Munaslub PKN

Anas Urbaningrum akan ke Cikeas, Makan Bakso di Depan Rumah SBY

Anas Urbaningrum mengaku dalam waktu dekat akan datang ke Cikeas, Bogor. Tapi bukan untuk bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono.

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.com/VITORIO MANTALEAN
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, dalam pidato penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub PKN di hadapan para kadernya, Sabtu 15 Juli 2023. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Anas Urbaningrum mengaku dalam waktu dekat akan datang ke Cikeas, Kabupaten Bogor. Tapi bukan untuk bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), melainkan ia hanya ingin makan bakso yang ada di depan kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

"Saya sama pak Pasek (Gede Pasek Suardika, red) merencanakan makan bakso Sukowati di Cikeas," kata Anas Urbaningrum usai menyampaikan pidato politiknya di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu 15 Juli 2023.

Anas memastikan, kedatangannya ke Cikeas itu bukan untuk bertemu SBY, namun hanya ingin bernostalgia menikmati bakso disana. "Ya yang penting makan bakso dulu nanti nostalgia nikmatnya bakso Sukowati," kata Anas Urbaningrum.

Bakso Sukowati adalah bakso langganan SBY dan keluarganya. Warung bakso ini berada tidak jauh dari gerbang Perumahan Puri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang merupakan kediaman SBY.

Meski belum ada rencana bertemu SBY, Anas Urbaningrum yang baru didapuk sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN mengatakan bahwa sebagai pimpinan partai dirinya mengaku tidak menutup komunikasi dengan siapa pun, termasuk dengan internal Partai Demokrat yang notabene tempat kelahirannya sebagai politikus.

Baca juga: Ketum PKN, Anas Urbaningrum: Partai Bukan Kepunyaan Keluarga

"Semua partai buat PKN tidak ada yang musuh. Karena itu kalau semua partai komunikasi itu hal yang wajar, tetapi intesitas komunikasinya seperti apa, titik temunya seperti apa, itu soal nanti," kata Anas Urbaningrum.

Namun, ketika disinggung nama SBY, Anas seolah belum mau untuk bersilaturahmi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut. "Begini, jadi silaturahim itu sesuatu yang baik, tetapi silaturahim itu juga tidak harus dipaksakan, silaturahim itu hal yang baik tapi itu juga tidak bisa dipaksakan waktunya, tempatnya kan begitu ya," kata Anas Urbaningrum.

Anas didapuk sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang dipilih secara aklamasi pada Jumat (14/7) malam.

Sebelumnya Anas Urbaningrum sempat vakum di dunia politik karena ikut terjerat dalam kasus korupsi proyek Hambalang saat dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Anas Urbaningrum dinyatakan bersalah dan menjalani masa hukuman selama 8 tahun penjara, setelah Mahkamah Agung (MA) memotong masa tahanannya dari 14 tahun penjara. Anas Urbaningrum keluar dari Lapas Sukamiskin pada 11 April 2023.

Dalam pidato politiknya di Monas kemarin, Anas Urbaningrum sempat menyetil pihak-pihak yang ditudingnya telah melakukan kezaliman hukum kepada dirinya. Anas pun meminta mereka untuk bertaubat.

"Saya ingin katakan bahwa bagi yang pernah melakukan kedzaliman hukum bertaubatlah, bertaubatlah, tidak perlu minta maaf kepada Anas," kata dalam orasi politiknya yang ia beri judul 'Mahkota Hukum Adalah Keadilan'.

Baca juga: Setelah Ditetapkan Jadi Ketum PKN, Anas Urbaningrum Pidato di Monas Jakarta

Anas pun meminta pihak yang telah zalim tersebut tidak mengulangi perbuatannya kepada anak bangsa lainnya. Tak hanya itu, ia juga meminta pihak itu meminta maaf kepada Tuhan. "Itu bukan sesuatu bagi saya. Tetapi cara taubat baik jangan mengulangi lagi. Kemudian minta maaf pada yang menciptakan manusia. Menciptakan kita semua. Minta maaf kalau saya bergetar soal ini," jelasnya.

Anas tak membeberkan secara rinci siapa pihak yang disebutnya telah melakukan kezaliman hukum itu. Ia hanya menyatakan bahwa masalah ini menjadi hal yang mendasar dalam bernegara. Sebab baginya, mahkota hukum adalah keadilan yang juga telah dirancang para pendiri negara. "Karena itu hukum tidak boleh diperalat, hukum tidak boleh menjadi alat untuk menyingkirkan siapa pun.

Ia pun menyatakan kompetisi politik seharusnya dilakukan secara terbuka. Dia bilang, tidak boleh pihak tertentu memakai pihak lain untuk menjatuhkan orang lain.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved