Kendaraan Listrik
PLN Jamin Suplai Kendaraan Listrik Andal
Executive Vice President PLN Ririn Rachmawardini mengatakan transisi kendaraan listrik menjadi tantangan bagi seluruh pihak.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Executive Vice President PLN Ririn Rachmawardini mengatakan transisi kendaraan listrik menjadi tantangan bagi seluruh pihak.
Termasuk PLN yang baru merampungkan skema bisnis untuk kendaraan listrik dalam dua tahun ke belakang.
"Dukungan pemerintah sangat mendukung PLN baik komunikasi yang dijalan dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM serta kami secara rutin melaporkan ke stakeholder kami DPR/MPR untuk memastikan ini in line dengan tujuan besar," tutur Ririn Rachmawardini dalam diskusi Tribun Network "Percepatan Transformasi Energi Listrik Indonesia" #PakaiMolis di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Dia memastikan PLN hadir dalam percepatan transisi dari kendaraan berbasis fosil ke kendaraan listrik berbasis baterai.
Menurutnya, PLN menjamin suplai listrik untuk kendaraan berbasis baterai dapat terpenuhi.
"Jangan sampai orang tidak yakin SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) ada, kalaupun ada jangan sampai jepret-jepret terus dong, makanya kami memastikan dari depannya itu harus andal," tutur Ririn Rachmawardini.
Baca juga: PLN Amankan Pasokan Listrik Acara Puncak Hari Maritim Nasional ke 59 di Kota Kupang
Di dalam perkembangan kendaraan listrik, PLN mencatat kebutuhan pemasangan home charging tumbuh sangat pesat.
PLN pun mengajak mitra untuk responsif dalam memenuhi kebutuhan instalasi home charging.
"Kalau dulu (pemasangan baru) Rp5-6 juta, sekarang relaksasi yang diberikan ke pelanggan cukup Rp850 ribu-Rp3,5 juta dan biaya terbesar di Rp17,5 juta sedangkan tambah daya kurang lebih Rp150 ribu. Itu salah satu dukungan PLN," imbuhnya
Sebagai BUMN di bidang penyedia ketenagalistrikan, PLN juga terus menambah ketersediaan infrastruktur di beberapa titik.
Ririn mengatakan PLN tidak bisa hadir sendiri sehingga diperlukan dukungan dari investor melalui skema kemitraan.
"Dukungan dari Kementerian ESDM mengenai biaya layanan itu membuat banyak investor yang mau berinvestasi dari sisi EV charging," tuturnya.
PLN pun sedang mengembangkan infrastruktur stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) sejalan dengan program transformasi green energy.
"Sekarang kalau mau lihat SPKLU ada di mana bisa dilihat di PLN Mobile dan mau lihat swaping baterai di mana juga bisa dilihat di PLN Mobile," imbuh Ririn.
Baca juga: Wujudkan Misi Investasi, Presiden Jokowi Saksikan Kesepakatan Kerja Sama PLN dan Perusahaan di ICBF
Menjawab soal kebutuhan fast charging, Ririn menambahkan bahwa PLN sudah menyediakan layanan ultra fast charging khusus di rest area tol.
Hal itu mengingat tingginya permintaan para pemilik kendaraan listrik yang ingin cepat mengisi daya baterai dalam waktu singkat.
Bawa Tesla ke RI
CEO Prestige Corps Rudy Salim menceritakan momen saat membawa mobil listrik Tesla ke Indonesia.
Rudy membawa Tesla model S yang pertama ke tanah air pada tahun 2013.
"Pada saat itu pembeli pertamanya di antara yang lain adalah Pak Bambang Soesatyo waktu itu dia masih Ketua Komisi III DPR," ucapnya.
Setelah itu, Prestige Corps bekerjasama dengan stakeholder pemerintah untuk mempercepat transisi kendaraan listrik berbasis baterai pada tahun 2019.
Menurutnya, pembeliaan mobil listri Tesla baru cukup tinggi di tahun 2020 setelah adanya program percepatan tersebut.
Baca juga: Persiapan Kelistrikan 100 Persen, PLN All Out Layani Gelaran MotoGP 2023 di Mandalika
"Dalam kurun waktu saya datangkan pertama mobil listrik Tesla itu cuma jadi lucu-lucuan. Ada yang tanya kalau hujan itu listriknya korslet tidak, lalu kalau banjir kesetrum tidak, terus kalau abis power banknya sebesar apa?" ucap Rudy.
Dia menuturkan seusai Presiden Joko Widodo memberikan arahan terkait percepat kendaraan listrik, Prestige Corps baru mulai merasakan benefit.
Rudy meyakini mobil listrik adalah masa depan dari industri otomotif Indonesia.
"Bahkan negara Eropa sendiri di tahun 2035 sudah tidak memperbolehkan emisi gas buang karbon dioksida, ini tidak terelakkan bahwa masa depan itu kendaraan listrik baik itu roda empat, roda dua, ataupun kendaran udara," tukasnya.
Pengusaha muda ini menilai hambatan yang masih dihadapi Indonesai adalah keterediaan SPKLU.
Menurut data yang diperoleh 72 persen masyarakat masih bertanya-tanya tempat mengisi daya baterai saat diperjalanan dan ada 62 persen menyatakan harga mobil listrik terlampau mahal.
"Ketersediaan SPKLU itu sekarang sudah 842 di mana sangat meningkat pesat, di tahun 2019 ketika saya tandatangan dengan PLN itu 180 jadi meningkat mau delapan kali," pungkasnya. (tribun network/reynas abdila)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.