KKB Papua
Takut Diserang KKB Papua, Warga Koroptak Pilih Mengungsi ke Gereja Yehuda, Begini Kata Kapolda
Sekelompok masyarakat di Kabupaten Nduga memilih mengungsi ke hutan karena takut diserang Kelompok Kriminal Bersenjata yang saban hari berkeliaran.
POS-KUPANG.COM - Sekelompok masyarakat di Kabupaten Nduga memilih mengungsi ke hutan karena takut diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang saban hari berkeliaran di daerah itu.
Masyarakat yang mengungsi itu sebanyak 63 orang. Mereka adalah warga Koroptak, Kabupaten Nduga. Saat ini mereka memilih mengungsi ke Distrik Kenyam. Saat sedang menempuh perjalanan melalui hutan belukar, mereka akhirnya dibantu oleh satuan TNI Polri yang melintas di tempat itu.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri membenarkan adanya fakta tersebut ketika dikonfirmasi awak media baru-baru ini. "Benar, warga ramai-ramai mengungsi untuk menghindari ancaman KKB Papua," ujarnya.
Dikatakannya, puluhan warga itu sudah dibantu aparat TNI Polri untuk diungsikan ke Kampung Kendibam, Distrik Kenyam. Warga menuturkan bahwa mereka takut diserang KKB Papua.
"Setelah diganggu beberapa kali, warga merasa takut sehingga akhirnya memilih untuk mengungsi," kata Irjen Mathius.
Keputusan warga untuk mengungsi, lanjut Mathius D Fakhiri, kerap dilakukan oleh warga yang sering didatangi KKB Papua. Pasalnya, mereka kerap diganggu bahkan disertai ancaman.
Ancaman-ancaman itu terkait erat dengan bantuan makanan. Makanya warga memilih mengungsi agar tidak memberikan bantuan makanan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata tersebut.
"Kami juga minta agar warga itu dibawa ke Kenyam, ada yang lebih dekat ke Wamena. Kalau dekat dengan Lanny Jaya maka dibawa ke Kuyawage. Warga itu memilih menghindar supaya tidak memberi bantuan makanan ke KKB," ujarnya.
Baca juga: Satgas Damai Cartenz Ungkap Kabar Terbaru: Yang Ancam Bunuh Pilot Susi Air Bukan Egianus Kogoya
Aparat Polri dan TNI, lanjut Kapolda Papua, senantiasa memberikan jaminan keselamatan kepada seluruh masyarakat, apalagi yang berkaitan langsung dengan kelompok separatis tersebut.
Dikatakannya, untuk wilayah Kabupaten Nduga, tindakan yang dilakukan komplotan Egianus Kogoya sangat meresahkan. Padahal warga Koroptak adalah bagian dari keluarga Egianus Kogoya.
"Kalau mengancam saudara-saudaranya sendiri, itu sudah sangat keterlaluan. Masa saudara sendiri kok diganggu?" ujar Kapolda Fakhiri.
Untung Dijemput TNI-Polri
Secara terpisah, Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewan mengungkapkan suka duka warga yang memilih mengungsi agar terhindari dari tindakan anarkis KKB Papua.
Dia mengatakan, warga desa itu mengambil tindakan nekat dengan berjalan kaki selama 4 hari lamanya. Mereka meninggalkan kampung halamannya di Distrik Koroptak dengan berjalan kaki menuju Gereja Yehuda di Distrik Kenyam.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya warga itu dijemput oleh tim gabungan TNI-Polri di Kampung Kendibam. Saat itu haru mulai malam, sekitar pukul 18.05 WIT.
Bahwa setelah prajurit TNI Polri tiba, warga itu kemudian dibantu naik ke kendaraan untuk selanjutnya di bawa ke lokasi yang aman
"Setelah sampai di kampung Kendibam, masyarakat pengungsi itu akhirnya dievakuasi menggunakan kendaraan yang sudah disiapkan," kata Rio Alexander, Sabtu 1 Juli 2023.
Setelah tiba di tempat yang disiapkan, lanjut Kapolres Nduga, masyarakat sempat diperiksa kesehatannya oleh tenaga medis. Pemeriksaan kesehatan itu berlangsung di Mapolres Nduga.
Selain itu, katanya, masyarakat juga disuguguhi makan malam. "Jadi, setelah diperiksa kesehatan, para pengungsi itu kemudian dijamu makan malam," tuturnya
Ketika disingung tentang rincian warga yang mengungsi tersebut, Kapolres Rio Alexander Panelewan pun mengungkapkan bahwa yang mengungsi ke Gereja Yehuda, Distrik Kenyam sebanyak 63 orang.
Dari jumlah tersebut, katanya, pria dewasa berjumlah 11 orang, perempuan dewasa sebanyak 14 orang, anak laki-laki sebanyak 19 orang, anak perempuan sebanyak 10 orang dan 9 lainnya masih balita.
Baca juga: Jokowi Bicara Pembebasan Pilot Susi Air: Kita Terus Berusaha Negosiasi dengan KKB Papua
Saat ini warga masih memilih mengungsi. Mereka belum mau kembali ke kampung halamannya karena takut akan ancaman dan teros yang dilakukan KKB Papua.
Sikap masyarakat itu, lanjut dia, tentu baik adanya. Karena dengan cara tersebut, mereka tidak lagi memberikan bantuan makanan kepada kelompok kriminal bersenjata itu. Selain itu mereka juga tak lagi hidup dalam ketakutan karena seringnya KKB Papua menebar ancaman kepada masyarakat. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.