Berita LL Dikti XV
LL Dikti Wilayah XV Dorong PT di NTT Lahirkan Output Produktif dan Menjawab Pasar Kerja
Mutu pendidikan haru diutamakan, jika output perguruan tinggi hanya menambah angka pengangguran juga akan menimbulkan masalah.
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Gerardus Manyela
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah XV mendorong Perguruan Tinggi (PT) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melahirkan output yang produktif dan mampu menjawab pasar kerja.
Hal ini disampaikan Kepala LL Dikti Wilayah XV, Prof.Dr. Adrianus Amheka,S.T,M.Eng pada Focus Group Discussion (FGD) Partisipasi Publik Private Partnership, “ Dalam Pangka Mendukung Mutu Pendidikan Tinggi di NTT” di lantai III Hotel Aston, Kupang, Jumat, 7 Juli 2023. FGD ini diikuti oleh pimpinan atau delegasi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), pimpinan atau utusan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi NTT dan media massa yang diwakili Harian Pagi Pos Kupang dan POS-KUPANG.COM.
Pimpinan atau delegasi BUMN dan BUMD serta OPD dan instansi terkait yang hadiri yakni, Bank Indonesia (BI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Pembangunan Daerah NTT (Bank NTT), Bukopin, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi, Bapelitbangda Provinsi NTT serta Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) NTT.
Menurut Prof. Dr. Adrianus Amheka,S.T,M.Eng, mutu pendidikan harus diutamakan. Jika output perguruan tinggi hanya menambah angka pengangguran juga akan menimbulkan masalah. Keberadaan perguruan tinggi di NTT, sangat erat kaitannya dengan demografi dan lapangan kerja atau dunia industri. Realita di NTT saat ini, orang atau penduduk produktif hijrah dari NTT karena kurangnya lapangan kerja. Hal ini merupakan tantangan yang perlu didiskusikan bersama untuk mendapatkan solusinya. Apalagi, NTT masih merupakan daerah yang masuk dalam kemiskinan ekstrem. Untuk diketahui persentase penduduk miskim ekstrem di NTT tahun 2022 mencapai 6,56 persen atau mengalami kenaikan 0,12 persen dari 6,44 persen pada tahun 2021. Dan, ini menjadi tanggung jawab Dikti dalam mendorong perguruan tinggi melahirkan output yang produktif dan mampu bersaing bahkan menciptkan lapangan kerja sendiri.
Baca juga: Meningkat 20 Persen Peserta dari 386 Perguruan Tinggi Ikuti Kompetisi Ide Bisnis Pertamina
Adrianus memaparkan kualitas angkatan kerja keadaan tahun 2021, dimana perguruan tinggi melahirkan 12,4 persen, SLTA/SMK 32 persen dan SMP,SD dan lainnya 56 persen. Pertumbuhan demografi dan perkembangan teknologi berdampak terhadap lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Untuk itu, Dikti terus mendorong perguruan tinggi di NTT agar melahirkan output yang produktif dan menjawab kebutuhan pasar. Ironisnya, masih ada mahasiswa di NTT yang tidak tahu email dan internet hanya dijadikan sarana bermain Tiktok, facebook dan lainnya.
Tantanggannya, kata Adrianus, bagaimana kita menciptakan lapangan kerja untuk berantas kemiskinan. Untuk itu, Diksti mengajak OPD terkait, BUMN,BUMD dan media massa untuk bersama-sama berdiskusi, mencari solusi untuk menjawab tantangan bonus demografi yang sudah mengkhawatirkan itu.
Dalam sesi diskusi yang dimoderatori, Dr.Deford Nasareno Lakapu,S.Sos,MM Kepala Bapelitbangda NTT yang diwakili Herson Yusuf mengatakan, saat ini Bapelitbangda sedang melakukan penelitian tentang budaya yang mempengaruhi tingkat pendidikan dan dirinya mengajak LL Dikti Wilayah XV untuk kerja sama dalam penelitian itu.
Rachmawati Kandola dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT mengatakan untuk peningkatan kualitas angkatan kerja di NTT, pihaknya memberikan pelatihan ketrampilan kewirausahaan dan di bidang perdagangan menyiapkan informasi pasar agar produk yang dihasilkan dapat dijual ke pasar dengan harga yang menguntungkan.
Bagaimana peran BUMN dalam partisipasi peningkatan kualitas output perguruan tinggi? Perwakilan Bank Indonesia (BI) menyampaikan, BI memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu tapi anaknya beprestasi. Dan, penerima beasiswa diberi pelatihan jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan sebagai bekal usai kuliah.
Salmon Kareth dari PT PLN mengatakan, pihaknya sudah mendiskusikan di instansinya terkait perguruan tinggi dan outputnya. Setiap mahasiswa magang dari fakultas teknik dan lainnya dari Undana diberi ruang seluasnya untuk melatih diri dan pihaknya mentransfer ilmu dan ketrampilannya.
Dari PT Telkom juga memberi ruang bagi mahasiswa yang magang di perusahaan itu dalam meningkatkan ketrampilan sebagai bekal usai kuliah. Kendalanya, penguasaan teknologi telekomunikasi belum efektif. Masih banyak mahasiswa yang menggunakan internet hanya untuk senang-senang, Tiktok, facebook, instragram dan lainnya, tidak untuk konten-konten terkait menumbuhkan kewirausahaan.
Pihak perbankan juga memberikan ruang yang lebar bagi mahasiswa untuk magang dan melatih diri. Namun masih banyak mahasiswa magang yang tidak kreatif, tidak berkomunikasi tapi lebih pada menjalaninya sebatas memenuhi tuntutan perkuliahan.

Branch Bussines Manajer (BBM) BNI, Ellent Lukas mengatakan, inovasi dan mutu pendidikan membutuhkan SDM yang beraklak, kompeten dan loyal. Bina Magang BNI merekrut output untuk dibina selama 3 tahun demi mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas.
Kendalanya, ada output perguruan tinggi yang tidak mampu berbicara di depan umum sehingga guru dalam seleksi penerimaan di BNI. Dia menegaskan, dalam rekrutmen karyawan BNI, diutamakan pelamar yang memiliki kemampuan berbicara, beraklak dan loyal. Dan, hal ini terkadang tidak dapat dipenuhi oleh output perguruan tinggi di NTT.
Di BNI ada program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan di NTT, termasuk pencegahan stunting dan dukungan terhadap program Indonesia Pintar kerja sama dengan perguruan tinggi dan duani industri. BNI juga menyiapkan KUR dengan bunga ringan 6 persen pertahun atau tidak sampai 1 persen perbulan.
Demikian juga Bank NTT yang menyiapkan skema kredit pembiayaan untuk mahasiswa. Bank NTT telah MoU dengan perguruan tinggi di luar NTT untuk mahasiswa asal NTT yang kuliah di luar.

Bank Tabungan Negara (BTN) seperti disampaikan Galih Hatiyanto telah menjalin kerja sama dengan Undana dan Poltek untuk transaksi perkuliahan, beasiswa dan menerima mahasiswa magang, menyiapkan literasi keuangan untuk mahasiswa dalam bentuk seminar. Selain itu ada CSR serta KPR bagi para dosen.
Hal yang sama juga dilakukan BRI. Fachri Ismail yang mewakili pimpinan mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Undana, Poltek dan Universitas Muhammadyah dalam penyaluran beasiswa agar mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah dengan baik. BRI juga menyiapkan CRS untuk memperlancar aktivitas perkuliahan, juga magang bagi mahasiswa jurusan ekonomi dan bisnis.
Hal yang sama juga dilakukan Bukopin dan Bank Mandiri. Di Bukopin seperti disampaikan Magdalena, memberikan ruang magang selama tiga bulan, kerja sama terkait transaksi keuangan kampus dan pembiayaan sarana pendidikan. Sedangkan Bank Mandiri selalu mempersiapkan kaderisasi agar pimpinan bank adalah putra NTT.
Hal ini juga dilakukan PLN yang memrioritaskan tenaga kerja asal NTT dalam setiap formasi dan memberikan ruang terbuka untuk magang . Semua ini bermuara pada peningkatan kualitas output dan angkatan kerja.
Di KPP Pratama Kupang ada program go to campus sebagai wadah sosialisasi pajak bagi mahasiswa. KPP Pratama juga menerima mahasiswa magang tapi kenyataannya mahasiswa magang bingung apa yang harus dikerjakan dan tidak proaktif bertanya. Untuk itu perlu ditanamkan mentalitas pengusaha, bekerja keras dan tidak menyerah.
Baca juga: Noni Nitbani, Mahasiswa Politani Negeri Kupang Magang ke New Zealand
Ketua Kadin NTT, Boby Liyanto yang membawakan materi, “Peran Kadin Dalam Mendorong Kerja Sama Pemerintah dan Swasta”, mengatakan dirinya baru kembali dari Australia menghadiri pertemuan bilateral dua negara penentu masa depan dunia, dimana Indonesia sebagai negara penghasil nikel dan Australia penghasil litium sebagai bahan dasar pembuatan baterai sebagai sumber energy terbarukan yang ramal lingkungan.
Dirinya juga telah menandatangani MoU investasi UMKM La Moringa prodag Kupang yang dibuka di Australia. Ini peluang yang perlu ditangkap oleh output perguruan tinggi di NTT.
Untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, Kadin NTT punya program Kadin go to campus . Kadin mengirim pembiacara yang berkompeten di bidangnya jika dibutuhkan pihak kampus. Kampus Merdeka adalah momentum terbaik untuk mahasiswa belajar di dunia kerja.
Kadin NTT juga menyekolahkan anak NTT ke Jerman, di sana mahasiswa belajar sambal bekerja dengan biaya yang sangat murah hanya Rp 35 juta untuk belajar bahasBahasaan. Di Jerman mereka sudah difasilitasi tempat kerja, penginapan dan makan minum. Di Jerman, mereka belajar 2 hari, praktek 3 hari . Kalau mau jadi chef langsung belajar dari awal, mungkin dengan mengelap piring dan bisa sampai asisten.
Baca juga: Unwira Kupang Gelar Bimtek Dukung Kemudahan Layanan Izin Belajar Mahasiswa Asing
Program ini didukung penuh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bank NTT. Saat ini sedang dipersiapkan 40 orang angkatan pertama yang akan dikirim dalam waktu dekat. Dan, Kadin mengawal sampai ke Jerman.
Bagi perguruan tinggi yang mahasiswanya ingin magang di perusahaan swasta, Kadin Kadin siap mengkoneksi ke bidang tersebut. Kadin NTT juga koneksi dengan dunia kerja melalui basar lowongan kerja secara bersama. Ini pernah dilakukan dengan perhotelan.
Pemimpin Perusahaan Harian Pos Kupang, Margareta Iin Wayuningrum yang mewakili media massa mengajak LL Dikti dan BUMN, BUMD serta OPD terkait lainnya untuk bekerja sama dalam menyebarluaskan informasi-informasi terkait dalam peningkatan kualitas output perguruan tinggi . Pos Kupang selalu menerima mahasiswa magang baik dari jurusan komunikasi, pemasaran dan lainnya.(*)
Ikuti Berita Pos-Kupang.com Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.