Vatikan

Cerita Deni Iskandar Bertemu Paus Fransiskus, Sempat Dikhawatirkan Masuk Katolik: Kita Ini Islam

Sebelum ke Roma Italia, ibunya sempat khawatir kalau-kalau dia bisa tergiur untuk masuk Katolik sebab tempat ke mana dia hendak pergi semua Katolik.

|
Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/HO
Deni Iskandar bersama ibunya Iyot sekembali mengikuti program studi agama di Roma, Italia. 

POS-KUPANG.COM, PANDEGLANG - Masih ingat Deni Iskandar, santri asal Pandeglang, yang akhirnya bisa bertemu Paus Fransiskus di Vatikan setelah belajar di Roma berkat beasiswa dari Yayasan Nostra Aetate?

Ternyata sebelum berangkat ke Roma Italia, ibunya sempat khawatir kalau-kalau dia bisa tergiur untuk masuk Katolik sebab tempat ke mana dia hendak pergi semuanya Katolik.

"Den, tidak apa-apa belajar di Roma, tapi ingat ya, kita ini Islam. Kata orang-orang yang ngomong ke Emak, di Vatikan itu Katolik semua, jadi awas jangan tertarik oleh materi, kita ini Islam."

Deni Iskandar bersama ibunya_02
Deni Iskandar bersama ibunya.

Ucapan itu keluar dari Ibu Iyot (62) ketika anaknya, Deni Iskandar, berpamitan untuk belajar di Roma, Italia dengan beasiswa dari Yayasan Nostra Aetate, Vatikan.

Melepas kepergian anak keduanya ke negara antah berantah sama sekali tidak terbayangkan. Apalagi, sebuah negara yang merupakan pusat Gereja Katolik sedunia, sama sekali tidak ada mimpi di benaknya.

Namun memang jalan hidup seseorang hanya Tuhan yang mengetahui . Suatu hari kelak hingga pada saatnya, sang waktu akan bercerita tentang kisah ini.

Kepasrahan seorang ibu inilah yang merupakan bekal bagi Deni Iskandar pada akhir Januari 2023, menapaki sejarah hidupnya sendiri.

"Sepanjang hidup, sesekalinya emak melihat bandara ketika mengantarkan saya ke Bandara Soetta menuju ke Roma, Italia. Proses menuju Roma sangat lancar. Dan saya yakin bahwa hal itu terjadi karena emak merestui niatan kepergian saya ke Roma,“ kisah Deni Iskandar, Jumat 25 Agustus 2023.

Deni Iskandar selama enam bulan bersekolah di Roma studi tentang hubungan antar agama. Tidak banyak dan tidak mudah mendapatkan beasiswa dari Yayasan Nostra Aetate, Vatikan untuk bersekolah di Roma.

Dan, di akhir studinya itu, ia mendapat kesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan, pada Rabu 28 Juni 2023. Kesempatan yang tiada duanya dan mungkin tidak pernah akan terulang lagi.

Deni Iskandar dan Pater Markus Solo Kewuta SVD_012
Deni Iskandar bersama Pater Markus Solo Kewuta SVD (tengah) dan penerima beasiswa dari Yayasan Nostra Aetate lainnya, Raheema Tahir-Jayari dari Mindanao Filipina.

Iyot, seorang single parent yang hanya lulusan Madrasah Tsanawiyah. Ia adalah ibu dari Deni Iskandar. Karena nasib, Iyot menjadi penjual kopi di pasar kambing Tanah Abang, Jakarta.

Dia memiliki tiga anak yakni satu perempuan telah meninggal dan dua anak laki-laki dan Deni anak kedua. Mereka tinggal di Desa Montor, Kecamatan Pagelarang, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Setelah diceraikan suaminya, ia memutuskan mandiri dan menantang hidup. Keputusan tidak mudah itu diawali dengan membantu penjual nasi di Tanah Abang, Jakarta.

Untuk itu, ia harus merelakan Deni Iskandar di kampung dan si bungsu yang masih kecil yang dibawa serta bertarung nasib di Tanah Abang, Jakarta. Deni Iskandar ditinggal di desa Pandeglang bersama kakak perempuan Iyot.

Mengingat masa depan kedua anaknya masih panjang, Iyot yang aslinya dari Pandeglang, Banten, ingin bertaruh untuk memperbaiki nasib.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved