Timor Leste

Memperkuat Kesiapsiagaan dan Respons di Perlintasan Perbatasan Indonesia dan Timor Leste

Dengan adanya pandemi COVID-19 yang terjadi baru-baru ini, kita telah belajar pentingnya menjaga perbatasan kita aman dari ancaman kesehatan.

Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG. COM/TENI JENAHAS
Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) saat melintas di PLBN Motaain, Kamis 5 Mei 2022. Penyeberangan perbatasan seperti Motaain di Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia, dan Batugade di Timor Leste adalah tempat perpindahan orang dan barang antarnegara. Hal ini dapat menjadi titik rawan ancaman kesehatan masyarakat seperti penyakit menular baru (Emerging Infectious Diseases/EIDs). 

Penilaian tersebut menunjukkan bahwa risiko kesehatan prioritas di Motaain mencakup virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah, COVID-19, rabies, demam berdarah, dan malaria.

PoE Motaain dilengkapi dengan baik untuk memberikan perawatan medis, transportasi bagi wisatawan yang sakit, memeriksa kendaraan, memastikan lingkungan yang aman dan menjalankan program pengendalian vektor.

PoE juga dipersiapkan untuk keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, lengkap dengan rencana darurat dan tindakan untuk mendisinfeksi bagasi dan kargo.

Namun tantangannya adalah terbatasnya sumber daya manusia dan pemantauan wisatawan yang melintasi perbatasan melalui PoE informal.

Di akhir penilaian, para peserta berkomitmen untuk secara kolektif memperkuat kesiapsiagaan kesehatan di perlintasan darat, yang mencakup penetapan titik fokus, berbagi data tentang potensi bahaya, dan terlibat dalam pertemuan rutin dan inisiatif kolaboratif.

Pembahasan penting ini akan dilanjutkan pada pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan Indonesia dan Timor Leste.

Baca juga: Masuk Wilayah Indonesia Secara Ilegal, 4 WN Timor Leste Diamankan Polres Belu dan Imigrasi Atambua

Kegiatan bersama ini merupakan langkah besar ke arah yang benar. Hal ini menyatukan negara-negara untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, bekerja sama untuk menjaga komunitas mereka dan dunia aman dari ancaman kesehatan.

Upaya ini menjadi contoh bagi PoE lainnya di Indonesia dan negara-negara anggota WHO di Kawasan Asia Tenggara, seperti India dan Nepal.

Dengan melakukan kegiatan ini secara rutin, kita dapat mengurangi risiko keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Kegiatan ini didukung dengan murah hati oleh Pemerintah Jerman.

Ditulis oleh Endang Wulandari, National Professional Officer (Epidemiolog), WHO Indonesia

(who.int)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved