Berita Politik
Martinus Melihat Masalah Ekonomi, Kesehatan dan Pendidikan Problem Kronis Nasional dan NTT
Pengaruh teknologi informasi sangat besar, dan ancaman pihak asing sungguh menggerogoti langkah pembangunan NKRI.
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Martinus Laba Uung,S.Sos, M.AP menyebutkan sudah 78 tahun Indonesia merdeka masyarakat masih didera masalah ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Tiga persoalan ini merupakan masalah kronis secara nasional, termasuk di wilayah NTT.
Menurut pria asal Lembata ini, dalam semangat cinta tanah air dan kebanggaan kepada NKRI yang berumur 78 tahun itu, dirinya sebagai generasi muda bangsa dan sedang mencalonkan diri menjadi wakil rakyat di tingkat pusat, dirinya melihat NKRI dan kekayaan bangsa serta tanah air adalah sebuah kebanggaan.
Saat duduk di bangku sekolah, meskipun dalam berbagai keterbatasan situasi, sarana dan prasarana di Atakowa, Leragere, Lebatukan, Lembata, 20 tahun silam, gurunya telah mengajarkan betapa bangsa Indonesia dan NTT kaya akan sumber daya alam. Dan, kekayaan ala mini tercermin dalam lagu kebangsaan, Pancasila, bendera merah putih, bahasa Indonesia, keanekaragaman suku bangsa dan agama, juga dinamika sejarah bangsa.
Ketika meninggalkan kampung halaman, merantau untuk mencari segudang pengetahuan study dan karya di tanah Jawa, dirinya semakin mendapat pengetahuan dan pengalaman tentang fakta perjalanan bangsa Indonesia dan NKRI. Luasnya wilayah tanah air NKRI, ternyata memiliki pengalaman berbeda-beda dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa, termasuk pembangunan yang dilaksanakan. di kampung, desa, kota, kota metropolitan memang berbeda-beda. Nasib rakyat pun terus berubah dalam derap pembangunan bangsa dan estafet kepemimpinan.
Baca juga: Ketua FPK Sebut HUT Kemerdekaan RI Pererat Komunikasi Secara Sosial Antar Etnis
Ketika merayakan HUT NKRI 78, ada perhatian khusus yang terusik, khusus tentang makna dan cita-cita Proklamasi NKRI bagi generasi muda negeri ini, dalam derasnya arus zaman milenial. Ada dua hal yang menjadi dasar kecemasan tentang makna Proklamasi NKRI bagi generasi muda. Pertama, soal keadaan kemiskinan keluarga, rahim generasi muda, khususnya sejak maraknya pengangguran dan pandemi covid-19. Saat yang sama, banjir pengaruh teknologi informasi merobek semua sekat pembatas dan sangat menguasai generasi muda.
Menurutnya, generasi muda terbawa arus deras teknologi informasi, dan orangtua di dalam keluarga tak mampu membendungnya. Apalagi kapasitas orangtua bervariasi dan ekonomi keluarga sedang sulit, baik di kota maupun di desa dan kampung pelosok.
Hal kedua yang menjadi dasar kecemasan adalah soal sistem dan kurikulum nasional yang sering berubah. Selain menyulitkan guru dan membebani biaya bagi orangtua, ada soal isi kurikulum yang berkenaan dengan pengenalan, pengetahuan dan pemahaman terhadap bangsa dan NKRI tercinta.
Ditenggarai, dari hasil survei dan penelitian, ada banyak generasi muda tidak tahu teks Pancasila dan Proklamasi, bahasa Indonesia, sejarah NKRI dan lagu kebangsaan. Apalagi tentang cita-cita Proklamasi. Maka, seperti apa patriotismenya, juga rasa terima kasih dan syukur atas bangsa dan NKRI tercinta? Lebih banyak mereka yang hafal nama robot dalam game online, bintang sepakbola dunia dan film kartun asing. Bahkan banyak yang terpapar paham radikalisme dan aneka ideologi dunia maya.
Baca juga: Raja Amarasi Roby Koroh Juara 1 Busana Adat Terbaik HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara
Mencermati fenomena dan fakta yang dihadapi bangsa dan NKRI tercinta, sebagai generasi muda - yang sedang berjuang untuk mewakili aspirasi warga pada DPR RI, dirinya mencatat dari refleksi, ada beberapa potensi ancaman, khususnya bagi generasi milenial.
Pertama, soal derasnya pengaruh teknologi informasi digital. Dengan adanya sarana canggih teknologi informasi, maka setiap ruang kehidupan individu terus dipengaruhi. Kemajuan teknologi setiap hari berkembang pesat, berbanding terbalik dengan kemampuan mengenal, menggunakan dan mencerna informasi oleh manusia. Apalagi oleh kita bangsa Indonesia dengan keragaman kapasitas, terkhusus generasi muda milenial.
“Saya teringat satu pendapat, bahwa untuk merusak dan menghilangkan satu bangsa adalah dengan menghancurkan budayanya dan generasi muda pewarisnya. Inilah ancaman serius, menurut saya, bagi generasi muda milenial dan juga NKRI tercinta,”ujar Martin dalam catatan refleksi yang diterima POS-KUPANG.COM, Kamis, 17 Agustus 2023.
Kedua, soal maraknya budaya korupsi dan kejahatan transnasional yang melanda negeri ini. Hal ini didukung oleh lemahnya penegakkan hukum bagi eksistensi dan kelanjutan NKRI tercinta.
Baca juga: Sukseskan Peringatan HUT Kemerdekaan RI, PLN Siagakan Ribuan Personel
Ada hubungan erat antar para pejabat penyelenggaraan negara dengan partai politik, masyarakat sipil, pemodal dan rakyat. Kemampuan dan kewenangan rakyat sangat terbatas dan sungguh dipengaruhi oleh tingkat pendidikan serta keadaan sosial ekonominya. Partai politik pun banyak jumlahnya, yang sudah lama dan yang baru, dengan visi misi masing-masing, serta kiprahnya di ruang legislatif dan eksekutif serta yudikatif. Ada korelasi dengan para pemodal serta jaringan internasional, maka kebijakan yang dihasilkan pun masih bervariatif. Berapa banyak yang pro rakyat dibanding yang pro pemodal.
Dalam perjalanan bangsa dan NKRI sekitar 25 tahun terakhir, jelas terlihat pengaruh teknologi informasi sangat besar, dan ancaman pihak asing sungguh menggerogoti langkah pembangunan NKRI. Kita tak bisa menutup diri dari pengaruh bangsa lain, bahkan ada indikasi upaya memecah belah NKRI, demi merampok kekayaan sumber daya alam negeri ini.
Menelisik keadaan bangsa dan NKRI yang demikian, sebagai generasi muda dirinya memutuskan untuk ikut berjuang menjadi wakil rakyat melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Martinus Laba Uung
putra Lembata
HUT RI ke-78
Sebuah Refleksi
masalah ekonomi
masalah pendidikan di ntt
masalah kesehatan
Partai Solidaritas Indonesia
| Muhaimin Iskandar Kembali Pimpin PKB, Ma’ruf Amin Jadi Ketua Majelis Syuro | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Megawati Menangis dan Ucapkan Terima Kasih pada Seluruh Rakyat Indonesia | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Djarot Jelaskan Alasan PDIP Tidak Undang Presiden Jokowi Menghadiri Rakernas Akhir Bulan Mei | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Minta Doa dan Berkat, Uskup Turang Titip Tiga Hal Kepada Gustaf Tamo Mbapa | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Meski tak Jadi Penjabat Bupati, Yos Rasi Apresiasi Dukungan 7 Fraksi DPRD Sikka | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.