Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Juli 2023, Menghargai Setiap Peristiwa yang Kita Hadapi
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Menghargai Setiap Peristiwa yang Kita Hadapi.
Kontemplasi
Orang-orang Yahudi terlalu menyibukkan diri berpegang pada tradisi nenek moyangnya sehingga tidak bisa lagi melihat kehadiran Yesus yang menyelamatkan.
Bagi Yesus, kehadiran diriNya di dunia ini merupakan suatu ungkapan belas kasih Allah untuk manusia. Yesus tidak menghendaki agar kehadiranNya dihubungkan dengan ritualisme hidup agama yang formalistis saja, tetapi tidak mempunyai wibawa rohani yang mampu mempengaruhi kesaksian hidup sehari-hari.
Dalam hidup bermasyarakat, terkadang kita pun demikian. Kita berpegang pada tradisi lama dan tidak mau berubah atau melihat hal-hal baru. Ada kecenderungan merancang dan menghidupi aturan-aturan ritual yang mendetail.
Doa
Ya Tuhan Yesus, bantulah aku agar senantiasa percaya kepadaMu walaupun aku tidak melihat mukjizat yang Engkau kerjakan. Jadikanlah aku orang yang percaya kepadaMu dan setia kepada imanku. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Sabtu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Teks Lengkap Bacaan 8 Juli 2023

Bacaan I: Kejadian 27:1-5.15-29
Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung.
Pembacaan dari Kitab Kejadian:
Ketika Ishak sudah tua, matanya telah kabur,
sehingga ia tidak dapat melihat lagi.
Pada suatu hari ia memanggil Esau, anak sulungnya,
dan berkata kepadanya, "Anakku."
Sahut Esau, "Ya, bapa."
Berkatalah Ishak,
"Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu kapan akan mati.
Maka sekarang ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu.
Pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang.
Olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari.
Sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan,
agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati."
Tetapi Ribka mendengarnya
ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya.
Setelah Esau pergi ke padang gurun memburu seekor binatang
untuk dibawa kepada ayahnya,
Sementara itu, Ribka mengambil pakaian yang indah
kepunyaan Esau anak sulungnya,
yang disimpannya di rumah.
Disuruhnya Yakub, anak bungsunya, mengenakan pakaian itu.
Kedua belah tangan Yakub serta lehernya yang licin
lalu dibalut dengan kulit anak kambing yang telah ia sembelih.
Lalu ia memberikan makanan yang enak
dan roti yang telah diolahnya
kepada Yakub, anaknya.
Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya
serta berkata, "Bapa!"
Sahut ayahnya, "Ya, anakku. Siapakah engkau?"
Kata Yakub kepada ayahnya, "Akulah Esau, anak sulungmu.
Aku telah melakukan, seperti yang Bapa katakan kepadaku.
Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini.
Lalu berkatilah aku."
Lalu Ishak berkata kepada anaknya,
"Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!"
Jawab Yakub,
"Karena Tuhan Allahmu membuat aku mencapai tujuanku."
Lalu kata Ishak kepada Yakub,
"Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau,
apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."
Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata,
"Kalau suaranya, suara Yakub; kalau tangannya, tangan Esau."
Jadi Ishak tidak mengenal dia,
karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya.
Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya,
"Benarkah engkau ini anakku Esau?"
Jawabnya, "Ya!"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.