Berita Kota Kupang

Komisi IV DPRD Kota Kupang Ingin Angka Stunting Ibukota Lebih Kecil dari Provinsi 

sangat optimis dengan penurunan angka itu, apalagi kini sudah ditambah program pemberian makanan tambahan dan pemberian susu

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Komisi IV DPRD Kota Kupang Ingin Angka Stunting Ibukota Lebih Kecil dari Provinsi 
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
STUNTING - Tampak sejumlah orang tua sedang memberi makanan tambahan bagi anak-anak dalam program pemberian makanan tambahan.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Komisi IV DPRD Kota Kupang Theodora Ewalde Taek, menginginkan Kota Kupang sebagai ibukota provinsi NTT harus memiliki angka stunting lebih kecil dari daerah lain, termasuk tingkat provinsi. 

Politisi PKB itu mengapresiasi pencapaian Pemkot Kupang yang menurunkan angka stunting dari 19 persen ke 17,2 persen dari operasi timbang di bulan Agustus 2023. Menurut dia, berbagai upaya yang dilakukan berbuah baik. 

"Apa lagi angka stunting ini berangsur angsur turun dari angka 24,5 persen terus mengalami penurunan hingga sekarang mencapai 17,2 persen pada Agustus 2023 ini," jelas Ewalde Taek, Senin 11 September 2023. 

Di samping itu, Ewalde Taek juga mendorong adanya data rill terhadap sasaran yang ada. Dari situ bisa terlihat sasaran yang mengakses layanan posyandu untuk mendapat penimbangan. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Bobol Kios Warga, Pelajar SMA di Kota Kupang Diamankan Tim Buser Polsek Maulafa

Ewalde Taek mengaku anggaran APBD tahun 2023 untuk pemberian makanan tambahan makanan juga cukup besar. 

Untuk itu, segala program yang dikerjakan perlu diikuti dengan evaluasi secara berkala. Dengan begitu maka target bisa terealisasi dengan cepat. 

"Apa lagi Kota Kupang sebagai ibu kota Provinsi NTT, harus menjadi barometer kesehatan, kualitas sumber daya manusia dan lainnya. Kota Kupang harus menurunkan angka stunting dan harus lebih rendah dibandingkan kabupaten lainnya di Provinsi NTT," ujarnya. 

Angka stunting di Kota Kupang turun 1,8 persen dalam kurun waktu Tujuh bulan. 

Dalam operasi timbang di bulan Februari 2023, angka stunting di Kota Kupang berada di 19 persen. Penurunan angka itu didapat setelah rampungnya operasi timbang di bulan Agustus di tahun yang sama. 

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang drg. Retnowati, presentasi stunting di Kota Kupang kini sudah berada di 17,2 persen. Perolehan data pasca operasi timbang bulan Agustus, dirilis lewat Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM). 

Dengan adanya pengurangan jumlah  stunting 17,2 persen itu maka, kini tersisa 4.000 bayi balita yang masih dalam kategori stunting

"Kita selalu optimis bahwa angka ini akan terus berkurang atau menurun," sebut dia, Jumat 8 September 2023. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Mantan Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore Dikabarkan Diperiksa Penyidik Polda NTT 

Ia mengatakan pihaknya sangat optimis dengan penurunan angka itu, apalagi kini sudah ditambah program pemberian makanan tambahan dan pemberian susu untuk mendukung tumbuh kembang anak. Berbeda dengan pola sebelumnya yang hanya mengandalkan program orang tua aduh. 

Kurangnya angka stunting sebesar 1,8 persen itu setara dengan 500 anak. Pengurangan itu karena usia yang sudah keluar dari sasaran maupun karena berhasil dalam penanganannya. 

Ia menyebut, sejauh ini memang ada penambahan bayi balita stunting, tetapi jumlahnya tidak banyak. Retnowati mengatakan, tugas dinas dimulai dari penanganan dan pencegahan. 

Adanya program pemberian makanan tambahan itu akan membantu menekan angka stunting. Bayi balita yang masuk dalam kategori rentan stunting, gizi kurang dan kurang gizi, menjadi sasaran untuk pemberian makanan tambahan. 

Dinas kesehatan juga akan memberi tablet besi bagi remaja putri guna pencegahannya. 

"Untuk pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal ini anggarannya menggunakan dana alokasi khusus yang ditransfer langsung kementerian ke puskesmas, jadi tidak melalui dinas," ujarnya. 

Selain itu, hampir semua puskesmas di Kota Kupang kini sudah memiliki alat  antropometri. Artinya, pengukuran bayi balita akan dilakukan tiap bulan atau tidak lagi menunggu jadwal operasi timbang. 

Baca juga: Oxygen.id Akan Layani Wi-Fi Gratis di Lima Titik Kumpul di Kota Kupang

Adapun pemberian makanan tambahan menurut dia, bukan menjadi faktor utama penurunan stunting. Perhatian orang tuan juga menjadi bagian dalam memulihkan kondisi bayi balita keluar dari gizi buruk. Makan yang dikonsumsi anak-anak, sebut dia, patut dijaga dengan baik. 

Retnowati lalu mengingatkan kader posyandu yang membantu memberikan makanan tambahan ke sasaran. Pemberian itu harus lebih cermat dan benar menyasar ke bayi balita sebagai sasaran. 

"Apalagi yang dilakukan oleh Puskesmas Bakunase, yaitu para sasaran mengkonsumsi langsung makanan tambahan di puskesmas atau posyandu dan dipantau oleh para kader posyandu," sebut Retnowati   

Sasaran yang dilakukan dalam program ini, tidak saja ditujukan bagi bayi balita tetapi juga untuk ibu hamil dengan kekurangan energi kronis. Kategori ini disebut punya potensi melahirkan bayi stunting. Pencegahan perlu dilakukan agar tidak terjadi lagi bayi balita stunting

Dia menambahkan, pemberian makanan tambahan itu seturut dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI pada bulan Agustus 2023. 

"Kalau kita laksanakan program tentu dengan dasar petunjuk teknis," imbuhnya. 

Adanya berbagai program yang diarahkan dalam penanganan kasus ini, Retnowati optimis stunting di Kota Kupang bisa terus berkurang. (fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved