Advetorial

Johanis Richard Riwoe Kritik Politik Uang, Harap Timses dan Pemilih Lebih Cerdas

Masyarakat diharapkan memilih wakil yang akan duduk di kursi DPRD Kabupaten Kota, DPRD provinsi maupun DPR RI dengan bijak pada Pemilu 2024 nanti.

|
Penulis: Ryan Nong | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM
Politisi PDI Perjuangan Johanis Richard Riwoe saat menjadi narasumber Pos Kupang Podcast, Sabtu 28 Oktober 2023. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Perhelatan pesta demokarasi pada tahun 2024 nanti diharapkan mampu membawa perubahan bagi masyarakat Indonesia, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).   

Masyarakat diharapkan dapat memilih wakil yang akan duduk di kursi DPRD Kabupaten Kota, DPRD provinsi maupun DPR RI dengan bijak pada Pemilu 2024 nanti.

Harapan yang sama juga berlaku terhadap pilihan untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 serta kepala daerah.

Menurut Johanis Richard Riwoe semangat untuk memilih wakil rakyat yang baik dan mampu menjadi "penyambung lidah rakyat" harus dimulai dengan semangat yang sama untuk berbakti dan membangun negeri atau daerah.  

Baca juga: Richard Riwoe Siap Bangun NTT

Karena itu, dirinya berharap agar masyarakat dapat menjadi pemilih cerdas yang dapat memberi kontribusi dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Tak hanya itu, politisi kelahiran Kupang 50 tahun silam itu juga berharap adanya pendidikan politik yang baik dari tim sukses atau tim pemenangan bagi masyarakat. 

Menurutnya momen pesta demokrasi yang dilaksanakan melalui Pemilu menjadi tonggak yang mempengaruhi dan menentukan kehidupan masyarakat serta pembangunan selama lima tahun berikutnya. 

"Momen demokrasi atau Pemilu ini adalah satu momen yang penting dan sangat penting. Sekali kita memilih seseorang baik dalam Pileg, Pilpres maupun Pilkada, itu akan menentukan lima tahun kedepan," ungkap Richard Riwoe saat menjadi narasumber Pos Kupang Podcast pada Sabtu 28 Oktober 2023. 

Baca juga: Richard Riwoe Bantu Mobil Ambulans Bagi Jemaat dan Warga NTT 

Menurut dia, perhelatan Pemilu lima tahunan tersebut harus dilihat dari dua kacamata besar, yakni pertama dari pihak yang akan ikut kontestasi baik Pileg, Pilkada maupun Pilpres serta kedua, dari pihak yang akan memilih.

Politisi PDI Perjuangan itu menyebut bahwa dari pihak yang berkontestasi tersebut dapat dibagi dalam dua kategori. Ada yang melihat momentum Pemilu sebagai kesempatan dia berkarya dan ada pula yang memanfaatkan sebagai kesempatan untuk mencari pekerjaan.

"Ini dua hal yang berbeda dan mungkin ada dari kacamata lain yang melihatnya. Tetapi saya melihat dua kategori ini. Kategori dia mau mencari pekerjaan dalam dunia politik dan dia mau berbuat sesuatu atau berkarya kepada banyak orang lewat momen ini," ujar pria yang dikenal sebagai praktisi hukum dan pengusaha itu. 

Sementara itu, kedua, dari kacamata dari masyarakat pemilih, ada pula yang melihat pesta demokrasi sebagai kesempatan untuk mengajukan berbagai proposal.

"Kalau dia mengajukan proposal ke pemerintah selama ini bertahun - tahun tidak ada jawaban dan tidak ada realisasi, nah kesempatan inilah dia minta kepada caleg, atau calon kepala daerah atau calon presiden," tambah dia. 

Baca juga: Polsek Wewaria Ende Gandeng Richard Riwoe Center & Forkabes NTT Donasi Masker Bagi Warga

Karena itu, politisi senior yang pernah menjadi bakal calon Gubernur NTT tahun 2008 itu mengkritik maraknya politik uang yang kini seolah membudaya dan dianggap lumrah di kalangan masyarakat. 

"Saya kasih contoh seperti di Jawa pada waktu saya jadi anggota dewan di Jogja tahun 2004 sampai 2009 itu ada tipe masyarakat yang mengajukan proposal sebagai tim sukses. Tapi saya harap ini tidak ditiru di masyarakat NTT," beber Richard Riwoe

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved