Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 4 Oktober 2023, Merawat Wajah Bumi

Penginjil Lukas hari ini mengisahkan bagaimana reaksi Yesus terhadap keputusan tiga orang yang bertekad untuk mengikut-Nya

Editor: Edi Hayong
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul 'Merawat Wajah Bumi'. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul 'Merawat Wajah Bumi'.

Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Biasa Pekan XXVI PW. Santo Fransiskus Asisi merujuk pada Nehemia 2: 1-8
Mazmur 137: 1-6 dan Injil Lukas 9: 57-62

Berikut ini teks lengkap Renungan  Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Penginjil Lukas hari ini mengisahkan bagaimana reaksi Yesus terhadap keputusan tiga orang yang bertekad untuk mengikut-Nya. Orang pertama: “Aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi” (Luk.9:57); orang kedua: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku” (Luk.9:59) ; orang ketiga: “Aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku” (Luk. 9:61).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 4 Oktober 2023, Menoleh ke Belakang Tidak Layak untuk Kerajaan Allah

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 4 Oktober 2023, Tiga Cara Mau Laksanakan Keputusan Secara Konsisten

Yesus tidak serta merta menerima mereka untuk bergabung dalam kelompokNya. Yesus malah memberikan syarat yang cukup berat untuk bisa diterima oleh akal sehat. Bagi orang pertama, Yesus menekankan bahwa kenyamanan personal seringkali akan melemahkan tuntutan kemuridan.

Respons Yesus terhadap orang pertama ini adalah: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Luk. 9:58).

Tuhan Yesus memberi tantangan apakah orang-orang seperti ini bersedia untuk mengikuti Dia dengan kondisi penuh kekurangan, kemiskinan, tidak memiliki apa-apa dalam kehidupan ini?

Tanggapan Yesus atas orang kedua tampaknya kasar: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana” (Luk. 9:60).

Namun, pernyataan ini hendaknya tidak dipahami sebagai sikap negatif Yesus atas kewajiban seseorang kepada orang  tua atau keluarganya.

Ungkapan Yesus “biarlah orang mati menguburkan orang mati” merupakan ungkapan sindiran bahwa tugas memberitakan Injil Kerajaan Allah lebih utama dan mendesak daripada sekadar tindakan mengubur orang mati.

Orang ketiga yang hendak mengikuti Yesus tetapi mau pamitan dahulu dengan keluarganya mendapat tanggapan dari Yesus: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Luk. 9:62).

Yesus hendak menyadarkan calon pengikutNya bahwa mengikuti Dia adalah melakukan sesuatu yang jauh lebih mulia dari pada semua hal di dunia ini, termasuk keluarga.

Oleh karena itu, orang yang hendak mengikuti Yesus tidak boleh menoleh ke masa lalu atau latar-belakang, adat-istiadat dan budayanya. Yesus tahu bahwa dalam masyarakat Yahudi dan Hellenis, ikatan keluarga sangat kuat dan dapat menghalangi seseorang untuk menjadi murid-Nya.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Hari ini kita memperingati Santo Fransiskus dari Asisi. Santo Fransiskus berasal dari keluarga pengusaha sukses mencoba menanggapi tawaran panggilan Yesus, dan ternyata ia bisa memenuhi tuntutan standar dari penggilan dan perutusan ini. Tak terbilang karya-karya besar yang pernah dibuat oleh orang kudus ini.

Ia lebih memilih pola hidup miskin meskipun keluarganya memiliki segala-galanya. Pola hidup yang dipilihnya memberi inspirasi kepada begitu banyak kaum muda untuk mengikutinya.

Selain itu Fransiskus Asisi, sangat peduli terhadap lingkungan serta memperlakukan alam ciptaan sebagai saudara-saudaranya. Teladan kepeduliannya terhadap lingkungan dan orang-orang miskin ter-abadikan di kota Asisi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 4 Oktober 2023, Hari Peringatan Santo Fransiskus Dari Asisi

Tahun 1979, Paus Yohanes Paulus II secara resmi menyebut Fransiskus Asisi sebagai Santo Pelindung Ekologi. Kedalaman iman dan kesatuannya dengan Tuhan dan alam semesta diekspresikan dalam kepeduliannya terhadap lingkungan hidup. Beliau menyapa matahari, angin dan ciptaan lainnya sebagai saudaranya.

Beliau mendapat anugerah khusus mampu berkomunikasi dan berkotbah kepada alam dan hewan seperti anjing, kucing, ikan, burung dan sekaligus sangat peduli kepada orangorang miskin.

Iapun mendirikan sebuah komunitas yang berkembang menjadi Ordo Saudarasaudara dina atau OFM dan Ordo Santa Klara untuk mewadahi para pemudi yang hendak mengikuti cara hidup miskin.

St. Fransiskus dari Assisi mendapatkan kesempatan untuk membangun kembali bangunan rohani dan moral yang sempat terkoyak, sama seperti nabi Nehemia yang mendapat kesempatan untuk membangun kembali tembok kota Yerusalem sesudah masa kelam.

Kepada kita masing-masing juga selalu ada tawaran untuk terus menerus membaharui wajah Gereja. Bersama Santu. Fransiskus kita selalu diajak untuk
merawat bumi dan segala isinya, kita selalu diajak untuk menjadi sahabat dan saudara dari alam sekitar kita

Contemplasi:

Mengikuti Yesus membutuhkan komitmen yang kokoh, tidak takut kesulitan. Tidak takut berhadapan dengan penolakan dan ketidaknyamanan hidup.

Doa :

Allah Bapa, pemerhati kaum fakir miskin dan papa, Santo Fransiskus menjadi miskin dan hina dina seperti kristus. Kiranya kami dapat mengikuti langkahnya dan dengan gembira mengabdi Puteramu yang terkasih, agar kami tetap bersatu dengan Dikau dan bersukaria dalam cinta. Demi Yesus Kristus...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Rabu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved