KKB Papua

KKB Papua Bebaskan Buruh Bangunan: Kami Sempat Ditahan Tapi Akhirnya Dilepas Kembali

KKB Papua membebaskan sejumlah buruh bangunan setelah mereka ditawan beberapa hari lamanya. Para buruh itu diberi waktu dua hari untuk hal tersebut.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
DIBEBASKAN – KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya akhirnya membebeaskan buruh bangunan yang ditawan selama kurang lebih tiga bulan lamanya. Saat dibebaskan, para buruh itu diberi batas waktu dua hari lamanya untuk meninggalkan Kabupaten Nduga. 

POS-KUPANG.COM – Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua membebaskan sejumlah buruh bangunan setelah mereka ditawan beberapa pekan lamanya. Pembebasan tawanan tersebut baru dilakukan dalam beberapa waktu terakhir.

Fakta tentang pembebasan para buruh tersebut kini viral di jagat maya. Kabar itu bahkan dibeberkan langsung oleh seorang buruh berambut pendek, berusia kira-kira 50 tahun.

Dalam keterangannya dia menuturkan bahwa ia bersama sejumlah buruh lainnya ditawan di dekat Bandara Paro, tak jauh dari lokasi pembakaran pesawat Susi Air beberapa waktu lalu.

Mereka disandera setelah turun dari pesawat di bandara tersebut. Drama penyanderaan mulai terjadi, manakala mereka sedang dalam perjalanan ke lokasi kamp yang hendak dituju.

Mulanya, tutur pria yang belakangan diketahui bernama Martinus Yanuarim, tak ada masalah sama sekali. Semua penumpang turun dari pesawat kemudian langsung bergegas menuju tempat yang sudah disiapkan.

Ketika mereka sedang di tengah jalan menuju kamp tersebut, lanjut dia, tiba-tiba datang sekelompok orang tak dikenal dan langsung menginterogasi. Kepada mereka ditanya macam-macam, tentang asal muasal, tujuan datang ke Papua dan masih banyak lagi.

Baca juga: 6 Jenazah Ditemukan di Kali Satu Yahukimo, Mereka Pendulang Emas, Korban Kebengisan KKB Papua

Setelah memberikan jawaban, orang yang tak dikenal itu mulai bertindak aneh. Semua barang yang dibawa mereka ambil seluruhnya. Bahkan handphone pun diambil paksa kemudian dibawa pergi begitu saja.

Sejak itu, tutur Martinus Yanuarim, mereka mulai memasuki masa suram. Hidup mereka sempat terkatung-katung. Mereka juga dilarang untuk tidak meninggalkan tempat yang sudah disediakan.

Jika para buruh itu bersikerkas meninggalkan tempat penyanderaan tersebut, maka para pria tak dikenal itu, tak akan sungkan-sungkan mengambil tindakan yang tak diinginkan.

Atas ancaman tersebut dan demi keselamatan diri, para buruh itu pun menuruti saja perintah KKB Papua. Para buruh itu siap melakukan apa pun yang diinginkan Kelompok Separatis Teroris tersebut, asalkan mereka tak diapa-apakan.

Singkat cerita, para buruh itu pun menjalani saja apa yang sedang dialami. Mereka tak punya pilihan kecuali menuruti saja apa kata KKB Papua.

Setelah kurang lebih tiga bulan lamanya disandera di area Bandara Paro, Kabupaten Nduga, tak jauh dari lokasi pembakaran pesawan Susi Air pada 7 Februari 2023 lalu, mereka pun akhirnya dibebaskan.

Namun pembebasan itu, hanya diberikan dalam kurun waktu dua hari lamanya. Artinya, dalam tempo yang ditentukan, para tawanan itu sudah harus pergi jauh dari lokasi penyanderaan.

Jika ternyata kepergian para buruh dalam tenggat waktu itu masih berada pada area yang bisa dijangkau oleh KKB Papua, maka para buruh itu terpaksa dieksekusi oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata tersebut.

Atas ultimatum itulah para buruh pun menghirup udara bebas. Dan setelah mereka berada di sebuah area yang terbuka, para buruh itu pun akhirnya dijemput oleh prajurit TNI Polri dengan helikopter.

Kepada awak media, Martinus Yanuarim menuturkan bahwa dirinya merupakan seorang tukang. Ia datang ke Kabupaten Nduga bersama sejumlah buruh bangunan lainnya.

Setelah tiba di Bandara Paro, mereka ditemui oleh seorang warga sipil yang mengaku ditugaskan oleh Egianus Kogoya, pimpinan KKB Kabupaten Nduga.  

Pria tersebut, tutur Martinus Yanuarim, ditugaskan untuk memeriksa identitas dan semua barang bawaan para buruh bangunan tersebut. Makanya, saat itu mereka pun digeledah dan dalam situasi di bawah tekanan.

Meski dalam tekanan, ia bersama para buruh lainnya tak melakukan perlawanan sama sekali. Mereka memilih untuk menuruti saja apa kata pria tersebut.

Setelah melewati beberapa waktu lamanya, para buruh itu  akhirnya diizinkan pergi dengan alasan yang tak diketahui sama sekali. “Yang dilakukan adalah mengikuti saja semua perintah pria itu, supaya mereka tidak dibuat menderita selamanya,” ujar Martinus Yanuarim.

Setelah berjalan kaki selama tiga hari dua malam, para buruh itu akhirnya dievakuasi oleh prajurit TNI Polri. Sejak itulah mereka pun merasa lega, karena telah bebas dari pelbagai ancaman yang datang silih berganti.

Baca juga: KKB Papua Tak akan Dilepas, Bayu Suseno Pastikan Para Pelaku akan Dikejar Sampai Dapat

Baca juga: KKB Papua Serang Pendulang Emas di Yahukimo, Panglima TNI Beberkan Sebab Musebabnya

Para buruh itu akhirnya dievakuasi menggunakan helikopter menuju tempat yang aman, yakni Timika. “Mereka (KKB Papua) suruh kita untuk jalan dua hari tinggalkan Paro. Makanya kami langsung jalan sampai akhirnya diselamatkan oleh prajurit TNI Polri,” tutur Martinus Yanuarim.

Ia tidak menyinggung apakah selama disandera, dirinya dan teman-temannya melihat pilot Susi Air, Philips Mark Merthens yang juga disandera oleh Egianus Kogoya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved