Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 3 Oktober 2023, Belajar pada Pengalaman Penolakan Orang
Penolakan ini masih terkait dengan sejarah konflik turun temurun antara orang Yahudi dan orang Samaria
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul 'Belajar pada Pengalaman Penolakan Orang'.
Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Biasa Pekan XXVI merujuk pada Zakaria 8: 20-23, Mazmur 87: 1-7 dan Injil : Lukas 9: 51-56.
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Nelvan, seorang pelajar, sangat pintar dalam ilmu-ilmu eksakta. Ia selalu menduduki ranking satu di kelasnya. Semua soal yang sulit terlihat mudah
kalau ada di tangannya. Tidak mengherankan kalau banyak teman sekolah yang belajar padanya.
Maka ketika ia tidak lulus test masuk Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, dunia terasa kiamat, karena sejumlah teman lain yang belajar padanya malahan lulus dengan baik.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 3 Oktober 2023, Kalian Tidak Tahu Apa yang Kalian Inginkan
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 2 Oktober 2023, Cara Berkomunikasi Dua Arah dengan Sikap Rendah Hati
Ayahnya menelpon dan mencari-cari alasan mengapa Nelvan gagal, sebuah realitas tidak menerima kenyataan pahit seperti itu. Usaha itu dicegah oleh
salah seorang anggota keluarga yang mengatakan bahwa pengalaman kegagalan ini sangat penting untuk dialami agar anak mereka berusaha dan
terus berjuang.
Injil pada hari ini mengisahkan Yesus yang sedang dalam perjalanan ke Yerusalem singgah di sebuah desa orang Samaria. Namun penduduk desa itu
tidak mau menerima Yesus. Awal karya di Galilea, Yesus ditolak oleh orangorang sekotanya sehingga Ia harus pergi ke kota-kota lain.
Sekarang perjalanan ke Yerusalem pun ditandai dengan penolakan oleh orang-orang Samaria. Penolakan itu justru diakibatkan oleh tujuan perjalanan Yesus ke Yerusalem.
Penolakan ini masih terkait dengan sejarah konflik turun temurun antara orang Yahudi dan orang Samaria. Orang Yahudi sudah lama bersikap anti terhadap orang Samaria.
Karena asal-muasal orang Samaria merupakan pencampuran antara ras Yahudi dan ras bangsa Asyur sejak abad 8. Dengan kata lain, di mata orang Yahudi, setiap orang Samaria bukanlah 100 persen berdarah asli ras Yahudi.
Penolakan tersebut rupanya kembali mengusik para muridNya. Dua muridNya, yakni Yakobus dan Yohanes, tersinggung berat. Keduanya mengusulkan agar menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang Samaria itu.
Sebelum kisah ini, para murid juga mengambil jalan pintas ketika menghadapi ketidaknyamanan. Mereka telah melarang seorang yang bukan kelompok
Yesus yang mengusir setan demi nama Yesus. Para murid ingin menggunakan kuasa yang mereka miliki.
Jalan keluar yang mereka tawarkan tidak diterima oleh Yesus. Yesus berpaling kepada mereka dan menegor mereka. Yesus berhasil mengendalikan emosi para murid sehingga segala tindakan yang berbauh kekerasan dapat dicegah olehNya.
Melalui sikapNya itu, Yesus memperlihatkan kelembutan dan kesabaran hatiNya yang luar biasa. Semoga berkat contoh Tuhan Yesus, kita menjadi murid-muridNya yang sabar dan tetap mampu bersikap lemah lembut, khususnya ketika kita menemui pengalaman penolakan dari sesama kita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.