Timor Leste

Dom Leandro, Pemain Basket yang Berjalan Sambil Berbuat Baik di Bumi Timor Loro Sae

Mgr. Leandro Maria Alves, seorang imam Projo Keuskupan Dili terpilih jadi Uskup Baucau Timor Leste dan ditahbiskan Uskup Jumat 21 Juli 2023.

|
Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/HO
Mgr. Leandro Maria Alves, Pr ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan Baucau Timor Leste, Jumat 21 Juli 2023. Dom Leandro adalah alumnus Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang angkatan V. 

Bahkan, persaudaraan dan kekeluargaan pun terbawa lagi saat beramai-ramai menaklukkan bebatuan tajam dengan palu dan linggis.

Bahkan nuansa fraternitas terbawa juga sampai di "Lapangan Merah Matani" tatkala para frater berjibaku mengejar bola di lapangan yang kini sudah berubah rupa dikelilingi tembok-tembok rumah yang megah.

Jangan dibayangkan 33 tahun silam seperti saat ini, karena waktu terus berubah dan manusia pun berubah di dalamnya. "Tempora mutantur, et nos mutamur in ilis"

Penfui tidak seramai saat ini. Masih "kampung". Hanya ada satu jalur mulai dari Bundaran Penghijauan hingga Bimoku. Belum ada perumahan padat seperti sekarang.

Hanya ada Kampus Universitas Nusa Cendana dan STIM. Sementara Kampus Unwira masih berupa tembok-tembok dan tiang-tiang yang berdiri satu per satu.

Biara yang ada pun hanya Santo Mikhael, Biara OCD, Biara Claretian dan Biara RVM. Dan para penghuni biara itu pun mendapat asuhan mata kuliah di kampus Fakultas Filsafat Unwira yang sangat tandus di antara wadas.

Lalu, mengapa Penfui? Pertanyaannya sederhana, mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Seminari Tinggi Santo Mikhael?

Saya mencoba menukik lebih dalam, dan memberikan aksentuasi khusus tentang kami, tentang angkatan kelima STSM.

Angkatan kelima datang dalam jumlah yang cukup banyak. Waktu itu Seminari Tinggi serasa penuh karena kami terbagi dan memenuhi ruang-ruang unit yang ada, bersama angkatan pertama, kedua, ketiga dan keempat.

Kami hidup berdampingan dalam satu unit dengan teman-teman dari Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua, Keuskupan Weetebula dan Keuskupan Dili.

Kami terbagi sama rata, sehingga kami saling mendengar dan taat. Sebagai calon imam kami mulai belajar nilai-nilai ketaatan.

Karena jumlah kami banyak, sehingga setiap kali ada acara, setiap ada hajatan antar angkatan, kami cukup diandalkan dan bahkan menjadi satu kekuatan tersendiri. Dan itu berlangsung selama 4 tahun, kurun waktu 1995-1999.

Di tahun-tahun itu, seakan jadi pembuktian bagi kami untuk menunjukkan identitas yang sesungguhnya sebagai mahasiswa calon imam atau calon imam yang mahasiswa.

Setelah berkutat setahun dengan olah rohani dibarengi olah fisik di tahun orientasi rohani, kami dihadapkan pada realitas yang berbanding terbalik.

Baca juga: Uskup Terpilih Baucau Timor Leste, Mgr Leandro Alves: Jaga Selalu Kekompakan dan Persaudaraan

Harus bergulat dengan diri sendiri, mengatur waktu untuk belajar sendiri di samping mengikuti aturan-aturan asrama seminari yang "semi ketat" dan sedikit "kaku".

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved