Berita Manggarai Barat

Wabup Manggarai Barat Ajak Masyarakat Perangi Stunting Hindari Lost Generation

Lebih dari itu, stunting bisa membuat bangsa Indonesia kehilangan generasi (lost generation) di masa depan.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Kegiatan kampanye percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan BKKBN NTT, di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, mengajak masyarakat di wilayah itu untuk perangi stunting, pasalnya stunting bukan sekadar masalah anak gagal tumbuh, sehingga pendek dan sangat pendek.

Lebih dari itu, stunting bisa membuat bangsa Indonesia kehilangan generasi (lost generation) di masa depan. Sebab, anak-anak stunting akan mengalami kesulitan dalam belajar dan bekerja saat dewasa.

"Generasi kita menjadi susah berpikir dan susah bekerja saat dewasa karena otak lemah," kata Weng, saat membuka kampanye percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan BKKBN NTT, di Labuan Bajo, Senin 31 Juli 2023.

Baca juga: BREAKING NEWS: 496 Kapal Wisata di Labuan Bajo Manggarai Barat Beroperasi Tanpa Izin

Ia menerangkan, bedasarkan hasil operasi timbang pada bulan Agustus tahun 2022, stunting di Manggarai Barat mencapai 15,9 persen, angka tersebut kemudian turun menjadi 9 persen periode Februari 2023.

Ia menyadari bahwa stunting tak bisa diatasi oleh pemerintah semata, tetapi membutuhkan peran masyarakat. Menurutnya stunting merupakan masalah kronis, yang berarti berlangsung dalam periode waktu yang panjang. Ia pun mengajak semua pihak untuk kerja kolaborasi mengatasi stunting.

"Ada 2 (dua) intervensi penanganan stunting yaitu spesifik dan sensitive. Intervensi spesifik yaitu intervensi yang dikerjakan orang kesehatan yang hanya berpengaruh 30 persen dari upaya kita menagani stunting. 70 persennya ada pada upaya sensitive yaitu upaya meliputi banyak orang," ujarnya.

Baca juga: Dukung Pariwisata Labuan Bajo, LPS Serahkan Bantuan CSR Tong Sampah ke Pemkab Manggarai Barat

Wabup Weng kembali mengimbau agar semua pihak serius memerangi stunting terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan atau golden peride mulai dari kehamilan sampai bayi berusia 2 tahun.

"Anak kalau tidak mau stunting harus diurus mulai dari dalam kandungan caranya adalah gizi dan vitamin ibunya diperhatikan dengan baik. Kalau ibunya terawat dengan baik, maka bayi yang dikandung juga akan baik. Rajin memeriksaskan diri, rajin ikut ke posyandu, melahirkan harus difasilitas kesehatan sehingga saat lahir bayinya tidak mengalami komplikasi," pesan Weng.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena menekankan pentingnya pendidikan pencegahan stunting bagi anak usai remaja SMP dan SMA. Hal itu guna memberi pemahaman sehingga saat mereka menjadi ibu, mereka paham bagaimana mencegah untuk tidak melahirkan anak stunting.

Baca juga: Samsat Prihatin Pemilik Ranmor Plat Luar NTT di Manggarai Barat Acuhkan Amnesty Pajak

Hal lain yang menjadi perhatiannya adalah pola asuh anak dalam 1.000 hari pertama kelahiran. Ia mengatakan, jika dalam rumah ada ibu hamil atau menyusui maka pemenuhan gizi mereka harus menjadi prioritas.

"Budaya kita kalau makan laki duluan sisanya baru istri. Harus berubah. jadi kalo dalam rumah itu ada istri yang sedang hamil dan ibu menyusui prioritaskan istri yang hamil dan menyusui dulu," ucapnya.

Melki juga menekankan pentingnya praktek inisiasi menyusui dini (IMD) pada ibu yang baru melahirkan. Menurutnya praktik IMD sangat baik untuk kesehatan ibu dan anak.

"Air susi ibu yang pertama itu memiliki tinggkat gizi yang sangat baik, membuat ikatan ibu dan anak yang baik dan memicu kelancaran asi sampai 6 bulan dan bahkan 2 tahun, sehingga tidak perlu susu formula," pungkasnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved