Penyakit Ternak
Karantina Indonesia Mengatakan Sapi Australia Kemungkinan Terinfeksi Penyakit Kulit di Dalam Negeri
Kepala Badan Karantina Pertanian Indonesia mengatakan 13 sapi dinyatakan positif LSD segera setelah tiba antara Mei-Juli dari delapan kapal terpisah.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Sapi hidup yang diimpor dari Australia oleh pembeli utama Indonesia kemungkinan besar terinfeksi penyakit kulit menggumpal (LSD - Lumpy Skin Desease) di dalam negeri, kata seorang pejabat Indonesia pada hari Selasa, ketika negara Asia itu menangguhkan impor dari empat fasilitas Australia.
Bambang, kepala Badan Karantina Pertanian Indonesia, mengatakan 13 sapi dinyatakan positif LSD segera setelah tiba antara Mei dan Juli dari delapan kapal terpisah.
Beberapa sapi memiliki benjolan di kulitnya, menandakan mereka telah terinfeksi sebelum kedatangan mereka di Indonesia, katanya dalam konferensi pers. Selain lepuh, virus LSD yang sangat menular juga mengurangi produksi ASI.
"Perjalanan dari Australia paling lama sekitar seminggu. Dengan masa inkubasi 28 hari, kami sangat yakin (LSD) berpotensi berasal dari sana," kata Bambang.
Baca juga: Ternak Sapi Australia Diperiksa untuk Membuktikan Tidak Ada Risiko Penyakit LSD
Australia mengatakan negara itu bebas LSD, dan kepala dokter hewannya mengatakan infeksi itu tidak terduga, mengingat keberadaan LSD di Indonesia. Indonesia masih mengimpor sapi hidup dari fasilitas lain, kata menteri pertanian Australia.
Bambang mengatakan LSD telah ditemukan di peternakan sapi di pulau Sumatra dan Jawa di Indonesia. Investigasi Australia atas masalah ini akan selesai pada bulan September, tambahnya.
Indonesia membeli sekitar 56 persen dari total ekspor sapi hidup Australia pada tahun 2021–2022, data menunjukkan, dalam kesepakatan senilai sekitar A$900 juta ($600 juta).
Berdasarkan data Indonesia, tahun lalu lebih dari 303.000 sapi hidup diimpor dari Australia, sementara impor sepanjang tahun ini melebihi 153.000 sapi.
(reuters.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.