Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Minggu 17 September 2023, Mengampuni dengan Tulus Hadirkan Sukacita
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Mengampuni dengan Tulus Hadirkan Sukacita.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Mengampuni dengan Tulus Hadirkan Sukacita.
RD. Dr. Maxi Un Bria menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan Injil Matius 18:21-35.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini dilampirkan pula teks lengkap bacaan Minggu 17 September 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Damai dan sukacita itu anugerah Allah di satu pihak dan pada pihak lain merupakan pilihan manusia. Setiap orang beriman dipanggil dan diutus untuk menjadi pencipta dan pembawa damai serta sukacita.
Orang yang berhati tulus dan baik, pasti cinta damai dan pengampunan. Karena sesungguhnya dalam hati manusia yang penuh dendam kesumat akan kehilangan rasa damai dan sukacita.
Kitab Putra Sirakh menulis secara terang. Bahwasannya “Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Siapa saja yang membalas dendam akan dibalas Tuhan“ ( Sirakh 27:30-28:1 ).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 16 September 2023, Pohon yang Baik Menghasilkan Buah yang Baik
Allah menghendaki agar manusia beriman mampu mengampuni sesama. Sebab pengampunan sesungguhnya mendatangkan berkat, damai dan sukacita.
Doa setiap orang beriman yang tulus dan penuh pengampunan didengarkan Tuhan. Sementara doa orang yang hatinya panas dan penuh dendam kesumat tidak berkenan bagi Tuhan.
Karena hidup kita adalah milik Tuhan, maka selama masih diberi kesempatan untuk melanjutkan ziarah di bumi, pantaslah kita mengisinya dengan perbuatan-perbuatan kasih.
Salah satu perbuatan kasih yang diajarkan Tuhan dalam Injil hari ini yakni mengampuni sesama tanpa syarat. Pertanyaan Petrus kepada Yesus tentang sampai berapa kali ia harus mengampuni sesamanya? Apakah sampai tujuh kali ? dijawab Yesus dengan tegas bahwa „ Bukan ! Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali“ (Matius 18 :22).
Sering kali manusia sulit mengampuni sesama. Padahal ia selalu mendapatkan pengampunan yang tulus dan total dari Allah. Citarasa pengampunan dan belaskasih yang diterima dari Allah kurang disadari dan disyukuri. Hal ini telah menjauhkan manusia dari rasa damai dan sukacita yang sejati.
Mengingat kita adalah anak-anak Tuhan, maka hendaknya kita berupaya agar kasih dan pengampunan senantiasa memenuhi hati dan menghiasi seluruh hidup. Bukankah mengampuni dengan tulus hati akan mendatangkan damai dan sukacita? Semoga.
Teks Lengkap Bacaan 17 September 2023

Bacaan Pertama Sirakh 27:30-28:9
Ampunilah kesalahan sesama,
niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa.
Pembacaan dari Kitab Sirakh:
Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan,
dan orang berdosalah yang dikuasainya.
Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan.
Tuhan dengan saksama mmperhitungkan segala dosanya.
Ampunilah kesalahan sesama,
niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa.
Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan,
jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia?
Bolehkah ia mohon ampun atas dosa-dosanya,
kalau ia sendiri tidak menaruh belas kasihan
terhadap seorang manusia yang sama dengannya?
Dia hanya daging belaka,
namun menaruh dendam kesumat;
siapa gerangan akan mengampuni dosa-dosanya?
Ingatlah akan akhir hidup dan hentikanlah permusuhan.
Ingatlah akan kebusukan serta maut,
dan hendaklah setia kepada segala perintah.
Ingatlah akan perintah-perintah,
dan jangan mendendami sesama manusia.
Hendaklah kamu ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi,
lalu ampunilah kesalahan sesama.
Jauhilah pertikaian,
maka engkau mengurangkan jumlah dosa,
sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian.
Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat,
dan melontarkan permusuhan
di antara orang-orang yang hidup dengan damai.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12
Tuhan adalah pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu,
dan menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
*Tidak terus menerus Ia murka,
dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita,
atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
*Setinggi langit dari bumi,
demikian besarnya kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya!
Sejauh timur dari barat,
demikian pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Bacaan Kedua Roma 14:7-9
Entah hidup entar mati, kita tetap milik Tuhan.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara,
tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,
dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri.
Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan,
dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan.
Jadi entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan.
Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali,
supaya Ia menjadi Tuhan
baik atas orang-orang mati maupun atas orang-orang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Yohanes 13:34
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan,
yaitu supaya kamu saling mengasihi
sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Bacaan Injil Matius 18:21-35
Ampunilah saudaramu,
bukan sampai tujuh kali
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Inilah Injil Suci menurut Matius:
Sekali peristiwa
datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata,
"Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku
jika ia berbuat dosa terhadap aku?
Sampai tujuh kali?"
Yesus berkata kepadanya, "Bukan!
Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja
yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu,
dihadapkanlah kepadanya seorang
yang berhutang sepuluh ribu talenta.
Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya,
raja itu memerintahkan
supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya
untuk pembayar hutangnya.
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya:
Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tetapi ketika hamba itu keluar,
ia bertemu dengan seorang hamba lain
yang berhutang seratus dinar kepadanya.
Ia menangkap dan mencekik kawannya itu,
katanya: Bayar hutangmu!
Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya:
Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya segala hutang itu.
Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih
lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
Raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi
dan berkata kepadanya:
Hai hamba yang jahat!
Seluruh hutangmu telah kuhapuskan
karena engkau memohonnya kepadaku.
Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu
seperti aku telah mengasihani engkau?
Maka marahlah tuannya itu
dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo,
sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu,
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.