KKB Papua

Benny Wenda Protes KKB Papua, Kini Desak Egianus Kogoya Cepat Bebaskan Pilot Susi Air

Benny Wenda, Pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mendesak KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya segera membebaskan pilot Susi Air.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
DEMI KEMANUSIAAN – Benny Wenda meminta KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya segera membebaskan pilot Susi Air, Philips Mark Merthens yang disandera sejak lima bulan lalu, tepatnya 7 Februari 2023. Alangkah baiknya segera dibebaskan demi kemanusiaan. 

POS-KUPANG.COM – Benny Wenda, Pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mendesak KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya segera membebaskan pilot Susi Air yang disandera selama lebih dari lima bulan terakhir.

Pernyataan Benny Wenda ini mengemuka, setelah KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya mengancam akan menembak Philips Mark Merthens pada akhir Juni 2023 lalu.

Benny Wenda meminta agar pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu jangan disandera berlama-lama. Alangkah baiknya dibebaskan untuk kepentingan kemanusiaan.

Benny Wenda juga meminta  para militan mempertimbangkan dampak yang bakal terjadi pada keluarga sang pilot.

"Saya ingin mendorong saudara-saudara saya di kamp TPNPB-OPM untuk mempertimbangkan kembali ancaman yang dibuat terhadap pilot dan apa artinya ini bagi keluarganya yang berduka, serta perjuangan pembebasan nasional kita," kata Benny.

"Semua orang Papua Barat tahu bahwa hukum Internasional ada di pihak kita: pendudukan militer Indonesia dan klaim awal atas Papua Barat jelas salah menurut hukum internasional. Tapi begitu juga dengan mencabut nyawa orang tak bersalah yang tidak terlibat dalam konflik," sambungnya.

Wenda juga mengutuk desakan pemerintah Indonesia pada pendekatan militer untuk menyelesaikan situasi penyanderaan, dengan mengatakan bahwa prioritas bagi semua pihak adalah mengembalikan Phillip Mehrtens ke keluarganya dengan selamat.

"Saya juga ingin mendesak pemerintah Indonesia untuk tidak membuat pernyataan atau tindakan sembrono terkait krisis sandera ini," katanya, seraya menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia berkewajiban membantu pembebasan Mehrtens dengan aman.

“Saya juga mendesak pemerintah Selandia Baru, PBB, dan komunitas internasional untuk menekan Jakarta untuk memastikan pembebasannya dengan aman sesegera mungkin, dan untuk mendengarkan suara, tangisan dan tuntutan rakyat Papua yang ingin bebas di tanah mereka sendiri."

Dia mengatakan, Mehrtens tanpa disadari telah dijadikan pion dalam konflik puluhan tahun antara Indonesia dan rakyat terjajah di Papua Barat.

Lazarus Kadepa: Gunakan Cara Halus

Anggota DPR Papua, Laurenzus Kadepa berharap menggunakan cara halus untuk membujuk KKB Papua penyandera pilot Susi Air tersebut.

Laurenzus mengajak KKB Papua menunjukkan pada dunia bahwa mereka tak sejahat itu.

Hal ini bertujuan agar KKB Papua sadar dan membebaskan pilot tersebut.

"Mari tunjukkan kepada dunia kalau TPNPB-OPM tidak sejahat itu, seperti tuduhan berbagai pihak selama ini," kata Laurenzus, melansir dari Tribun-Papua.com, Senin 5 Juni 2023.

Laurenzus juga meminta pemerintah, termasuk TNI dan Polri, untuk melakukan pendekatan keamanan secara proporsional dan terukur dalam upaya-upaya pembebasan Captain Philip dan penanganan situasi di Papua.

Pentingnya keterlibatan pemerintah daerah, sipil, Gereja, adat, Komnas HAM dan berbagai pihak dalam upaya pembebasan Captain Philip.

"Kami khawatir ancaman penembakan yang disampaikan TPNPB-OPM Nduga justru menjadi provokasi sekaligus legitimasi untuk memperbesar pendekatan keamanan di Papua," ujarnya.

Untuk itu, dia berharap agar kelompok Egianus Kogoya tidak melakukan tindakan yang berlebihan dan bisa menghargai hak hidup dari Philip Mark Mehrtens.

Sebelumnya, Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya bakal menembak pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens.

Hal tersebut dikatakan Sebby dalam video singkat yang diterima Tribun-Papua.com, Sabtu 27 Mei 2023.

Dalam video tersebut, Egianus Kogoya memberi waktu kepada Indonesia agar dapat memenuhi keinginan pihaknya.

Keinginan Egianus Kogoya adalah bernegosiasi terkait pembebasan sang pilot yang selama ini disandera olehnya.

"Kalau tidak ada pembicaraan, maka kami akan tembak Pilot," tegas Egianus dalam video tersebut.

Dalam video yang berdurasi 1 menit lebih 11 detik itu, pilot Philips juga berbicara bahwa separatis menginginkan negara selain Indonesia untuk terlibat dalam dialog tentang kemerdekaan Papua.

"Negara yang lain, jika tidak bicara dengan Indonesia dalam waktu dua bulan, mereka akan tembak saya," kata Philips dalam video tersebut.

Lebih lanjut Captain Phillip mengatakan, jika itu tidak terjadi dalam dua bulan maka mereka (KKB) mengatakan akan menembak dirinya.

Adapun Philips Mark Methrtens telah disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu di hutan Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan hingga saat ini.

Diancam Pangdam Cenderawasih

Diketahui, ancaman yang dilayangkan oleh KKB Papua penyandera Pilot Susi Air tampaknya tak berguna.

Mereka justru mendapat ancaman balik dari Pangdam Cenderawasih yang baru, Mayjen TNI Izak Pangemanan.

Ia meminta Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya segera membebaskan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens yang mereka sandera.

Dia menegaskan bahwa ancaman-ancaman KKB terhadap pemerintah tidak ada gunanya.

"Egianus Kogoya dan semua yang ada di sana, segera bebaskan saja pilot itu, karena ancaman itu juga tidak ada gunanya," kata Pangdam, Rabu 31 Mei 2023.

"Negara ini negara berdaulat, diakui seluruh dunia," lanjut dia.

Baca juga: Akhirnya Terungkap, Tembakan KKB Papua Ternyata Merobek Sayap Kiri Pesawat Smart Air

Menurut Pangdam, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tengah mengupayakan pembebasan Philip dari tangan KKB.

"Kedepankan Forkopimda karena ini permasalahan sosial. Jadi yang menyelesaikan Forkopimda di mana Kodam adalah salah satu bagian Forkopimda," paparnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved