Renungan Harian Katolik Minggu 6 Agustus 2023, Kemah Tuhan dalam Hidup Kita

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Petrus Cristologus Dhogo SVD dengan judul Kemah Tuhan dalam Hidup Kita.

RP. Petrus Cristologus Dhogo menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Daniel 7:9-10,13-14; bacaan kedua 2 Petrus 1:16-19; dan bacaan Injil Matius 17:1-9.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 6 Agustus 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Kata Petrus kepada Yesus, Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia" (Mat. 17:2.4).

Elia dan Musa adalah dua tokoh yang menemui Tuhan di Gunung Sinai atau Horeb. Karena itu, keinginan untuk membuat kemah juga menghadirkan kembali situasi di Sinai. Ketika MUsa menerima loh batu, mereka pun kemudian mendirikan kemah Tuhan untuk menyimpan loh batu tersebut, agar mereka selalu diingatkan akan hukum Tuhan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik 6 Agustus 2023, Pesta Transfigurasi: Yesus Berubah Rupa di Puncak Gunung

Kita tidak perlu membuat kemah karena kita sendiri adalah kemah atau Bait Allah itu sendii. Kita jadikan hati kita sebagai kemah tempat Tuhan bertakhta sehingga kita selalu bisa merasakan kemuliaan Tuhan itu dalam hidup kita. Semoga hidup kita sendiri menjadi penampakan kemuliaan Tuhan kepada sesama dan dunia kita.

Kita pun selalu diajak oleh Tuhan untuk menyaksikan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Ada banyak hal atau momen yang menghadirkan kemuliaan Tuhan kepada kita, seperti selamat dari kecelakaan, lulus ujian, kesehatan yang baik, rezeki yang cukup dan sebagainya. Mari kita sadari selalu kemuliaan Tuhan dalam hidup kita.

Teks Lengkap Bacaan 6 Agustus 2023

Bacaan Pertama Daniel 7:9-10.13-14

"Pakaian-Nya putih seperti salju"

Bacaan dari Kitab Daniel:

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar.

Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab.

Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya.