Politani Kupang

AITeC 5 Politani Kupang Diharapkan Bisa Lahirkan Inovasi Baru Pertanian dan Pertahankan Tradisi

Bukan berarti menghilangkan yang tradisional tetapi akan diperlukan sentuhan teknologi justru untuk menjaga yang tradisional. 

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG COM/ASTI DHEMA 
PEMBUKAAN - Pembukaan final Kompetensi Inovasi Teknologi Bidang Pertanian AITeC 5 mengusung tema Inovasi Teknologi Untuk Meningkatkan Mutu Produk dan daya Saing Dalam Bidang Pertanian Semi Ringkai Menuju Pertanian Berbasis Teknologi 4.0. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Agriculture Innovation Technology Competition (Kompetisi Inovasi Teknologi Bidang Pertanian se Indonesia,)  AITeC5 Politeknik Pertanian atau Politani Negeri Kupang diharapkan bisa melahirkan inovasi baru di bidang pertanian dan tetap mempertahankan tradisi.

Direktur Politani Kupang, Johanis A. Jermias, S.Pt., M.Sc mengucapkan terima kasih atas terlaksananya AITeC 5 kali ini. Politani menjadi tuan rumah AITeC 5 di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

"Kita menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Politani menjadi tuan rumah dan ibu Dirjen melihat langsung kami di politani Kupang,"kata Johanis pada Kamis, 26 Oktober 2023.

Ia berharap, dengan penyelenggaraan AITeC5 ini bisa menghasilkan inovasi-inovasi baru bidang pertanian khususnya di NTT dan di Indonesia umumnya.

Baca juga: Wujudkan Peningkatan Mutu Pendidikan, Direktur Politani Kupang Teken MoU dengan SMKN 1 Wae Rii

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc mengatakan Pemerintah Indonesia sangat memahami keragaman alam Indonesia, sehingga kami sangat mendorong Politeknik Pertanian Negeri Kupang mengembangkan teknologi untuk pertanian yang  mendukung kekhasan, keunikan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Karena kita tidak bisa berharap orang lain memikirkan di sini kecuali yang di sini memikirkan apa yang ada di sini yang bisa dilakukan,"kata Kiki pada Kamis, 26 Oktober 2023.

Dalam kesempatan ini Kiki menekankan teknologi karena saat ini tidak mungkin lagi melakukan segala sesuatu tanpa mengintegrasikan teknologi di dalamnya. Bukan berarti menghilangkan yang tradisional tetapi akan diperlukan sentuhan teknologi justru untuk menjaga yang tradisional. 

Ia mengambil contoh jagung Bose, asal NTT yang merupakan salah satu kearifan lokal yang perlu dijaga yang juga dibuat juga oleh Politani Kupang dengan Bose instan  sehingga lebih disukai konsumen karena lebih mudah menyiapkannya dalam rangka mempertahankan tradisi dengan menggunakan teknologi.

"Dengan harapan jangka panjang kita semua bisa mandiri pangan dengan memanfaatkan dan memaksimalkan potensi wilayah masing-masing dengan memanfaatkan teknologi,"ungkap Kiki.

Ada 12 Juri Kompetensi 

Dalam kompetisi ini ada 12 Juri yang berasal dari dunia usaha dan industri. Dengan penilaian mereka, bisa melihat apakah teknologi yang dihasilkan para peserta lomba yakni  mahasiswa layak secara bisnis bukan hanya sekadar memenuhi rasa ingin tahu. 

"Tetapi dari dunia bisnis juga nantinya bilang, apakah bisa diterapkan dalam skala besar, apakah bisa menguntungkan secara ekonomi karena ujungnya semua upaya ini untuk kesejahteraan masyarakat termasuk di dalamnya para petani,"lanjut Kiki.

Salah satu program yang dimiliki BAKORMA untuk pengembangan softskill adalah melalui penyelenggaraan AITeC tingkat nasional bidang teknik, ekonomi, bahasa, olahraga, dan seni yang dilakukan secara rutin untuk mahasiswa vokasi bidang pertanian. 

AITeC juga memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri,jiwa kompetitif yang sehat, dan kompetensi diri. Secara umum, selain untuk menjadi wadah bagi mahasiswa, kegiatan AITeC ini diarahkan untuk meningkatkan, produktivitas, efektivitas dan efisiensi, serta kualitas pertanian secara luas yang mencakup pertanian pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

Melalui AITec, peningkatan akses teknologi pertanian bagi petani kecil dan masyarakat pedesaan dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan diharapkan akan muncul solusi-solusi yang kreatif dan efektif dalam mengatasi permasalahan di sektor pertanian.(dhe)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved