Konflik Israel Hamas

Israel Klaim Telah Menyerang 150 Sasaran Bawah Tanah Hamas dalam Bentrokan di Perbatasan

Israel mengklaim telah menyerang hingga 150 sasaran bawah tanah Hamas dalam salah satu serangan udara terberat dalam perang sejauh ini.

Editor: Agustinus Sape
uk.news.yahoo.com
Israel mengklaim telah menyerang '150 sasaran bawah tanah Hamas' ketika 'bentrokan' pecah di perbatasan 

POS-KUPANG.COM, GAZA - Israel mengklaim telah menyerang hingga 150 sasaran bawah tanah Hamas dalam salah satu serangan udara terberat dalam perang sejauh ini.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), hingga 100 jet melakukan pemboman yang menghantam terowongan tempur, area pertempuran bawah tanah, dan infrastruktur teroris bawah tanah.

Hamas mengatakan para pejuangnya bentrok dengan pasukan Israel di kota Beit Hanoun di timur laut Gaza dan di daerah tengah Al-Bureij.

“Netanyahu dan tentaranya yang kalah tidak akan mampu meraih kemenangan militer apa pun,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada Sabtu 28 Oktober 2023 pagi.

Baca juga: Israel Akan Banjiri Terowongan Hamas dengan Gas Saraf di Bawah Pengawasan AL AS

Pada hari Jumat, juru bicara militer Israel mengatakan tentara “siap di semua lini untuk menjaga keamanan Israel”, seiring dengan seruan yang diperbarui agar orang-orang di Gaza pindah ke selatan.

“Sebagai kelanjutan dari aktivitas ofensif yang kami lakukan dalam beberapa hari terakhir, pasukan darat memperluas aktivitas darat malam ini,” kata Laksamana Muda Daniel Hagari, kepala juru bicara militer Israel.

Ratusan orang ditangkap di New York saat memprotes perang Gaza

Polisi Kota New York Amerika Serikat menangkap sedikitnya 200 orang dari sebuah protes di Stasiun Grand Central pada hari Jumat untuk menuntut diakhirinya pemboman Israel di Jalur Gaza.

Mengenakan kaos hitam bertuliskan “Jews say ceasefire now”, “Not in our name” (Yahudi katakan gencatan senjata sekarang”, “Bukan atas nama kami”), ratusan pengunjuk rasa memenuhi ruang utama terminal kereta api pada jam sibuk malam hari ketika Israel mengintensifkan pemboman terhadap Gaza.

Setidaknya 200 demonstran ditahan oleh petugas Departemen Kepolisian New York dan dibawa keluar dari stasiun kereta api, tangan mereka diikat ke belakang. Polisi mengatakan para pengunjuk rasa telah diberikan surat panggilan dan dibebaskan.

Beberapa pengunjuk rasa mengibarkan spanduk sambil memanjat tepian batu di depan papan nama yang mencantumkan waktu keberangkatan.

Otoritas Transportasi Metropolitan meminta penumpang untuk menggunakan Penn Station sebagai alternatif. Setelah aksi duduk dibubarkan oleh polisi, pengunjuk rasa yang tersisa tumpah ruah ke jalan-jalan di luar.

Gambar di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa keluar dari stasiun kereta api dan menuju 42nd Street di Midtown Manhattan, dan sejumlah besar massa ditahan oleh petugas penegak hukum.

“Ratusan orang Yahudi dan teman-temannya mengambil alih Stasiun Grand Central dalam aksi duduk bersejarah yang menyerukan gencatan senjata,” kata kelompok advokasi Jewish Voice for Peace di media sosial.

Baca juga: Demonstran di Beberapa Negara Menentang Serangan Udara Israel ke Gaza

Mereka mengunggah video di Instagram yang memperlihatkan polisi di stasiun mengawal barisan panjang pengunjuk rasa dengan tangan terikat di belakang punggung.

“Ratusan orang Yahudi dan sekutunya ditangkap dalam apa yang mungkin merupakan gerakan pembangkangan sipil massal terbesar yang pernah terjadi di NYC dalam dua dekade,” tulis kelompok itu dalam postingannya.

Adegan ini mirip dengan aksi duduk minggu lalu di Capitol Hill di Washington, di mana kelompok advokasi Yahudi, termasuk Jewish Voice for Peace dan If Not Now, berkumpul di gedung kantor kongres. Lebih dari 300 orang ditangkap karena melakukan demonstrasi ilegal.

Israel meningkatkan serangan udara di Jalur Gaza pada hari Jumat, memutus jaringan internet dan memutus komunikasi dengan 2,3 juta orang di wilayah kantong Palestina yang terkepung.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 7.300 orang telah terbunuh, lebih dari 60 persen di antaranya adalah anak di bawah umur dan perempuan.

Militer Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka memperluas operasi darat di wilayah tersebut, yang dipandang sebagai sinyal bahwa mereka semakin dekat dengan invasi besar-besaran ke Gaza, di mana mereka telah berjanji untuk menghancurkan kelompok militan Hamas yang berkuasa setelah serangan berdarah mereka di wilayah selatan Israel tiga minggu lalu.

Lebih dari 1.400 orang tewas di Israel selama serangan itu, menurut pemerintah Israel, dan setidaknya 229 sandera disandera ke Gaza.

Di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penderitaan warga sipil di Gaza, Majelis Umum PBB pada hari Jumat menyetujui resolusi tidak mengikat yang menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan” di Gaza yang mengarah pada penghentian permusuhan.

Ini adalah tanggapan pertama PBB terhadap serangan mendadak Hamas pada tanggal 7 Oktober dan tanggapan militer Israel yang berkelanjutan.

(uk.news.yahoo.com/thenationalnews.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved