Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 17 September 2023, Kasih dan Pengampunan yang Tak Bertepi

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Kasih dan Pengampunan yang Tak Bertepi.

|
Editor: Agustinus Sape
my reflections
Ilustrasi Yesus dan Petrus. Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Kasih dan Pengampunan yang Tak Bertepi.

RP. Kons Beo menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Sirakh 27:30 - 28:9, bacaan kedua Roma 14:7-9, dan bacaan Injil Matius 18:21-35 (Pekan Biasa XXIV, St Albertus dr Yerusalem, St Hildegardis, St Lambertus, St Robertus Bellarminus, St Satyrus).

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini dilampirkan pula teks lengkap bacaan Minggu 17 September 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

"Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali..." Mat 18:22
(Non dico tibi usque septies)

ADA rasa hati bergolak tak menentu. Kemarahan lagi tak terkontrol. Sulit terolah. Seseorang telah membuat kita marah, tertekan, tak enak di hati. Tawaran negatif segera hadir sebagai jalan keluar. Itulah: balas dendam.

AMARAH, sakit hati dan rasa tertekan amatlah manusiawi. Toh, kita tetaplah manusia yang punya rasa. Sesama telah bersalah. Ia telah berlaku curang. Tindakannya itu telah merugikan dan menghancurkan harga diri. Kita benar-benar telah jadi sasaran tanpa daya. Namun, apakah reaksi penuh amarah yang terungkap dalam aksi balas dendam mesti jadi pilihan pasti?

Kita lagi tersekap dalam penjara isi hati. Kita memang telah jadi nara pidana perasaan dalam sel tahanan diri kita sendiri. Lalu? Mestikah masa tahanan itu tetap berlangsung tanpa kepastian momentum pembebasan? Kata-kata Putra Sirakh ingatkan, "Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya" (Sirakh 27:30). Suara Putra Sirakh masih menyentuh , "Hentikan permusuhan" (Sirakh 28:6)...*"Jangan mendendami sesama manusia"* (Sirakh 28:7). Namun?

Kita memang sudah berjuang untuk hidup rukun, damai dan tenang. Dan memang, kita tak miliki karakter cepat amarah membara. Pun untuk cenderung suka merancang aksi balasan. Namun, dalam dunia penuh gelora, aksi dan trik 'umpan kemarahan dan balas dendam' bisa saja terus mendera. Mari renungkan lagi kata-kata Putra Sirakh,

"Jauhilah pertikaian, maka engkau mengurangkan jumlah dosa, sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian. Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat, dan melontarkan permusuhan di antara orang-orang yang hidup dengan damai" (Sirakh 28:8-9).

Di atas segalanya, mari hidup sebagai orang yang dibenarkan, dimenangkan dan diselamatkan oleh Kasih Tuhan. Pengalaman di dalam Kasih Tuhan menjadikan Kasih itu hadir sebagai jatidiri dan karakter dasar hidup kita. Hidup sebagai anak yang dikasihi membawa keyakinan nyata bahwa kita bakal melampaui amarah, dengki dan dendam kesumat.

Sebab itulah mari singkirkan sudah kesalahan saudaramu, sahabatmu, rekan kerjamu, siapapun sesamamu. Mari stopkan sudah aliran rasa tidak suka yang akut dan berlarut terhadap tetanggamu. Iya, kenapa terus saja "kau buang muka terhadap sesamamu?" Semua rasa amarah dan dendam itu hanyalah tetap menguras energi positif. Dendam hanya menghilangkan ekspresi wajah yang semestinya bersinar dan berseri-seri! Kenapa kah mesti terus merawat aura wajah sangar penuh sinis dan marah terhadap 'yang tak disukai?'

Sebagaimana Kasih yang kita terima dari Tuhan itu selalu dan selalu berlanjut di dalam ziarah hidup kita. Maka seperti itulah kasih kita yang sepantasnya selalu terungkap dalam pengampunan. Tanpa syarat, tanpa sejumlah 'sekian kali.' Melainkan kasih dan pengampunan itu senantiasa tak bertepi.

Tentu demi usaha yang tak mudah ini, rahmat Tuhan tetap kita butuhkan di dalam doa pun dalam kerendahan hati kita.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Selamat Hari Minggu.

Tuhan memberkati.
Amin

Teks Lengkap Bacaan 17 September 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 17 September 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 17 September 2023. (DOK. POS-KUPANG.COM)


Bacaan Pertama Sirakh 27:30-28:9

Ampunilah kesalahan sesama,
niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa.

Pembacaan dari Kitab Sirakh:

Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan,
dan orang berdosalah yang dikuasainya.
Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan.
Tuhan dengan saksama mmperhitungkan segala dosanya.
Ampunilah kesalahan sesama,
niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa.

Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan,
jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia?
Bolehkah ia mohon ampun atas dosa-dosanya,
kalau ia sendiri tidak menaruh belas kasihan
terhadap seorang manusia yang sama dengannya?
Dia hanya daging belaka,
namun menaruh dendam kesumat;
siapa gerangan akan mengampuni dosa-dosanya?
Ingatlah akan akhir hidup dan hentikanlah permusuhan.
Ingatlah akan kebusukan serta maut,
dan hendaklah setia kepada segala perintah.
Ingatlah akan perintah-perintah,
dan jangan mendendami sesama manusia.
Hendaklah kamu ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi,
lalu ampunilah kesalahan sesama.
Jauhilah pertikaian,
maka engkau mengurangkan jumlah dosa,
sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian.
Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat,
dan melontarkan permusuhan
di antara orang-orang yang hidup dengan damai.

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12

Tuhan adalah pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu,
dan menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!

*Tidak terus menerus Ia murka,
dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita,
atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.

*Setinggi langit dari bumi,
demikian besarnya kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya!
Sejauh timur dari barat,
demikian pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bacaan Kedua Roma 14:7-9

Entah hidup entar mati, kita tetap milik Tuhan.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,
dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri.
Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan,
dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan.
Jadi entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan.
Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali,
supaya Ia menjadi Tuhan
baik atas orang-orang mati maupun atas orang-orang hidup.

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Yohanes 13:34

Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan,
yaitu supaya kamu saling mengasihi
sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Bacaan Injil Matius 18:21-35

Ampunilah saudaramu,
bukan sampai tujuh kali
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata,
"Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku
jika ia berbuat dosa terhadap aku?
Sampai tujuh kali?"
Yesus berkata kepadanya, "Bukan!
Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja
yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu,
dihadapkanlah kepadanya seorang
yang berhutang sepuluh ribu talenta.
Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya,
raja itu memerintahkan
supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya
untuk pembayar hutangnya.
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya:
Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Tetapi ketika hamba itu keluar,
ia bertemu dengan seorang hamba lain
yang berhutang seratus dinar kepadanya.
Ia menangkap dan mencekik kawannya itu,
katanya: Bayar hutangmu!
Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya:
Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya segala hutang itu.

Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih
lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
Raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi
dan berkata kepadanya:
Hai hamba yang jahat!
Seluruh hutangmu telah kuhapuskan
karena engkau memohonnya kepadaku.
Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu
seperti aku telah mengasihani engkau?

Maka marahlah tuannya itu
dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo,
sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu,
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved