Berita Nasional
Kolaborasi Insan Pendidikan Bumi Lancang Kuning Cegah Kampanye Negatif Sawit yang Terselubung
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 350 Guru dan Siswa/i dari 12 kabupaten/kota se-Riau yang berlangsung secara hybrid.
Penulis: Novianus L.Berek | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka
POS-KUPANG.COM,KUPANG- Provinsi Riau merupakan salah satu sentra produsen sawit dengan lahan perkebunan terluas di Indonesia, sehingga dukungan dan persepsi positif masyarakat Riau kepada sawit sangat penting untuk menjaga keberlanjutan perkebunan sawit di daerah ini.
Namun, sangat disayangkan bahwa pada tahun 2021 lalu, terdapat kampanye negatif terselubung soal Sawit pada materi ujian Sekolah Dasar di Kabupaten Kampar Riau.
Bahkan tidak hanya itu, peserta didik di Provinsi Riau yang notabene sudah hidup berdampingan dengan perkebunan kelapa sawit, ternyata masih memiliki pengetahuan yang minim tentang manfaat kelapa sawit baik dari aspek ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
Baca juga: Sawit Baik Menyapa Insan Pendidikan dan Peserta Didik di Provinsi Bali
Mengingat kenyataan bahwa isu negatif sawit di sekolah-sekolah juga muncul di daerah yang memiliki perkebunan sawit.
Sehingga, untuk mencapai tujuan promosi sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau untuk menyelenggarakan kegiatan Palm Oil EduTalk “Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tentang Kelapa Sawit” & Sawit @School: Sawit Sahabat Siswa pada 25 – 27 Juni 2023 di Kabupaten Pelalawan dan Kota Pekanbaru, Riau.
Baca juga: DPRD Riau Nilai Bupati Gadai Aset Pemkab Meranti Rp 100 M Sebagai Kejahatan Serius
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 350 Guru dan Siswa/i dari 12 kabupaten/kota se-Riau yang berlangsung secara hybrid.
“Semua tanaman itu punya akses untuk menyerap air, tapi tidak sebegitu jeleknya sawit itu menyerap air. Ayo insan-insan Pendidikan sawit, jangan hanya terima begitu saja kampanye hitam itu berlangsung. Jangan hanya kita menerima hasil penelitian yang sudah ada dari mereka, kita juga lakukan penelitian sebagai referensi lainnya,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Ir. Zulfadli dalam sambutannya sesuai press release yang diterima Kupang. Tribunnews.com pada Selasa 11 Juli 2023.
Baca juga: Pesparani Nasional 2022, Kontingen Provinsi Riau Berprinsip Lancang Kuning Berlayar Riau Melaju
Dikatakan Zulfadli, Provinsi Riau merupakan kiblat-nya sektor sawit Indonesia, lantaran 20 persen populasi sawit Indonesia atau sekitar 3,38 juta hektar ada di Riau dan dari 48 juta ton CPO yang dihasilkan Indonesia, sebanyak 9 juta ton berasal dari Riau. Tidak hanya itu, terdapat sekitar 285 PKS dan sekitar 272 kebun besar dan kebun kecil di Riau.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PGRI Provinsi Riau Dr. Muhammad Syafii S.Pd., M.Pd mengatakan “Guru mempunyai leading sector untuk image building pola pikir siswa/i untuk memperkuat sektor perkebunan kelapa sawit agar tidak ada lagi soal-soal evaluasi di sekolah yang ditanyakan dan dijawab bahwa sawit boros air dan lain sebagainya."
Baca juga: Tiga Pencuri Modus Kaca Mobil di Riau Didor Polisi, Wajah Bonyok, Pakai Kursi Roda
Lebih lanjut disampaikan Syafii, tak dapat dimungkiri mungkin memang ada perang bisnis terkait sektor sawit di Uni Eropa atau wilayah lainnya, namun karena Provinsi Riau merupakan sentra produsen sawit utama di Indonesia, seharusnya semua masyarakat termasuk Guru-guru berkontribusi lebih besar untuk menjaga sektor sawit ini.
Bahkan Syafii mengatakan bahwa, di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau terdapat SMK Kelapa Sawit Arsya Ganeeta Indonesia yang merupakan satu-satunya sekolah vokasi kelapa sawit tingkat SMK di Indonesia.
Hadir sebagai narasumber, Head of Corporate Communication Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling memaparkan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa minyak sawit menjadi pilihan yang lebih baik, di antaranya (1) Memiliki hasil terbaik dibandingkan tanaman minyak nabati lainnya, dan (2) Menggunakan lebih sedikit pestisida dan pupuk, (3) Menghasilkan pendapatan lebih tinggi dibandingkan komoditas lain yaitu 1,3 kali lebih banyak dari tanaman Karet dan 10,3 kali lebih banyak dari padi, (4) Membutuhkan lebih sedikit lahan untuk menghasilkan minyak setiap ton nya, membuka lapangan pekerjaan sebanyak 1,2 juta lapangan kerja (meningkat 170 persen) di tahun 2000-2015, (5) Tanaman tahunan dengan produktivitas yang stabil sepanjang tahun berdampak pada pendapatan yang stabil untuk para petani swadaya, (6) Minyak alami (non-transgenik), padat atau cair, tanpa hidrogenasi atau lemak trans, (7) Manfaat diet yang kaya Vitamin E dan karoten (Pro-Vitamin A), cocok untuk vegan (pengganti susu), kaya akan sumber asam lemak rantai menengah dan pendek.
Baca juga: Pesparani Nasional 2022,Video Viral Persiapan Kontingan Provinsi Riau Lomba Pesparani di Kupang
Lebih lanjut dijelaskan Wulan, terhadap pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), minyak sawit berperan pada SDG-1 (Tanpa Kemiskinan), SDG-2 (Tanpa Kelaparan), SDG-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG-4 (Pendidikan Berkualitas), SDG-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab), SDG-15 (Ekosistem Darat), dan SDG-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Sementara itu, CEO / Owner CV Rumah Tamadun, Hendra Dermawan menyampaikan, tidak hanya minyaknya saja yang dapat dimanfaatkan, ternyata limbah berupa lidi sawit juga dapat diolah menjadi produk bernilai guna dan bernilai ekonomi tinggi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.