Berita NTT
UCB Berencana Kirim Perawat ke Jepang
Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang berencana mengirim tenaga perawat ke Jepang.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang berencana mengirim tenaga perawat ke Jepang.
Para perawat akan bekerja sebagai home care atau bekerja di panti jompo bahkan di rumah sakit.
"Dalam tahun ini, kami targetkan sudah ada yang bisa dikirim ke sana," kata pemilik UCB Abraham Liyanto di Kupang, Selasa, 27 Juni 2023.
Sebelumnya, pada Kamis, 22 Juni 2023 lalu, Abraham menerima pimpinan PT Incollex asal Jepang Yusuke Furumi di kantor DPD RI, Jakarta. Perusahaan Yusuke akan memberikan pelatihan dan kursus bahasa Jepang. Perusahaan Yusuke juga akan mengurus administrasi para pekerja, khususnya perawat yang berangkat ke Jepang.
Baca juga: Sukarelawan Ganjar Adakan Bedah Buku Nobar Film Bersama BEM UCB Kupang
Sementara pada awal Juni ini, UCB telah lakukan penandatanganan kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) dengan PT Apri asal Jepang.
Perusahaan ini memiliki pantai jompo dan akan menerima perawat lulusan UCB.
Penandatangan MoU dilakukan antara Presiden Direktur PT Apri Jumpei Miyake dengan Rektor UCB Frans Salesman.
Baca juga: Dosen FKM UCB Kupang, Vinsen Making Tegaskan Formalin Bukan Pengawet Makanan
Terkait pembicaraan dengan Yusuke pekan lalu, Abraham menjelaskan telah menyepakati bahwa sebelum dikirim, para perawat akan belajar bahasa Jepang antara tiga sampai enam bulan.
Pelajaran akan dilakukan di Kupang yang bekerja sama dengan tim dari Jepang. Setelah dirasa mampu berbahasa Jepang dan paham akan budaya Jepang, baru akan dikirim.
"Kami telah memiliki laboratorium bahasa dengan mengajarkan empat bahasa, yaitu Inggris, Jepang, Cina dan Jerman. Ini untuk mendukung pegiriman mahasiswa keluar negeri," ungkap Abraham.
Baca juga: Asesor Pusat Visitasi Prodi Teknik Sipil UCB Kupang
Dia menegaskan, dalam jangka panjang, UCB akan buka kelas bahasa sejak semester satu. Kelas bahasa sesuai kesediaan laboratorium yaitu Inggris, Cina, Jepang dan Jerman. Dengan model itu, diharapkan para mahasiswa sudah bisa memilih negara yang menjadi tujuan sejak semester satu.
Anggota DPD RI tiga periode ini menyebut saat ini, ada dua skema penempatan Pekerja Migran Indonesia ke Jepang. Pertama, skema IJEPA (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement), di mana penempatan Pekerja Migran Indonesia ke Jepang sebagai Perawat dan Perawat Jompo. Pelaksanaan penempatan Pekerja Migran Indonesia dilakukan oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/BP2MI.
Baca juga: UCB Kupang Jalin Kerja Sama dengan UMJ, Diagendakan Akan Dibuka S2 Keperawatan
"Skema pertama ini G to G atau antarpemerintah. UCB akan gunakan skema ini juga berupa kerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui BP2MI," jelas Abraham.
Skema kedua, lanjut Abaraham, adalah model SSW (specified skilled worker) di mana penempatan Pekerja Migran Indonesia ke Jepang sebagai Perawat Jompo. Pelaksanaan penempatan Pekerja Migran Indonesia dilakukan oleh Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia/P3MI.
Baca juga: Hadapi Era 5.0, UCB Kupang Selenggarakan Kuliah Pakar
Dalam skema kedua ini, sifatnya B to B atau antara lembaga swasta. Yang penting, lembaga yang terlibat kerja sama sudah punya izin resmi dari negara masing-masing.
"Kerja sama dengan perusahaan-perusahaan asal Jepang mengambil skema kedua ini karena B to B. Perusahaan Apri atau Incollex adalah dua lembaga resmi yang diakui pemerintah Jepang," tegas mantan Ketua Kadin Provinsi NTT ini.
Dia mengaku pihaknya pernah mengirim tenaga kerja ke Jepang tahun 2007 lalu. Saat ini, sudah ada beberapa yang sukses dan menetap di Jepang. Mereka mendapat gaji puluhan juta sebulan.
"Mereka memberikan testimoni dan mereka kirim ke saudaranya di kampung. Mereka cerita keberhasilan kerja di Jepang. Sekarang mereka mengajak saudara-saudaranya untuk ikut ke Jepang," sebut Abraham.
Namun, dia menegaskan pengiriman tenaga kerja waktu itu bukan lewat UCB tetapi melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang dia bangun sebelum menjadi anggota DPD RI. Karena sebelum UCB berdiri, BLK itu yang mendidik masyarakat NTT.
"Kampus UCB yang ada sekarang adalah bekas BLK. Karena banyak mafia dalam pengiriman TKI ke luar negeri, akhirnya saya tutup. Kemudian buka sekolah hingga kampus," kenang Abraham.
Baca juga: Kapolda NTT Bangun Karakter Mahasiswa Baru Universitas Citra Bangsa atau UCB
Dia menyebut perusahaan pengiriman TKI yang dimilikinya masih ada hingga saat ini. Namun, sejak BLK ditutup, dia tidak aktif lagi mengirim tenaga kerja.
Jika kerja sama dengan PT Apri dan Incollex berjalan baik maka akan dihidupkan lagi. Jika sudah aktif, akan memudahkan pengiriman tenaga perawat lewat skema B to B.
"UCB akan menjadi tempat perekrutan utama. Karena mereka sudah lulus kuliah. Kemudian belajar bahasa Jepang. Makanya sangat mudah, " tutup Abraham. (*/pol)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS