Berita Kota Kupang
Warganet Berharap Hujan Segera Datang untuk Meredam Kabut Asap dari TPA Alak
Buktinya, kabut asap yang sudah melanda wilayah itu sejak 13 Oktober 2023, hingga kini belum ada upaya mengatasinya
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Berbagai keluhan mengenai bencana kabut asap dari kebakaran sampah di TPA Alak, Kota Kupang, NTT tampaknya belum mendapat respons dari Pemerintah Kota Kupang.
Buktinya, kabut asap yang sudah melanda wilayah itu sejak 13 Oktober 2023, hingga kini belum ada upaya mengatasinya. Warga setempat merasa sengsara, paling kurang merasa sesak napas.
Dari video yang tayang di Instagram kupang.now, terlihat asap itu tidak hanya mengganggu warga di jalanan dan pemukiman, tetapi juga merambat sampai ke tepi pantai, di antara perahu motor dan kapal motor yang berlabuh di pelabuhan.
Dari sejumlah respons warganet atas kasus tersebut, sepertinya mereka sudah tidak berharap lagi pada penanganan pemerintah karena belum juga ada respons, apalagi sampai penanganan atas kebakaran sampah sebagai biang kerok terjadinya bencana kabut asap.
Mungkin karena itu, ada warganet yang berharap pada kemurahan alam, satu-satunya jalan untuk mengatasi asap tersebut, yakni berharap segera datangnya musim hujan.
Dengan datangnya hujan, berharap api yang membakar aneka sampah di TPA Alak dengan sendirinya padam dan bencana asap pun segera hilang.
Menurut prakiraan BMKG, wilayah Kota Kupang akan memasuki musim hujan antara November - Desember 2023.
Berikut adalah cuplikan respons sejumlah warganet atas video asap dari kebakaran sampah di TPA Alak.
idola_sa: Orang diatas dong diam sa, "pasti dong blg 'nane ho derita'" Kasian eeee, pasti sengsara sekali tu dgn bau asap dan jarak pandang yg terganggu, bgini2 knp snd bnyak yg komentar eee..
ratna_pus15: Sesak memang, klo malam malah semakin tebal asapx.. masuk dalam rumah juga.
bang_joghed: Semoga hujan bisa datang dan menghentikan polusi yg ada.
yulindaolivia: Sdh beberapa minggu, kejadiannya tapi Asli klo pagi⊃2; kita di jalan pasti rasa udaranya tdk enak. Apalagi org sekitar. Kasian juga. Udara yg dihirup sebetulnya tdk sehat.
ayu_priska_saraswati: Su sama keq di Bali ee.. kebakaran TPA.
mydailyrhema: aduu ee babae ispa.
kadeluk.radith: Yang di atas dong hanya dudu panko jabatan sa. Tapi otak deng kelakuan sama kek penjahat, sengaja membiarkan kejadian ini larut terus-menerus
raiggewillyams: @nggeok_elimars basong su sama ke d Soe sa ne. Kabut parah sa.
lanivalencia: @_putrybou_ su snd perlu jalan jauh⊃2; le cari kabut.
Bahaya Kabut Asap, Dampak, dan Cara Melindungi Diri
Mengutip kompas.com, kabut asap menjadi sebuah ancaman, terutama kondisi tubuh menjadi tidak sehat. Hal ini karena debu atau partikel halus yang ada di dalam kabut asap mudah terhisap dan mengotori sistem pernapasan.
Selain partikel halus, asap kebakaran juga mengandung zat-zat berbahaya seperti ozon (O3), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), dan nitrogen oksida (NO2).
Bahaya yang ditimbulkan dari kabut asap, sebagai berikut:
- Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan.
- Kabut asap dapat menyebabkan reaksi alergi, peradangan, dan mungkin juga infeksi.
- Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik.
- Kabut asap dapat menyebabkan kemampuan kerja paru berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
- Kabut asap dapat menyebabkan orang lanjut usia dan anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah akan lebih mudah mengalami gangguan kesehatan.
- Kabut asap dapat mengurangi kemampuan tubuh dalam mengatasi infeksi paru-paru dan saluran pernapasan, sehingga lebih mudah terjadi infeksi.
- Kabut asap dapat memperburuk penyakit pernapasan yang sudah ada.
- Kabut asap menyebabkan polusi pada air bersih, tanaman sayuran, buah-buahan, dan makanan yang tidak ditutup.
- Kabut asap memperburuk kondisi lingkungan sehingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akan mudah terjadi.
Dampak kabut asap
Dikutip dari buku Transboundary Pollution: Evolving Issues of International Law and Policy (2015) oleh S. Jayakumar dan kawan-kawan, beberapa dampak bencana kabut asap, yaitu:
Bahaya bagi kesehatan
Beragam masalah kesehatan timbul akibat bencana kabut asap, seperti sesak napas, penyakit paru-paru, iritasi pada mata, nyeri dada, batuk, dan lain-lain.
Sinar matahari tertutup
Kabut asap yang tebal tentu membuat sinar matahari sulit menembus kawasan yang terdampak. Akibatnya sinar matahari yang dibutuhkan manusia sebagai vitamin D tidak tersalurkan dengan maksimal.
Kualitas udara menurun
Udara yang dihirup makhluk hidup seharusnya tidak berwarna dan berbau. Tetapi karena adanya kabut asap, kualitas udara otomatis menurun karena udara berubah menjadi kekuningan atau menghitam dan beraroma tidak sedap.
Cara melindungi diri dari kabut asap
Jika kita tinggal di daerah yang rentan terjadi bencana kabut asap, maka hal-hal yang harus kita lakukan untuk melindungi diri dari bahaya kabut asap adalah sebagai berikut:
- Mengurangi aktivitas di luar ruangan atau menghindari jika bisa, terutama bagi mereka yang sedang sakit pernapasan maupun ibu hamil.
- Selalu memakai masker jika harus pergi ke luar rumah atau gedung. Pakailah masker dengan benar untuk menutupi hidung dan mulut.
- Minumlah air putih lebih banyak dan lebih sering agar debu atau partikel halus yang menempel pada tenggorokan larut dan masuk ke dalam pencernaan sehingga ikut terbuang bersama kotoran.
- Segeralah berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
- Segera lakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) seperti makan makanan bergizi, banyak minum, banyak mengonsumsi buah, jangan dekat-dekat orang merokok, dan istirahat cukup.
- Upayakan agar asap dari luar tidak masuk ke dalam rumah atau gedung. Menjaga ruangan tetap tertutup akan lebih baik.
- Tempat penampungan air minum dan makanan harus ditutup dan terlindung dengan baik.
- Buah-buahan dan sayuran dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu dimasak dengan baik.
(*/kompas.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.