Kuliner NTT
Kuliner NTT, Makan Ubi Rebus dan Minum Kopi Pahit, Mengenang Wartawan Suka Utang di PT Telkom Belu
Kuliner NTT, Makan Ubi Rebus dan Minum Kopi Pahit, Mengenang Wartawan Suka Utang di PT Telkom Belu
Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
Kuliner NTT, Ubi Rebusvs Kopi Pahit Arabika Timor Kenangan Indah Wartawan Utang di PT Telkom
POS-KUPANG.COM - Tak kenal maka tak sayang. Kata filosofi penuh makna ini jadi pintu pembuka kitong sarapan pagi sahabat kuliner ntt.
Sarapanpagi sambil mengenang masa masa indah saat masih bergerilya di lapangan mencari berita sebagai kuli tinta.
Sambil ,,,,,,, pikiran kembali membuka memori di otak.Kadangkitong senyum sendiri mengenang masa -msa indah menjadiseorang jurnalis tulen dan bukan jadi wartawan istan seperti skarang ini.
Sekarang semua serba mudah dan instan, dolu belum ada mbah google dan ketik berita masih pakai mesin tik merek brother yang selalu ada di meja kerja. Dan bukan pakai komputer.
Sambil makan ubi rebus di meja makan dengan secangkir kopi pahit, mata menerawang jauh dan ingatan kembali ke masa lampau walau banyak yang su mulai lupa karena mulai tergerus waktu. dan zaman.
Scuil kisah perjalanan jurnalistik masa lampau kembali bergulir di otak, mengenang masa indah saat dilapangan selama 2 taon di wilayah tugas Kabupaten Belu.
Saat itu, Malaka belum menjadi wilayah otonom sebuah kabupaten baru, tapi masih jadi sebuah kecamatan gabung dengan Belu, yakni masih berupa wilayah Kecamatan Mlaka Barat dan Malaka Timur.
Beta bergerak dari Kupang ke Atambua, Kabupaten Belu dengan Bus Paris Indah menjelang natal di bulan Desember taon 1995.
Injak kaki sudah malam hari di depan Hotel Liurai - Kota Atambua Kabupaten Belu sekitar pukul 19.30 Wita.
Hotel ini berada di depan Lapangan Umum Kota Atambua, ato dekat Simpang Lima Kota Atambua, sebuah lokasi strategis di Kota Atambua.
Beta tiba deng maitua dan seorang anak yang masih kecil usia baru 2 taon, beta pung anak sulung nama Oliver Kevin Ndoen, ST
Sakarang beta pung anak Oliver Kevin su sarjana dan karja di PLN Wilayah Sulselrabar (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat).
Dia ditempatkan di Kota Kendari, cg UP2K PT PLN Wilayah Sulawesi Tenggara di Kota Kendari dan tangani listrik pedesaan di Provinsi Kendari.
Beta cuma berbekal sebuah mesin tik merk Brother dan sebuah kamera merk Kodak yang selalu beta bawa
Kamre Kodak taroh di tas kerja saat bertugas keliling wilayah Kota Atambua untuk meliput/mencari berita sampe ke desa desa.
Waktu itu zaman kepemimpinan Bupati dr. Servas Pereira, MPH yang jadi kapala daerah di Belu.
Beta kos di sebuah tempat kos terbuat dari bebak di wilayah Kampung Baru - Kota ATambua milik Opa Dimoe, seorang pensiunan TNi AD.
Di samping kamar kos beta ada tinggal/kos juga seorang wartawan, namanya om Asiel Soru, wartawan Harian Nusra (Nusa Tenggara).
Kitong dua kadang jalan sama sama pi liput berita ke Kantor Bupati, karena omAsiel Soru suka nunut di beta pung motor honda bebek 70 cc.
Ini motor honda bebek, beta pung kaka laki laki punya milik yang dia kasih pinjam kebeta saat beta mo pi Atambua.
Beta pung kaka laki laki, Ir. Nicolas Ndoen (alm) pensiun dari Setda NTT tapi lama tugas di Dinkes NTT.
Dia snagat tau beta susah dan sulitnya jadi seorang wartawan tanpa didukung alat transporasti.
Beta abis kaliling cari berita di wilaya Kota Atambua, abis langsung buat berita mengejar deadline di Mabes Pos Kupang di Kupang
Waktu itu, beta pung redaktur yakni om Benny Dasman (alm), dan juga pernah jadi redaktur daerah om Yulius Lopo (alm) yang meninggal dunia taon lalu di Papua- Irian
Nanti abis buat berita di mesin tik merk brother, kitong bawa ke Kantor PT Telkom yang ada di depan Lapangan Umum Kota Atambua.
Petugas di bagian fax sudah sangat hafal dan tau kitong pung tabiat, perilaku sampai jam kebiasan waratawan Pos Kupang dan juga wartawan Harian Nusra pung jam kirim berita pada sore hari.
Dan dong petugas PT Telkom Atambua ju su hafal kitong pung tanggal utang bayar fax berita.
Biasanya kitong suka utang kalo su minggu kedua setiap bulan berjalan.
Ini karena kitong su sonde ada uang laiiiii..;jadi mesti utang dulu di petugas PT Telkom Atambua.
Biasanya kalo utang, kitong datang kasih tinggal kerta berita fax di atas meja di Kantor Telkom sa..Abis petuag buat nota fax, kitong ame s abis sonde bayar tapi langsung pulang ke kos.
Nanti ini nota fax. kitong kumpul baru kitong kirim pake amplop via Kantor Pos ke Mabes HU Pos Kupang di Kupang.
Semua nota di proses untuk pergantian pengiriman berita yang kitong kirim.
Kadang kitong kumpul nota fax abis baru titip di konjak di Bus Paris Indah untuk nanti di antar ke Kantor Pos Kupang.
Juga foto foto, setelah difoto, kitong pi cuci cetak baru kirim via bus Paris Indah, ato lewat PT Pos.
Na yang paleng unik, kalo saat beta bikin/ketik berita, beta pung anak sulung Oliver Kevin Ndoen, ST suka duduk di samping mesin Tik merk Brother.
Jadi kalo beta ada bikin berita salah beta suka tips eks berita yang salah yang di alas deng kertas karbon.
Nanti beta pung anak yang bantu kasih kering ini tips eks.
Dia paham kalo beta su tiup ini kerta salinan kertas karbon, pasti ada tulisan yang salah.
Nanti beta pung anak sulung Oliver Kevin yang suka tiup sih sampai kering ini tips eks di atas salina kertas karbon.
Sakarang beta pung anak sulung su menikah dan tinggal di Kota Kendari.
Oliver Kevin kerja di PTL PLN Wilayah Kendari.
Jadi petugas Kantor PT Telkom ATambua su sangat hafal kitong pung wakttu utang bayar faks di Kantor PT Telkom Atambua.
Abis waktu itu, beta ke Atambua akhir taon 1995 deng gaji Rp 95 ribu, lalu sebulan setelah di ATamua baru gaji naek jadi Rp 125 ribu/bulan.
Jadi setelah bayar kos Rp 30 ribu per bulan, uang gaji sisa Rp 95 ribu yang harus dipakai irit oleh istri untuk sampai gajian tanggal berikut.
Ini ju penyebab kitong suka utang di PT Telkom Atambua dan kalo inga ini masa beta suka senyum sandiri mengenang masa lalu saat tugas di Atambua.
Tapi uang kos sonde bisa diutang dan harus bayar pas tanggal/harus tepat waktu.
Tuhan Yesu baeee.. biar gaji kici tapi kitong bisa kerja dan bertahan hidup, dan skarang su mo purna tugas di HU Pos Kupang.
Selamat menikmati ubi rebus dan kopi pahit arabica ala Ferry Ndoen, GBU , Jumat 23 Juni 2022. (fen).
Baca juga: Kuliner NTT, Minum Kopi Timor di KRI Multatuli, Wartawan Kompas Kena Tembak 4 Jurnalis Masuk Dili

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.