Berita Sumba Timur

Kendalikan Hama Belalang di Desa Praibokul, Tim RPH Temukan Ribuan Belalang Umur 1-12 Hari

Apabila jumlah belalang melebihi batas normal 2.000 ekor per hektare maka kondisi tersebut tidak normal lagi dan butuh penanganan pengendalian.

Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/CHRISTIN MALEHERE
BELALANG - Salah satu anggota Regu Pengendali Hama melakukan penyemprotan obat anti hama untuk mengendalikan hama belalang di Desa Praibokul, Kecamatan Matawai La Pawu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis 31 Agustus 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Regu Pengendalian Hama (RPH) bersama Dirjen Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian, dan pakar pertanian UGM melakukan Pengendalian terhadap hama belalang di Desa Praibokul, Kecamatan Matawai La Pawu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis 31 Agustus 2023.

Tim pengendalian dilakukan oleh 10 petugas Regu Pengendalian Hama (RPH) menggunakan obat hama Penalty 50 SC dosis rendah sesuai kondisi belalang kembara di wilayah perbukitan.

Saat petugas RPH melakukan penyemprotan di antara rumput dan bebatuan, ribuan belalang kembara yang masih berumur 1-12 hari setelah telurnya menetas, langsung melompat keluar dari dalam persembunyiannya.

Setelah tiga jam terkena semprotan cairan obat hama, maka hama belalang tersebut akan mati dengan sendirinya.

Penyemprotan obat anti hama tersebut dilakukan pada titik rawan pertumbuhan belalang dengan tujuan agar tidak mengganggu tanaman persawahan yang berada di bagian bawah perbukitan.

Baca juga: Butuh Kerja sama Lintas Stakeholder Kendalikan Hama Belalang Kembara di Sumba Timur

Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur, Nico Pandarangga menjelaskan tujuan penyemprotan agar Kementan dan ahli Pertanian UGM siklus hama belalang yang menyerang tanaman pangan di Pulau Sumba pada puncaknya akhir November-Desember.

Selama tiga bulan mendapat intervensi dari Kementan, FAO, dan UGM dalam bentuk pemantauan perkembangan hama belalang selama tiga bulan sehingga sesuai hasil pantauan, RPH melakukan gerakan pengendalian (Gerdal) secara massal pada wilayah yang berpotensi terserang hama belalang terparah.

"Gerdal akan dilakukan secara masiv selama tiga bulan kedepan sambil dievaluasi untuk membenahi kekurangan sehingga lebih maksimal dalam mengendalikan hama belalang demi menjaga kestabilan ketahanan pangan," jelas Nico.

Tujuan gerdal harus terukur, terarah, dan terkendali sehingga membutuhkan komitmen dan kebersamaan untuk menjangkau kerjasama yang lebih luar antar desa, kecamatan, kabupaten, serta empat kabupaten di Pulau Sumba karena menghadapi permasalahan hama belalang yang sama.

Baca juga: Belalang Serang Rumah Warga dan Lahan Pertanian Warga di Sumba Timur, Petani Terancam Gagal Panen

Nico juga berharap pengendalian hama belalang harus berkelanjutan, sebab belalang akan tetap ada, namun perlu adanya keseimbangan siklus mata rantai makhluk hidup.

"Kegiatan jangka pendek berupa pengendalian hama belalang, diikuti kegiatan jangka menengah kegiatan subtitusi pangan dengan menanam tanaman lokal yang tidak dimakan oleh belalang, serta jangka panjang memperbaiki ekosistem yang terganggu," terang Nico.

Menurutnya, keseimbangan predator alam harus terjaga, karena kondisi normalnya, maksimum 2.000 ekor belalang untuk satu hektare lahan pertanian.

Apabila jumlah belalang melebihi batas normal 2.000 ekor per hektare maka kondisi tersebut tidak normal lagi dan butuh penanganan pengendalian.

 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved