Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 17 Juli 2023, Damai vs Pedang

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Damai vs Pedang.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Senin 17 Juli 2023 dengan judul Damai vs Pedang. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Damai vs Pedang.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 1: 8-14.22, dan bacaan Injil Matius 10: 34-11:1.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 17 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam hidup kita pasti mengalami kontradiksi antara satu hal dengan hal lainnya yang kita jalani dalam waktu yang hampir bersamaan.

Hal yang kontradiksi itu selalu menimbulkan perang atau konflik yang tak terhindarkan. Semua hal yang kontradiksi itu selalu membawa konflik yang mau tidak mau kita harus tetap jalani karena memilih satu dari yang saling kontradiksi itu berarti selalu siap untuk menerima konsekuensinya.

Kita pun diberi kesempatan untuk berpikir harus memilih yang mana. Tanggung jawab pribadi yang akan dikedepankan ketika kita sudah memilih di antara satu dengan yang lainnya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 17 Juli 2023, Hidup yang Benar-benar Merdeka di Dalam Allah

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Janji Allah kepada Abaraham, Ishak, dan Yakub sudah mulai terpenuhi. Ketika anak-anak Yakub sudah berkembang begitu pesatnya menjadi sebuah bangsa yang besar dan tak terasa, jumlah mereka sudah lebih dari penduduk Mesir sendiri.

Dalam konteks ini, Kitab Keluaran mencatat dengan sangat baik bahwa janji Allah yang membuat bangsa itu menjadi bangsa besar telah menjadi nyata.

Kitab Keluaran memberikan informasi bahwa bangsa Mesir sudah mulai ketakutan karena jumlah orang Israel semakin hari semakin bertambah walaupun mereka sedang ditindas habis-habisan. Semakin ditindas semakin bertambah.

Tidak hanya itu, bahkan anak laki-laki dari kaum Israel itu dibuang ke sungat Nil agar bisa dihanyutkan dan bisa mati sia-sia.

Betapa orang-orang Israel mendapat perlakuan yang tidak adil dari penguasa bangsa Mesir.

Semakin banyaknya jumlah bangsa Israel pada saat yang sama menjadi sebuah ancaman baru bagi bangsa Mesir karena semakin banyaknya jumlah bisa menjadi bumerang untuk menyerang bangsa Mesir sendiri.

Penyiksaan dan penindasan kepada bangsa Israel semakin banyak dilakukan, tapi apa daya mereka semakin bertambah banyak.

Di sini kita belajar bahwa Allah tidak pernah mengingkari janjiNya untuk membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang besar dan bahkan semakin ditindas pun jumlah mereka semakin bertambah-tambah.

Itu semua terjadi karena Allah selalu menyertai bangsa itu karena janjiNya kepada Abraham, Ishak dan Yakub.

Kita kadang menjadi orang yang sering ditindas karena berbagai alasan.

Tetapi Tuhan tak pernah meninggalkan kita. Asalkan kita selalu setia kepadaNya.

Kita tak akan dengan begitu gampang mendapatkan apa yang kita inginkan. Siksaan dan tindasan bahkan usaha pembunuhan kepada kita sudah menjadi bagian dari bagian dari misi Allah sendiri.

Yang enak-enak saja dan tinggal yang instan saja dan tinggal petik hasilnya kayaknya tak akan diberikan Allah.

Bangsa Israel menjadi bangsa yang besar itu pun harus melalui 3 Bapa Bangsa dengan segala kesulitan mereka masing-masing.

Itu pun berlangsung dalam waktu yang sangat lama sekali.

Dan mereka tetap setia kepada Allah. Hasil dari kesetiaan itulah bangsa Israel menjadi bangsa yang besar.

Jika mau gampang, Allah bisa saja membuat bangsa itu besar sejak dari panggilan Abraham, tetapi Allah tidak melakukannya.

Masih ada begitu banyak hal yang harus dilewati.

Hal inilah yang diangkat oleh Yesus dalam Injil hari ini, “Jangan kalian menyangka bahwa aku membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya.”

Yesus dalam pengajaranNya kepada keduabelas muridNya ini menyatakan secara jelas bahwa DiriNya datang tidak membawa damai, tetapi pedang untuk memisahkan satu dengan yang lainnya.

Yesus sebenarnya mau menegaskan bahwa kehadiran diriNya ke atas bumi itu harus ditanggapi oleh masing-masing orang.

Dan jika semua yang menerima Yesus pada saat yang sama orang sekitar dia bisa menjadi musuhnya atau terjadi pertentangan.

Kalau bangsa Israel terpanggil sebagai sebuah bangsa dengan segala tantangannya, dan pada zaman Yesus, panggilan itu bersifat pribadi.

Dan setiap orang yang mau mengikuti Yesus sifatnya pribadi bukan kelompok.

Dan ketika telah mengakui Yesus, itu tidak berarti mendatangkan damai, tetapi bisa mendatangkan perpecahan dan konflik hanya karena namaNya.

Di sini motivasi mengikuti Yesus menjadi tantangan terbesar bagi setiap orang yang mau mengikuti Yesus dengan segala kelekatan manusiawian kita. Ikut Yesus siap lepaskan ikatan itu.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 16 Juli 2023, Firman Allah, Sabda Penuh Daya Cipta

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita. Pertama, setia kepada Allah adalah kewajiban kita yang telah dipanggilNya untuk mengikuti Dia.

Kedua, ikut Yesus bukan hal yang gampang-gampang saja, karena harus siap panggul salib dan sangkal diri.

Ketiga, kelekatan manusiawi kita selalu menjadi penghalang besar bagi kita untuk mengikutiNya.

Teks Lengkap Bacaan 17 Juli 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Senin 17 Juli 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Senin 17 Juli 2023. (Tokopedia)


Bacaan Pertama Keluaran 1:8-14.22

"Marilah kita bertindak terhadap orang Israel dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak"

Pembacaan dari Kitab Keluaran: 

Pada waktu itu tanah Mesir diperintah oleh raja baru yang tidak mengenal Yusuf. Berkatalah raja itu kepada rakyatnya, "Lihat, bangsa Israel itu sangat banyak, dan jumlahnya lebih besar daripada kita.

Marilah kita bertindak terhadap mereka dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak. Jangan-jangan, jika terjadi peperangan, mereka bersekutu dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari sini."

Maka pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas orang-orang Israel, untuk menindas mereka dengan kerja paksa. Mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.

Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembanglah mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. Maka dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat.

Mereka dipaksa mengerjakan tanah liat dan membuat batu bata. Juga berbagai-bagai pekerjaan di padang; ya segala macam pekerjaan dengan kejam dipaksakan oleh orang Mesir kepada mereka itu.

Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya, "Setiap anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani lemparkanlah ke dalam Sungai Nil. Tetapi anak-anak perempuan biarkanlah hidup."

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 124:1-3.4-6.7-8

Refr. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.

1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, -- biarlah Israel berkata demikian, jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.

2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!

3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap, jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil - Alleluya

Refr. Alleluya.

Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Bacaan Injil Matius 10:34-11:1

"Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang"

Inilah Injil suci menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali.

Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku.

Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar.

Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya."

Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved