Breaking News

Mendagri Tito Karnavian Sebut Kelaparan di Kabupaten Puncak Papua Tengah Dampak El Nino

Mendagri Tito Karnavian yang juga mantan Kapolda Papua menyebut kelaparan yang melanda warga tiga distrik di Kabupaten Puncak sebagai dampak El Nino.

Editor: Agustinus Sape
Youtube/Kemdagri RI
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut kelaparan yang melanda masyarakat tiga distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, sebagai dampak dari fenomena alam El Nino yang banyak melanda banyak wilayah di dunia. 

POS-KUPANG.COM - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang juga mantan Kapolda Papua menyebut kelaparan yang melanda warga tiga distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah sebagai dampak dari El Nino (bencana kekeringan).

Hal itu disampaikan Tito Karnavian saat memberikan materi pada acara penyerahan insentif fiskal untuk daerah yang digelar di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) Jakarta, Senin 31 Juli 2023.

"Dampak (El Nino) ini tidak main-main. Sudah terjadi di Kabupaten Puncak,” kata Tito. Dampak El Nino itu ditandai dengan kekeringan dan gagal panen, dan menyebabkan enam orang warga setempat meninggal dunia.

 

Tito mengatakan, pemerintah sudah memberikan intervensi untuk persoalan kekeringan di Kabupaten Puncak, yakni dengan mencoba mengirimkan bahan makanan ke lokasi.

Hanya saja, menurutnya, untuk menjangkau daerah yang dilanda kekeringan harus menggunakan jalur udara.

Baca juga: Gara-Gara KKB Papua, Bantuan Makanan Sulit Disalurkan, Korban Tewas Kini Terus Bertambah

Selain itu, ada pula gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata yang menghambat pengiriman bahan pangan ke lokasi bencana.

"Tapi, setelah berkomunikasi dengan tokoh adat dan tokoh gereja, bantuan sudah mulai masuk ke sana. Dan sudah mulai teratasi," kata Tito.

"Namun, yang pasti kekeringan itu nyata," ujarnya lagi.

Oleh karenanya, Tito Karnavian meminta para kepala daerah memahami benar dampak El Nino.

Selain itu, ia menekankan kepala daerah harus dipahami daerah mana saja yang akan mengalami dampak terberat dari fenomena alam tersebut.

"Kepala BMKG diundang sehingga rekan-rekan daerah bisa memahami dampak potensi El Nino di mana saja," katanya.

Bantuan tiba di lokasi

Bantuan untuk korban bencana kekeringan di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, sudah mulai tersalurkan, Sabtu 29 Juli 2023.

Bantuan tersebut diantar langsung Bupati Puncak Willem Wandik dengan menggunakan pesawat sewaan dari Timika ke Distrik Agandugume.

bantuan kelaparan di Kabupaten Puncak_01
Bantuan logistik untuk korban cuaca ektrem di Kabupaten Puncak saat tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika, Senin 24 Juli 2023. Bantuan tersebut dikatakan sudah tiba di tangan masyarakat yang membutuhkannya.

Bantuan yang dibawa terdiri dari 1 drum BBM, 400 kilogram bantuan makanan dari Panglima TNI dan 200 kilogram bantuan makanan dari Pemerintah Puncak.

"Bupati Puncak Willem Wandik terbang menggunakan pesawat Reven Global Air Trasnport PK RVV yang take off dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju bandara Agandume," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo melalui keterangan tertulis, Sabtu.

Benny mengungkapkan, situasi keamanan di daerah tersebut kondusif meski belum ada pos keamanan.

Pasalnya, warga yang terdampak bencana ikut menjaga datangnya pesawat.

"Situasi keamanan di Distrik Agandugume sangat aman dan untuk ke depannya pesawat selain Reven diharapkan bisa mendarat di Bandara tersebut,” ucap Benny.

Menurut dia, sudah ada pernyataan dari tokoh masyarakat di Agandugume yang menjamin keamanan pesawat terbang yang akan masuk ke wilayah tersebut.

"Masyarakat sudah mengatakan bahwa daerah ini aman karena mereka siap menjaga keamanan bagi pesawat maupun petugas medis yang akan melayani dua Distrik tersebut, sehingga saya minta maskapai penerbangan, silakan saja masuk ke daerah ini mengantar bantuan,” tambahnya.

Diketahui sebelumnya, Bupati Puncak Willem Wandik menyatakan ada enam warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume.

Keenam korban adalah Yenis Telenggen (38), Yemina Murib (42), Ater Tabuni (46), Tenus Murib (46), Tera Murib (39) dan bayi bernama Ila Telenggen.

Rata-rata para korban meninggal dalam kondisi lemas, sakit diare, panas dalam, sariawan dan sakit kepala.

"Bencana kekeringan telah menyebabkan enam orang meninggal dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," kata Wandik.

Baca juga: KKB Papua Hambat Penyaluran Bantuan Pangan Ke Warga, Begini Kata Bupati Puncak Willem Wandik

Masalah lain muncul ketika bantuan bahan makanan belum dapat tersalurkan karena wilayah terdampak merupakan wilayah perlintasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bencana yang merupakan dampak dari El Nino tersebut membuat curah hujan di wilayah terdampak sangat kecil.

"Diperkirakan musim kemarau terjadi hingga September ini. Intensitas hujan rendah, suhu panas dan pada malam hari suhu udara turun hingga di bawah 10 derajat Celsius," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman, di Jayapura, Jumat 28 Juli 2023.

Dampak kemarau, terang Sulaiman, membuat kelembaban udara turun drastis dan menyebabkan tanaman yang menjadi bahan makanan utama warga, rusak akibat kekurangan air. (*)

Keenam korban adalah Yenis Telenggen (38), Yemina Murib (42), Ater Tabuni (46), Tenus Murib (46), Tera Murib (39) dan bayi bernama Ila Telenggen.

Rata-rata para korban meninggal dalam kondisi lemas, sakit diare, panas dalam, sariawan dan sakit kepala.

"Bencana kekeringan telah menyebabkan enam orang meninggal dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," ujar Wandik, melalui keterangan tertulis, Kamis (27/7/2023).

Ia mengakui bahwa hingga kini bantuan belum bisa tersalurkan meski bencana tersebut sudah diketahui dalam satu pekan terakhir.

Hal itu lantaran adanya kendala keamanan dalam proses penyaluran bantan.

Diketahui, untuk menuju wilayah bencana, hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari Distrik Sinak atau menggunakan pesawat terbang.

Tetapi faktor keamanan menjadi ancaman lain untuk menyalurkan bantuan karena kedua distrik terdampak masuk dalam kawasan perlintasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Kesulitan penanganan bencana ini karena tidak adanya layanan penerbangan karena alasan keamanan," kata dia.

Ia pun mengaku telah berkoordinasi dengan TNI-Polri agar pelayanan penerbangan bisa segera dibuka untuk penyaluran bantuan.

"Saya bupati Puncak dengan dukungan TNI-Polri menjamin keamanan dan keselamatan pilot dan pesawat yang melakukan pengangkatan bantuan bencana kekeringan," tutur Wandik.

Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menyebut kedua distrik tersebut tergolong rawan karena masuk dalam wilayah perlintasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di tiga kabupaten, yaitu Puncak, Puncak Jaya dan Lanny Jaya.

"Dari Sinak-Puncak juga merupakan daerah basis KKB," ujarnya di Jayapura, Kamis (27/7/2023).

Dengan kondisi seperti itu, Fakhiri tidak menginginkan proses pengantaran bantuan justru terjadi gangguan keamanan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved