KKB Papua
Panglima TNI Tak Mau Hadapi KKB Papua dengan Kekerasan Senjata: Kita Utamakan Negosiasi
Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono melontarkan pernyataan tegas tentang bagaimana menghadapi KKB Papua yang masih menyandera pilot Susi Air.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM – Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono melontarkan pernyataan tegas tentang bagaimana menghadapi KKB Papua yang hingga kini masih menyandera pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merthens.
Ia menandaskan, bahwa TNI memilih untuk tidak mau menghadapi Kelompok Separatis Teroris dengan kekerasan senjata. Karena hal tersebut hanya akan membawa dampak buruk terhadap masyarakat dan daerah setempat.
Pernyataan Panglima TNI ini disampaikan kepada awak media sebagaimana yang dilansir Pos-Kupang.Com dari KompasTV, Jumat 13 Oktober 2023.
Yudo Margono mengatakan, bahwa sampai saat ini pihaknya masih menjadikan negosiasi sebagai hal utama dalam upaya membebaskan pilot Susi Air dari tangan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Pihaknya masih mengutamakan para pihak, terutama tokoh agama, tokoh masyarakarat, tokoh adat, juga pemerintah melalui Penjabat Bupati Nduga, Edison Gwijangge untuk terus membangun komunikasi dengan kelompok penyandera.
Selama ini, lanjut Yudo Margono, komunikasi yang dijalin senantiasa berjalan baik. Tokoh-tokoh agama terus melakukan tugasnya, begitu juga dengan komponen yang lain, termasuk pihak keluarga.
Suasana yang tercipta selama ini, kata mantan KSAL tersebut, diyakini bakal membawa hasil yang baik. Karena negosiasi, pendekatan dan jalinan kasih lainnya, akan terus dilakukan hingga pilot tersebut dilepasbebaskan dari kerangkeng KKB Papua.
Dikatakannya, bahwa saat ini pihaknya telah memerintahkan Pangkogabwilhan dan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan untuk mendahulukan jalur negosiasi dalam upaya membebaskan pilot Susi Air.
Dengan demikian, katanya, ia sama sekali tidak ingin memilih jalan kekerasan senjata dalam menghadapi KKB Papua. Sebab cara-cara tersebut hanya akan mendatangkan risiko yang fatal bagi masyarakat dan daerah itu.
“Jadi saya tidak mau berhadapan dengan kekerasan senjata, karena dampaknya pasti pada masyarakat. Makanya kita tempuh jalan damai dengan melakukan komunikasi dan negosiasi seperti yang telah terjalin selama ini,” ujarnya.
Ia juga telah memerintahkan Pangkogabwilhan III dan Pangdam agar selalu mengedepankan negosiasi dengan lebih mendahulukan tokoh agama, tokoh masyarakat yang saat ini juga dilakukan oleh Penjabat Bupati Nduga (Edison Gwijangge).
Dengan demikian, katanya, ia meminta publik dan seluruh komponen masyarakat agar bersabar menunggu hasil dari komunikasi yang telah dijalin selama ini.
Pihaknya optimis, bahwa apa yang dilakukan dengan baik, tentu akan membawa hasil yang baik pula. Hanya saja dibutuhkan kesabaran untuk menantikan hasil seperti yang diinginkan bersama.
Untuk diketahui, pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merthens disandera kelompok KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 silam.
Sejak itu sampai sekarang, pilot tersebut masih hidup bersama KKB Papua. Bahkan sudah delapan bulan terakhir, 7 Februari 2023 – 7 Oktober 2023, pilot itu belum dilepasbebaskan oleh komplotan pengacau keamanan tersebut.
Selama rentang waktu berjalan, negosiasi terus dilakukan meski pada akhir Juni 2023 lalu, Egianus Kogoya sempat mengeluarkan ancaman akan menembak pilot tersebut jika pemerintah Indonesia tidak segera menjalin kesepakatan dengan kelompok kriminalis tersebut.
Pasca ancaman itu, tak terdengar lagi suara Egianus Kogoya sampai sekarang. Yang terdengar dan yang terjadi hanyalah aksi-aksi anarkis kelompok KKB lain yang ada di daerah rawan di Provinsi Papua Pegunungan.
Salah satunya, adalah peristiwa yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Bintang pada 18 - 19 September 2023 hingga berujung pada kontak tembak dengan prajurit TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz pada Sabtu 30 September 2023 dini hari sekitar pukul 05.00 WIT.
Pada 18 September 2023 sekitar pukul 11.00 WIT, KKB Papua menembak mati seorang anggota brimob, yakni Briptu Rudi Agung Ashari, saat sedang melakukan patrol keamanan bersama Satgas Ops Damai Cartenz di wilayah Distrik Serambakon.
Beberapa jam kemudian KKB menembak lagi dua warga sipil lainnya hingga korban dilarikan ke RSUD Oksibil. Peristiwa itu sempat menggemparkan publik.
Belum sempat kasus tersebut ditangani, pada sore harinya KKB Papua kembali membakar habis sejumlah kios yang dibangun pemerintah di Pasar Yapimakot. Kios-kios itu ludes dilalap si jago merah.
Sementara keesokan harinya, yakni Selasa 19 September 2023, KKB Papua kembali menembak pesawat Trigana Air yang sedang melintas di wilayah Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Untungnya, tembakan KKB Papua tersebut tak sampai mengenai armada penerbangan itu. Alhasil, pesawat Trigana Air terus melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya tiba dengan selamat di Bandara Sentani, Jayapura.
Berangkat dari dua kasus mengerikan tersebut, TNI Polri pun mengambil tindakan tegas. Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri dan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen Izak Pangemanan menerjunkan pasukan ke Pegunungan Bintang.
Baru beberapa hari tiba di tempat tugas di Distrik Serambakon, prajurit TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz terlibat dalam insiden baku tembak yang terjadi di Kampung Mondusit, masih di Distrik Serambakon.
Dalam peristiwa yang terjadi pukul 05.00 WIT dini hari itu, lima anggota KKB Papua dipastikan meninggal dunia. Kelima anggota KKB Papua tersebut tewas setelah tembakan prajurit TNI Polri.
Nasib naas lima anggota KKB Papua itu baru diketahui setelah prajurit TNI Polri melakukan penyisiran di lokasi baku tembak di pinggir Kampung Mondusit tersebut.
Mulanya, prajurit TNI Polri itu hanya menemukan empat jenazah dengan dua senjata api laras panjang di lokasi kejadian. Namun tak lama berselang ditemukan lagi satu jenazah yang adalah anggota KKB Papua.
Jenazah yang satu ini ditemukan di lokasi yang agak jauh dari empat rekannya. Dari tangan jasad tersebut, diamankan sebuah senjata api laras pendek atau lebih dikenal dengan pistol jenis FN.
Sementara itu ketika dilakukan penyisiran ulang area di sekitar lokasi kejadian, ditemukan lagi sebuah senjata api laras pendek atau pistol yang terisi dalam sebuah karung beras.
Di dalam karung tersebut terdapat sebuah tas rangsel warna hijau yang didalamnya ada pakaian loreng bertuliskan TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka).
Berdasarkan hasil identifikasi, dari keempat senjata api tersebut, satu di antaranya diduga didapatkan KKB Papua dengan cara menyelundupkannya dari Papua Nugini.
Baca juga: Anggota KKB Papua Diancam Hukuman Mati, Kasusnya Penyerangan Posramil Maybrat Tahun 2021
Baca juga: Ibunda Michelle Curiga Ada Skenario Pembunuhan Putrinya, Benarkah KKB Papua Jadi Sutradara?
Sementara tiga senjata api lainnya, yakni satu senjata api laras panjang dan dua senjata api laras pendek, diproduksi dalam negeri Indonesia, yakni PT Pindad.
Selain senjata api, turut diamankan pula ratusan amunisi, magazine, bendera bintang kejora dan barang-barang lain yang semuanya merupakan milik KKB Papua. Saat ini, semua barang tersebut telah diamankan Satgas Ops Damai Cartenz. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.