," ungkap Abdurrahman.

Baca juga: NTT Memilih, Diduga Menipu dan Tidak Jujur, Caleg Dapil 3 Flores Timur Dicoret dari DCT

Abdurrahman berharap agar seluruh kampus  bisa menerapkan pendidikan antikorupsi sebaik-baiknya.

Dia menyebutkan, dari sekian banyaknya Prodi yang tersebar di 58 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di NTT hanya tiga Program Studi (Prodi) yang menerapkan pendidikan anti korupsi.

Sementara itu, Wakil koordinator ICW, Siti Juliantari Rachman menyampaikan, perguruan tinggi bisa memainkan peran penting dalam pendidikan anti korupsi bagi generasi muda.

Menurutnya, sesuai tugas dan tanggung jawabnya, perguruan tinggi tidak hanya menjadi tempat untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi dan membangun perilaku etis, tetapai menjadi sumber pengetahuan dan pemberdayaan bagi masyarakat.

Sehingga, lanjutnya, salah satu cara untuk mempertegas peran itu ialah Indonesian Coroption Watch (ICW) dan LLDIKTI Wilayah XV Nusa Tenggara Timur akan bekerja sama supaya penguatan pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa dengan menggunakan Academi anti korupsi, e-learning milik ICW.

"Sebab di dalam kampus itu diisi oleh para pemuda (mahasiswa) sehingga universitas bisa membangun dan mendorong nilai-nilai anti korupsi supaya diterapkan dan ditanamkan oleh para mahasiswa," katanya.

Dikatakan Juliantari bahwa, jika berkaca dari sejarah bangsa Indonesia, maka peran pemuda sangat sentral dalam mendorong pembaharuan Indonesia dimulai dari rencana deklarasi kemerdekaan hingga demonstrasi menurunkan rezim Suharto.

"Jadi, kalau saat ini kita berbicara tentang perang melawan korupsi, maka peran anak muda di dalam kampus itu menjadi sangat sentral. Karena perguruan tinggi ini menjadi tempat untuk menyamai nilai-nilai anti korupsi dan memberdayakan generasi muda agar menjadi bagian dalam gerakan anti korupsi itu sendiri," tuturnya.

Lebih lanjut, Juliantari mengatakan, di setiap kampus perlu adanya upaya konkrit yang dilakukan oleh perguruan tinggi untuk mencegah dan memberantas korupsi, baik itu dalam konteks penegakan hukum, penguatan tata kelola dan peningkatan kesadaran anti korupsi terhadap tiap-tiap pihak yang ada di perguruan tinggi.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok NTT Meletus 46 Kali dalam Sehari

"Saat ini sudah ada kewajiban untuk melakukan pendidikan anti korupsi di tingkat perguruan tinggi. Seluruh kampus mempunyai kewajiban untuk menerapkan pendidikan anti korupsi," pungkasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved