Berita Nasional

Jokowi Belajar ke SBY Agar 'Soft Lending'

Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin (2/10).

Editor: Alfons Nedabang
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) berbincang dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019). Terbaru, SBY dan Jokowi bertemu di Istana Bogor, Senin (2/10/2023) sore. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) melakukan pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin (2/10).

Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani pun membenarkan kabar pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut.

Namun, dia menegaskan bahwa pertemuan tersebut tidak membahas secara khusus soal Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan masuk ke dalam kabinet.

Kamhar menyampaikan bahwasanya, pertemuan Jokowi dan SBY lebih banyak membahas mengenai isu kebangsaan.

"Pembicaraan dua tokoh bangsa seperti ini lebih pada isu-isu yang sifatnya kebangsaan dan kenegaraan," kata Kamhar, Selasa (3/10).

Dia menilai silaturahmi antara Presiden Jokowi dan SBY itu merupakan hal yang positif.

Baca juga: SBY Bertemu Jokowi di Istana Bogor, Sinyal Demokrat Dapat Kursi Menteri?

Pasalnya, pertemuan itu bisa memberikan dampak teduh menjelang kontestasi demokrasi pada Pemilu 2024 mendatang.

"Kami menilai silaturahmi kebangsaan ini positif, yang akan memberi dampak teduh dan sejuknya dinamika perpolitikan nasional di tahun politik ini," ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin.

Berdasarkan Pantauan mobil dengan nomor polisi F 414 RI melewati pintu pos 4 Istana Bogor, yang berada di depan Kantor Wali Kota Bogor, sekira pukul 16.52 WIB.

Mobil tersebut dikawal oleh satu motor Patwal Polusi dan satu mobil berplat TNI.

Mobil tersebut kemudian tampak keluar dari Istana Bogor sekitar pukul 17.44 WIB.

Untuk diketahui mobil jenis MVP hitam dengan nomor polisi F 414 RI beberapa kali tampak digunakan oleh SBY dalam sejumlah kegiatan.

Baca juga: Jokowi Mengernyitkan Dahi Saat Ditanya Soal Reshuffle Kabinet

Belum diketahui apa yang dibicarakan dalam pertemuan antara SBY dengan Jokowi tersebut.

Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat pun menyambut baik kabar pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Djarot mengatakan pertemuan Jokowi dengan SBY merupakan silahturahmi yang sangat bagus.

"Ya enggak apa-apa toh wong ketemu saja membangun silaturahmi bagus, berkomunikasi kan bagus ya," kata Djarot di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10).

Terlebih, dia menyebut SBY merupakan presiden keenam RI. Sehingga, bagus ketika kedua tokoh pemimpin itu bertemu.

"Jadi, apalagi beliau ini kan presiden sebelumnya, bagus. Kami apresiasi bahwa Pak Jokowi dapat berkomunikasi dengan berbagai pihak," ujar Djarot.

Menurut Djarot, komunikasi yang dibangun Presiden Jokowi dengan berbagai tokoh guna mewujudkan stabilitas politik yang bagus.

Baca juga: Viral Mantan Presiden SBY Tegaskan Siap Turun Gunung Demi Mendukung Capres Prabowo Subianto

"Tujuannya apa? Tujuannya ya kita di tahun politik ini kita bisa membangun stabilitas politik yang bagus," ucap dia.

Pertemuan kedua tokoh tersebut juga mendapat apresiasi, salah satunya datang dari Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah.

“Adem kalau presiden dan mantannya akur. Sehat selalu pak SBY dan pak Jokowi,” kata Fahri Hamzah melalui keterangan kepada wartawan, Selasa (3/10).

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin, memaknai pertemuan itu sebagai silaturahmi, guna menjajaki segala kemungkinan yang ada kedepannya.

Yang pertama, menurut Ujang, bisa jadi Presiden Jokowi ingin belajar dari SBY, bagaimana mengakhiri jabatan sebagai pemimpin negara secara 'soft landing'.

Sebab Ujang melihat dengan kondisi saat ini agak berat bagi Presiden Jokowi untuk mengakhiri jabatannya nanti di 2024 dengan aman.

"Saya sih melihat Jokowi ingin kelihatannya ingin belajar dari SBY soal landing, artinya ketika dulu SBY landing 2014 itu kan smooth, aman, walaupun ketika itu SBY sudah mempersiapkan landingnya setahun terakhir," kata Ujang saat dihubungi, Selasa.

Baca juga: AHY Cipika Cipiki dengan Prabowo Subianto, Demokrat Resmi Dukung Prabowo Capres

Yang kedua, kata Ujang, memaknai pertemuan itu mungkin saja membahas isu-isu strategis, terutama urusan Pilpres 2024.

Diketahui, Partai Demokrat memberikan dukungannya kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dalam Pilpres 2024.

"Apakah memang Jokowi dukung Prabowo atau tidak? bisa iya juga bisa tidak. Kecenderungan dukung Prabowonya sih tinggi, dilihat dari tanda sinyal-sinyal politik yang ada, salah satunya Kaesang jadi ketua umum PSI," ucap Ujang.

Ujang juga tak menampik bahwa pada pertemuan ini, mungkin membahas isu perombakan kabinet atau reshuffle.

Ada pun isu reshuffle ini muncul ke permukaan di tengah kasus hukum yang diduga melibatkan menteri di Kabinet Indonesia Maju.

"Kalau reshuffle itu hak prerogatif presiden kalau pun seandainya ada reshuffle, apakah Demokrat bisa masuk kabinet? Saya sih melihatnya bisa iya bisa juga tidak, karena yang tahu itu hanya Jokowi dan Tuhan," pungkasnya. (tribun network/yuda)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved