KKB Papua
Pintu Batas Papua Nugini Diperketat, Pangdam XVII Cenderawasih Singgung Masalah Penyelundupan
Penjagaan pintu batas antarnegara Indonesia dengan Papua Nugini, kini diperketat. Hal itu untuk menutup akses penyelundupan senjata api ke KKB Papua.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM – Penjagaan pintu batas antarnegara Indonesia dengan Papua Nugini, kini semakin diperketat. Hal ini dilakukan untuk menutup akses penyelundupan senjata api dari negara tetangga tersebut ke Papua.
Selama ini, penyelundupan senjata api dari Papua Nugini ke Papua untuk kepentingan Kelompok Kriminal Bersenjata di daerah tersebut. Senjata api itulah yang digunakan untuk menyerang prajurit TNI Polri dan warga sipil lainnya.
Hal tersebut disampaikan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan kepada awak media sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com, Sabtu 14 Oktober 2023.
Dikatakannya, pengetatan pengawasan pintu batas antarnegara tersebut, selain untuk menutup akses penyelundupan senjata api, juga untuk menghentikan akses anggota dan simpatisan KKB Papua dari dan ke Papua Nugini (PNG).
Untuk itu, katanya, Satgas Pamtas RI-Papua Nugini (PNG) akan meningkatkan kesiagaan di pintu gerbang antarnegara tersebut. Dengan cara itu, mata rantai penjualan senjata api pun diputus dan ruang gerak Kelompok Separatis Teroris pun semakin dibatasi.
Sebelumnya, kata Izak Pangemanan, pasukan gabungan TNI-Polri berhasil mengamankan dua pucuk senjata api laras panjang dari anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Ngalum Kupel.
Senjata api tersebut diamankan aparat TNI Polri di kawasan Distrik Batom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Setelah ditelusuri, senjata api tersebut berasal dari Papua Nugini.
"Dua orang anggota KKB yang ditangkap itu adalah Yulian Uropmabin (36) dan Kapol Uropmabin (42)," ujarnya.
Izak Pangemanan juga menyebutkan, bahwa pengetatan pintu tapal batas itu untuk mencegah keluar masuknya anggota KKB Papua, yang hendak menyelamatkan diri lantaran dikejar prajurit TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz.
“Kita akan terus mengawasi daerah perbatasan untuk mencegah masuk senjata api ke wilayah Indonesia dari Papua Nugini,” kata Izak Pangemanan, di Jayapura, Kamis, 12 Oktober 2023.
Jika semua jalur ditutup, katanya, maka pergerakan kelompok kriminal tersebut praktis dipersempit. Apalagi saat ini, kelompok itu juga semakin terdesak oleh ngototnya pergerakan Satgas Ops Damai Cartenz.
Saat ini, katanya, Satgas Ops Damai Cartenz tak henti-hentinya mengejar anggota KKB Papua yang selama ini terlibat dalam berbagai tindakan kejahatan di daerah bergolak tersebut.
Untuk diketahui, sampai saat ini KKB Papua tak henti-hentinya melancarkan aksi kejamnya di daerah itu. Selain menyerang prajurit TNI Polri yang bertugas di daerah itu, kelompok pengacau ini juga menyerang warga sipil.
Bahkan mereka juga membakar fasilitas umum yang dibangun pemerintah untuk kepentingan masyarakat. Fasilitas umum yang dibakar itu, di antaranya pasar, sekolah dan kantor-kantor pemerintah.
Salah satu lokasi pasar yang dibakar KKB Papua adalah pasar di Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang. Pasar itu dibakar pada Senin 18 September 2023.
Pasar itu dibakar setelah sebelumnya, KKB Papua pimpinan Ananias Atimimin menembak mati seorang anggota brimob, yakni Briptu Rudi Agung Ashari saat bersama Satgas Ops Damai Cartenz melakukan patroli keamanan di wilayah Distrik Serambakon.
Dalam insiden tersebut, anggota brimob tersebut gugur sebelum mendapatkan bantuan emergensi dari paramedis yang bertugas di RSUD Oksibil.
Beberapa jam setelah menembak anggota brimob tersebut, KKB Papua yang dipimpin Otobius Bidana Mimin menembak lagi dua warga sipil yang saat itu baru pulang dari rumah duka.
Gegara tembakan tersebut, dua warga sipil tersebut, yakni seorang perempuan bernama Regina, berusia 50 tahun dan seorang pria bernama Yonas, 35 tahun, terpaksa dilarikan ke RSUD Oksibil untuk dirawat.
Baca juga: Panglima TNI Tak Mau Hadapi KKB Papua dengan Kekerasan Senjata: Kita Utamakan Negosiasi
Sementara tindakan lain KKB Papua, adalah membakar rumah-rumah dinas yang dibangun pemerintah untuk para tenaga medis dan paramedis, juga guru-guru di daerah bergolak tersebut.
Mess itu disiapkan, sehingga para petugas kesehatan juga guru-guru yang mengabdi di Tanah Papua, bisa bekerja lebih fokus dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kepada masyarakat. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.